Eren membawa satu koper besar berisi penuh pakaian milik Levi ke bagasi mobilnya. Sedangkan Levi sedaritadi masih sibuk mengecek barang apa yang belum ia masukkan ke kardus. Eren mendekatinya dan membantunya memasukkan kardus yang telah siap ke bagasi
Setelah beberapa jam mereka berdua telah selesai persiapan. Sembari menunggu Levi yang masih sibuk mengunci setiap pintu rumahnya ia mengecek ponselnya dan membuka satu persatu pesan spam dari ibunya. Malas mengetik, Eren segera menelepon ibunya
" Ada apa bu? "
" Nak, apa kau masih tetap ingin tinggal di apartemen sendirian? "
" Ya bu, aku tetap akan tinggal di sana "
" Ibu sangat khawatir denganmu, apa kusuruh Mikasa tinggal bersama mu "
Eren merotasikan matanya, " Tidak..tidak perlu, lagipula aku sudah memiliki teman yang menemaniku "
" Ehhh siapa?! Kenapa tidak bilang ke ibu dari awal "
" Ya kan, orangnya juga baru mau tinggal sekarang "
" Nee~ kalau gitu besok ibu ingin berkunjung ke apartemen mu. Ibu ingin lihat teman mu itu "
" Baiklah, aku tutup teleponnya "
Tut
Eren kembali memasukkan ponselnya di sakunya. Ketukan kaca mobil terdengar, Eren menoleh padanya dan menyuruh Levi agar memasuki mobilnya
" Sudah beres semuanya? " Tanya Eren
Levi meliriknya sekilas, " Ya "
" Baiklah ucapkan selamat tinggal pada rumahmu itu "
Eren menancapkan gasnya dan melajukan mobilnya dengan perlahan. Levi menatap rumahnya dengan tatapan sendu sampai rumah itu tak terlihat lagi, menyadari rasa sedih darinya Eren memegang telapak tangan Levi dan merematnya
" Aku tahu rumah itu pasti meninggalkan banyak kenangan berharga bagimu.."
Levi menoleh kearahnya lalu melirik kedua tangan mereka yang menyatu, " Benar..banyak kenangan yang tertinggal bersama ibuku di sana "
" Simpanlah kenanganmu itu di dalam hatimu " ucap Eren dengan lembut
Levi mengangguk
.
.
.
" Kita sampai " ucap Eren, ia memberhentikan mobilnya di basement apartemennya setelah itu ia keluar terlebih dahulu membukakan pintu mobilnya untuk Levi
" Aku akan membawa kopernya "
" Tidak usah itu berat biar pengurus apartemen saja yang melakukannya "
" Kalau begitu aku akan bawa kardus saja "
" Baiklah, tapi satu saja " Eren membuka bagasi mobilnya lalu menyerahkan kardus yang paling kecil diantaranya kepada Levi. Setelahnya ia juga mengambil kardus yang lumayan besar, mereka berdua segera beranjak pergi menuju kamar milik Eren
Levi melihat-lihat sekitarnya sembari menunggu Eren yang beberapakali salah saat menekan tombol sandi kamarnya
" Astaga, kenapa salah " gumam Eren
" Kenapa lama sekali? "
" Sandinya...aku lupa "
Tatapan datar muncul di wajah Levi, " Kau masih muda seharusnya sel-sel otakmu masih segar dan tak mudah untuk lupa "
Eren sedikit panik, " Lalu bagaimana ini, apa kita harus tidur di luar?! Aaa aku tidak mau menjadi gembel "
" Tch tenanglah..apa kau baru-baru ini mengganti kata sandi mu? "
Mendengar itu Eren seketika ingat, " Benar, Ah Itu dia hari kelahiranmu! "
Wajah Levi berubah menghitam ia mendelik kearahnya, " Darimana kau mengetahui nya "
" Hanya dengan melihatmu saja aku mengetahui semuanya-awhh" Eren mengusap kepalanya yang dipukul Levi. Levi menghela nafasnya setelah puas memukulnya. Eren dengan lesu membuka pintu apartemennya
" Tadaima~"
Kardus-kardus ditumpuk dengan rapi oleh mereka dan di taruh di samping pintunya
" Baiklah yang lainnya biar petugas yang mengurusnya, aku akan memesan pizza dan juga minuman soda "
" Eren..ini masih pagi "
" Ayolah aku lapar ingin memakan itu "
Levi menatapnya marah, " Tidak boleh! Jika kau lapar aku bisa memasakan untukmu "
Mendengar itu ekspresi Eren berubah sumringah ia memeluk tubuh Levi dan menciumi pipinya hingga sang empu memunculkan rona tipis nya
" Baiklah jika kau yang memasak aku dengan senang hati memakannya "
" Tapi setelah semua ini beres "
Eren mengangguk pelan
Beberapa jam kemudian...
" Kau..serius, Eren? "
" Yeah aku baru ingat kalau hanya punya satu kamar " Eren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Levi memasuki kamar Eren dan melihat-lihatnya, ia menarik kopernya seraya memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari pakaian yang ditujukan oleh Eren. Setelah semuanya beres ia bertanya tempat dapur kepada Eren dan mulai memasak untuknya
" Eren! Ambilkan dua piring "
Eren yang sedang menunggu disofa berteriak menjawab perintahnya
" Ini piringnya "
Kepala Levi menoleh ke samping dan terkejut saat bibirnya di cium oleh Eren dari belakang. Dengan kesal Levi menjewer telinga Eren hingga memerah
" Jangan menciumku di saat yang tidak tepat! Kau membuatku jantungan " ucap Levi dengan kesal
" Aduh..aduh..iya-iya ampun, b-bisa kau melepaskannya "
" Ingat! Jangan menciumku seenaknya "
Eren ingin tertawa dan juga menangis, " Baiklah sayang "
Wajah Levi memerah seketika setelah mendengar perkataannya, ia memalingkan wajahnya kesamping lalu kembali melanjutkan aktivitas tertundanya, memberi lauk pauk pada piring mereka
" Seperti biasa masakanmu sangat lezat " Eren memakan masakannya dengan lahap
Levi tersenyum lega," Benarkah.. Syukurlah "
" Oh iya minggu depan sekolah kita akan mengadakan camping "
" Camping? "
Eren mengangguk mantap
" Kemana? " Tanya Levi
" Entahlah aku tidak tahu, apa kau akan mengikutinya "
Levi sangat menyukai camping jadi tentu saja ia akan mengikutinya
" Ya aku akan ikut, apa kau juga?"
" Tentu saja! Jika kau ikut maka aku harus ikut juga agar bisa bersamamu terus "
Levi menggerucutkan bibirnya
" Jangan memasang wajah seperti itu Levi aku takut akan memakanmu, sejarang "
" Ereenn!!
Tawa Eren pecah akibat eskpresi wajah Levi yang menurutnya sangat lucu. Dan makan pagi mereka dilanjutkan oleh beberapa candaan dan gurauan dari Eren yang membuat Levi kesal dan salah tingkah
.
.
.
Tbc
Jangan lupa vote dan komeen😗
KAMU SEDANG MEMBACA
PERVERT BOY - ERERI
Fanficmenceritakan kisah Eren sebagai pria yang sangat mesum sedang jatuh cinta kepada murid baru yang bernama Levi Akankah Eren berhasil membuat Levi itu jatuh cinta padanya? entahlah baik. yang ingin tahu kisahnya gimana silahkan baca yaa ⚠️⚠️ bxb ⚠️⚠...