Part 14

1.5K 131 86
                                    

" psstt...psstt Levi~"

Levi menjauhkan bahunya saat pria mesum dibelakangnya menggambar bentuk love di punggungnya dengan ujung bolpoinnya.

" Hei sudah selama seminggu kau mengabaikanku, bahkan saat dirumah kau tidak ingin tidur denganku." ucap Eren dengan manja

Levi mendecih kesal, semenjak kejadian datangnya Eren berbeda versi membuatnya marah, seenaknya saja memasukkan dua batang ke dalam lubangnya. Masalahnya ukuran milik mereka benar-benar jumbo. Beruntung dirinya selamat, bagaimana jika tidak? Bagaimana jika lubangnya tidak kembali mengetat, bukankah itu menakutkan. Levi tidak ingin mengalami hal seperti itu.

" Kau menyebalkan." ketus Levi, kembali fokus memperhatikan sensei

" Haaa apa salahku." rengek Eren, tak sadar jika suaranya terlalu tinggi membuatnya menjadi pusat perhatian. Levi merotasikan matanya.

" Eren! Jangan berisik disaat jam pelajaran, kau ingin dihukum lagi?" ucap Sensei, matanya menyala-nyala

" Hukum saja pak. Kalau bisa dijadiin babu sensei selama sebulan." usul Jean

" Oh iya, bukannya sensei selalu di tipu olehnya?" Hanji membenarkan kacamatanya lalu melirik Eren yang memasang wajah kesal.

" Di tipu apa?" ucap Sensei bingung, tapi tak lama kedua matanya melebar. Hanji terkikik geli

" Benar juga, Eren! Kau selalu menipu bapak, dulu kau bilang akan membelikan bapak mie ayam dua porsi." Sensei mengetuk-ngetuk sepatunya di lantai menatap bocah brunette itu.

" Nah nanti temui bapak di kantin, ingat mie ayam dua porsi." lanjutnya

Eren kelabakan, " Ta-tapi sensei~ ibuku mengurangi uang jajanku!"

" Oke, tambah satu porsi. Totalnya mie ayam tiga porsi."

" Sensei–"

" No no no tidak ada negoisasi." potong sensei cepat dan berbalik melanjutkan menulis di papan tulis.

Kedua mata Eren berkaca-kaca lalu menatap Hanji dan Jean dengan tajam. Ia mengumpati kedua makhluk jelmaan titan itu.

Jean dan Hanji yang duduk depan belakang bertos ria melihat Eren yang sengsara. Eren semakin kesal, pandangannya beralih pada punggung pria raven itu, menyangga dagunya dengan punggung tangannya.

" Huft padahal uang jajanku di pakai ibu buat arisan." gumamnya

°°°

" Hei hei kalian lihat Levi ku tidak?" tanya Eren ke seluruh penjuru makhluk di sekolah. Setelah berurusan dengan sensei rakusnya ia jadi kehilangan jejak pujaan hatinya, membuatnya merasa khawatir jika ia memergoki Levi berduaan dengan lelaki lain.

Para gadis yang diam-diam menyukai Levi menatapnya heran, " Levi mu? Sejak kapan dia menjadi pacarmu?"

" Cih jangan berkhayal bocah ingusan." sahut gadis satunya

Eren mengorek hidungnya dengan jari kelingkingnya lalu memperlihatkan kotorannya kepada para gadis yang langsung berteriak lebay.

" Katakan dimana Levi ku, atau kotoran ini akan menempel di wajah kalian."

" Eww menjijikkan! Jauhkan dari ku."

" Enak saja, mahal tahu kotoran hidungku! Jika dijual bisa buat beli mobil." ucap Eren sombong, mengangkat dagunya.

" Mobil apa?"

PERVERT BOY - ERERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang