Extra Chapter

1.2K 89 30
                                    

Bunyi barang berjatuhan terdengar di dalam sebuah kamar yang bernuansa elegan.Ternyata, bunyi itu disebabkan oleh Levi yang bibirnya sedang di lumat dengan kasar oleh suaminya sendiri.

Karena ciumannya terlalu brutal membuat Levi reflek menyenggol barang-barang yang berada di meja.

Lenguhan terus menerus keluar dari sela-sela ciuman kedua pasangan sah itu. Eren menarik lebih dekat wajah Levi sehingga ia bisa menyentuh rongga mulutnya yang terdalam. Levi mencengkeram erat kaos pria tan itu dan kembali melenguh panjang.

Ciuman keduanya akhirnya terlepas, Levi terengah-engah dan mencoba mengatur nafasnya. Matanya yang sayu menatap lekat kedua emerald di depannya, membuat hati Eren tergerak.

" Apakah tidak apa-apa melakukannya sekarang? Aku takut Elios terbangun."

Eren tersenyum lebar, " Elios tidak akan bangun lagipula ini sudah tengah malam."

" Tapi—ekh...mnghh.."

Levi memekik tertahan saat lidah Eren menjilati lehernya, sensasi geli tetapi nikmat membuatnya menjadi terangsang lagi. Ia menggigit bibirnya dan membiarkan Eren leluasa menjelajahi leher jenjangnya. Semakin lama suasana menjadi panas, Eren sudah tidak tahan lagi untuk membuat Levi kacau.

Dengan gerakan lihai Eren melucuti semua pakaian yang dikenakan Levi hingga kulit mulusnya terpampang jelas di kedua matanya. Tanpa pikir panjang Eren mencium kulit itu hingga menimbulkan bekas kemerahan, tak lupa ia juga menggigitnya membuat tubuh Levi bergemetar.

Eren membalikkan tubuh Levi menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota di malam hari. Tepat tiga bulan setelah kelahiran Elios, Eren dan Levi memutuskan untuk pindah di dekat perkotaan karena alasan pekerjaan Eren. Rumah yang dimiliki mereka di perkotaan tak kalah jauh mewah dari rumah sebelumnya, bahkan Levi terlihat sangat nyaman tinggal di rumah baru.

Levi merasa malu sekaligus khawatir jika seseorang bisa melihatnya melalui kaca jendela. Namun Eren tahu, hal itu tidak akan terjadi karena kaca dari luar terlihat berwarna hitam sehingga sulit melihat apa yang terjadi di dalam.

" Aku merindukan desahanmu Levi..."

" Nghh Erenh.." ia mengerutkan keningnya saat Eren menjilati lubang analnya dengan gerakan sensual dan lihai.

Lidahnya bermain di sekitar pinggiran lubang dan memasukan tiba-tiba lidahnya ke dalam lubang membuat Levi spontan mendesah dan menggeliat.

" Ahh..."

Setelah puas bermain di lubang itu Eren meremas pantat bulat milik istrinya lalu memeluknya dari belakang. Ia mempersiapkan penetrasi dengan kedua jarinya, seperti biasa ia selalu ingin menggoda lubang itu hingga sang empu terengah-engah.

" Eren, berhenti...nhh.."

" Aku boleh memasukannya sekarang? "

" Yeah, lakukanhh..."

Tanpa pikir panjang Eren mengeluarkan miliknya dan memposisikan di lubang kecil milik Levi. Ia mendorong masuk perlahan, Levi spontan mendongakkan kepalanya keatas hingga bertubrukan dengan dada bidang pria brunette yang masih berusaha mendorong masuk juniornya.

" Aaghh! " Levi berteriak saat Eren berhasil sepenuhnya masuk.

Kedua tangan Eren beralih ke pinggang istri ravennya itu lalu mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan. Hembusan nafas hangat dari Levi menimbulkan embun di kaca jendela. Levi memejamkan matanya erat dan mencoba mengendalikan dirinya dari hantaman kenikmatan yang tiada kara.

" Ah..ah..mnnhh.."

Eren senang mendengar desahannya sehingga ia menambahkan kecepatannya. Bunyi becek bersamaan dengan nafas memburu memenuhi seisi ruangan. Atmosfir udara berubah semakin panas yang membuat kedua pasangan itu semakin tenggelam ke dalam nafsu.

PERVERT BOY - ERERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang