BAB 1

385 55 0
                                    

[AU] WASTED NIGHTS

Kita tidak pernah merasa sangat tidak berdaya mengatasi rasa sakit, terkecuali ketika mencintai

—Sigmund Freud

๑۩۞۩๑

Loid tidak harus memulai kekacauan malam itu, yang mengakibatkan pembunuhan tersebut diketahui oleh Yor Briar.

Ketika mata gadis itu terbelalak tidak percaya dengan darah yang menggenang, ditambah pisau lipat yang menancap dada, Yor membatu di tempatnya, sambil menjatuhkan sesuatu yang barangkali bisa digunakannya sebagai senjata untuk memukul lawannya.

Setelah dipastikan lawannya tewas saat itu juga. Loid menyeret pria tak dikenal itu masuk ke dalam rumah Yor, sebelum itu, dia mengambil pemutih dan menyiramkannya di antara bercak darah yang berceceran, kemudian dia mencuci tangannya seperti biasa.

Tangan Yor bergetar, yang diletakkannya di atas pangkuannya. Saat dia duduk, dia masih mencuri-curi pandang ke arah mayat dengan aroma darah yang membuatnya mual, tetapi Yor masih tidak bisa pergi dari tempat duduknya. Ia tak mungkin masuk ke dalam kamar mandi di mana Loid berada. Sementara pria itu keluar dengan mengelap tangannya yang basah, dan wajahnya seolah tidak terjadi sesuatu padanya—membunuh seakan-akan menjadi hal yang biasa baginya.

"Apa kau ingin aku menceritakan sesuatu, Yor?" Yor mendongak, mulutnya hanya membulat, lalu kembali mengatup, sebaliknya Loid segera duduk di bagian kursi lain, tepat di depan Yor yang gemetar. "Itu sebabnya, bukan berarti kau bisa menguasai ilmu bela diri setingkat gadis-gadis di militer, kau akan terbiasa mencium bau darah."

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Forger."

"Ah, aku teringat seseorang. Hanya itu." Loid jelas sedang mencemooh Yuri Briar di alam baka. Kakak pria itu tidak akan terbiasa dengan hal seperti ini. Tapi Loid agaknya ngeri mengingat bagaimana Yuri tidak terima setiap Loid meremehkan semua tentang Yor ketika pria itu bercerita, dengan muka yang semakin tirus, dan pandangan yang memburam.

Loid kemudian melirik mayat yang tergolek tak jauh dari dia berada, kemudian berpindah ke arah Yor yang masih menunduk. "Kau tenang saja, aku akan membereskan semuanya tanpa tersisa."

"Bagaimana dengan polisi?" Yor bergetar, suaranya memelan. "Polisi akan datang kemari dan kita harus bilang apa? Apakah aku termasuk pembunuh? Aku akan masuk penjara. Adikku, dia pasti akan kesulitan karena masalah ini."

Tiba-tiba Loid berdiri. "Tunggulah, aku akan menjemput seseorang di depan rumahmu."

"Apa?"

Sebelum Yor dapat mencegah Loid untuk memasukkan orang asing ke rumahnya, pria itu sudah mempersilakan dua orang dengan tas golf yang amat besar masuk. Yor menganga tidak percaya, tetapi Loid menariknya untuk dipeluk, dan tidak sekalipun membiarkan Yor melihat proses pembersihan yang dilakukan oleh agen pembersih WISE.

Setelah semuanya bersih, Yor masih tidak mengerti mengapa semua ini terjadi padanya. Sebagai warga yang memiliki predikat baik, dia harusnya segera pergi ke kantor polisi terdekat untuk melaporkan kejadian malam ini. Namun, ketika Yor menatap mata Loid yang biru, dia tidak bisa melakukannya. Seluruh tulang-tulangnya menegang, ujung kaki dan tangannya semakin dingin karena ketakutan. Aku tidak boleh mati di sini. Seharusnya, aku bisa melawannya, tapi tak mampu bergerak.

"Baiklah, aku akan menjawab semua pertanyaanmu."

"Tidak ada... tidak ada yang ingin aku tanyakan."

"Benarkah, Yor?"

Yor menelan ludahnya. "Kau semudah itu membunuh pria itu? Apakah dia maling? Akhir-akhir ini aku dengar banyak orang mencurigakan berkeliaran di sekitar sini. Aku pikir... dia... orang aneh yang dibicarakan oleh mereka semua."

"Lalu?"

Dalam peringatan keras yang menancap di kepala Loid—terutama saat rekannya memberitahu, bahwa Yor tak harus mengetahui kematian Yuri atas penyerangan dan berbagai informasi sebagai saksi di malam penyerangan di Hongaria. Akan tetapi ketika tatapannya bertemu dengan Yor—setiap kali mereka berpapasan—Loid merasa iba, bahwa Yor tak mengetahui apa pun tentang adiknya yang sudah tiada.

Hatiku yang dingin tiba-tiba hilang dalam sekejap.

"Mulai sekarang aku tidak bisa membiarkanmu sendirian." Yor tertegun. "Akan ada banyak orang seperti itu yang datang. Baiklah, aku sepertinya perlu memberitahumu, aku datang ke sini atas perintah seseorang, untuk menjagamu. Ada serangkaian masalah yang tidak harusnya kau tahu. Sedikit saja mungkin penting dari semua itu, tapi ada saatnya korban tak perlu terlibat dalam konspirasi yang terjadi. Kau hanya perlu lakukan apa yang kauinginkan, sementara aku akan melindungimu di baliknya."

Yor tiba-tiba teringat pesan Yuri Briar, ditulis dalam surel yang dikirimkan bulan lalu, bahwa akan ada banyak kejutan-kejutan dan kejadian tak terduga yang bakal dialami oleh Yor nantinya, "tapi Kakak jangan khawatir, akan ada seseorang yang melindungi."

"Apa kau teman Yuri?"

Loid membisu.

"Dia memintamu untuk menjagaku? Apa kau bertemu Yuri? Di mana? Apa di Jerman? Hongaria?"

"Hongaria, saat dinas beberapa tahun lalu. Dia mengatakan padaku kalau dia punya Kakak perempuan, sementara dia harus bekerja, dan tidak bisa menjaganya."

Yor membungkam mulutnya. Tidak disangka-sangka, gadis itu langsung melupakan semua yang terjadi padanya dengan cepat saat Loid membicarakan Yuri Briar.

"Yuri memberitahuku, kalau dia tidak bisa setiap saat membalas pesanku, dikarenakan tempat kerjanya tak memungkinkan mendapatkan sinyal. Tapi, sekarang aku bisa tenang, karena bertemu dengan temannya di sini."

"Aku bukan temannya."

"Jika kalian bukan teman, kau tidak akan mungkin melindungiku sampai seperti ini. Lalu, apakah Yuri menyewamu? Apa kau bekerja sampingan sebagai pengawal?"

"Tidak. Aku pembunuh bayaran."

Yor terdiam, tetapi dia tidak keburu percaya. Namun, dia berpikir berulang kali, mungkin saja memang kenyataannya seperti itu mengingat Loid sepertinya bukan orang yang sembarangan membunuh orang lain. Tapi bagi Yor, mau yang mana pun itu—pembunuh bayaran atau pengawal pribadi. Loid semakin memesona di matanya.

Sadarlah, Yor, pria ini mengerikan. Yor berusaha menyadarkan dirinya sendiri agar tetap tenang, berpendirian kuat untuk tidak terkagum-kagum seperti tetangganya yang mungkin saja tak mengetahui siapa Loid Forger sebenarnya.

"Aku tidak bisa tenang menjagamu, memastikan kau baik-baik saja, jika kita tinggal secara terpisah."

"Apa maksudmu?"

"Bagaimana kalau kita tinggal bersama, Yor?" Yor meringis sebentar, sebelum dia mengibaskan kedua tangannya untuk menolak. "Aku tidak ingin kau menolak ide ini bila kau masih ingin tetap hidup, Yor."

"Apa kata tetangga nanti? Tiba-tiba kita harus tinggal bersama. Lagi pula, kau tetanggaku!"

"Aku sudah merencanakannya."

"Apa?"

"Aku akan membuat pintu yang menghubungkan rumah kita."

"Ha?"

"Maka dari itu, tidak perlu khawatir jika aku malam-malam berkunjung ke rumahmu, atau sebaliknya. Ya, aku tidak punya teman selama tinggal di Jepang, ini tidak masalah."

Pria ini... sudah pasti gila!

๑۩۞۩๑

BERSAMBUNG

WASTED NIGHTS [LOID X YOR]Where stories live. Discover now