[AU] WASTED NIGHTS
๑۩۞۩๑
Yor seperti gadis desa yang polos dan udik ketika baru sampai di Menara Otemachi yang berada di Chiyoda. Ia tak pernah ke sini, dan berpikir untuk apa datang ke tempat ini saat tidak punya uang?
Gedung perkantoran itu dipenuhi oleh restoran, hotel, tempat nongkrong yang menguras uang hanya untuk menikmati secawan teh atau secangkir kopi hitam. Harganya tidak main-main, tetapi dipenuhi fasilitas yang tak main-main pula, dan itu terlihat cukup masuk akal, belum lagi memancarkan dinamisme perkotaan dengan ketenangan yang mendalam, dibutuhkan hampir sebagian orang untuk menghancurkan penat.
Loid pergi sudah setengah jam lalu dan meninggalkan kartu hitam untuk membayar apa saja yang dibutuhkan Yor selama menunggu. Ia hanya memesan teh dingin, dan rasa lembut itu menjalar di dalam mulutnya sampai Yor berpikir untuk tidak meminumnya saking enaknya.
"Apa ada lagi yang Anda butuhkan?" seorang pelayan menghampirinya, mencoba membantu Yor dalam memesan sesuatu. Wajah kebingungan Yor membuatnya bergerak dengan sukarela.
"Tidak." Yor tersenyum malu, dia meletakkan kembali buku menu di samping cangkir tehnya, dan sebaiknya menunggu Loid di sana daripada mencicipi sesuatu yang membuat isi pikirannya dipenuhi oleh kata menghemat. "Meski aku punya cukup uang, tetap saja tempat ini bukan tempat yang akan aku tuju." Yor menggerutu pada dirinya sendiri ketika pelayan meninggalkannya.
Namun di dalam pertemuan yang dihadiri oleh Loid, dia melihat dua rekan kerjanya seperti Fiona dan Slyvia, menyodorkan kunci suite kepadanya, selain itu beberapa hal yang tak pantas Loid terima adalah pengaman. "Kalian gila?" Loid memekik kesal, tapi wajah menggoda Fiona dan Sylvia membuatnya makin naik pitam. "Apa yang kalian lakukan dengan ini? Aku tidak bermaksud menginap, kami langsung pulang."
"Kau membiarkan gadis itu menunggu? Pertemuan kita bahkan belum dimulai," kata Fiona. "Sebaiknya kau pergi antarkan dia ke kamar. Tenang saja, kamar itu sudah dijaga, dan dilengkapi oleh kamera. Tidak akan ada pembunuh bayaran yang berani menyelinap," Fiona menjelaskan. Ia tidak hanya bermaksud menggoda Loid, tapi dia juga punya tanggung jawab yang sama seperti pria itu. "Atau, kau ingin salah satu dari kita mengantarnya pergi?"
Ketika Fiona berdiri, Loid hanya terperangah, di sisi lain karena dia tidak dapat meninggalkan kursi panas itu sesukanya saat dia mendengar pimpinan WISE sedang menjelaskan sesuatu dari layar besar yang menghadap tepat di depannya. Namun bagi Fiona dan Sylvia, mereka sudah biasa untuk meninggalkan dan mendengarkan informasi yang disampikan lewat earbuds yang mereka kenakan.
Saat perjalanan tadi, Loid tidak tenang ketika Fiona memberikan berentetan foto tanpa henti, sebuah kamar hotel yang disiapkan oleh perempuan itu. Kabar tidak benar mengenai kedekatannya dengan Yor membuat Loid berkeringat dingin. Pria yang mendedikasikan hidupnya pada pekerjaan, hampir tidak memikirkan kehidupan setelah misi terakhirnya berakhir. Loid sepertinya belum siap, karena tidak dikiranya dalam waktu dekat, saat usianya baru menginjak pertengahan tiga puluhan.
"Keluarga Desmond dalangnya, memang siapa lagi yang harus disalahkan?" Franky membuka suaranya, sementara Loid lelah mendengar Franky berbicara. "Bukti terbaru yang dibawakan oleh agen kita yang lain, mengarahkan pada keluarga tersebut."
Loid membalik halaman demi halaman, untuk mencari informasi lainnya di antara dokumen empat puluh lembar yang ada di atas mejanya.
Pada bagian Desmond yang dicurigai dengan banyak bukti, Loid langsung melebarkan matanya begitu melihat narasi yang tidak dapat dia percaya:
Korban yang tewas sepenuhnya terlibat dengan keluarga Desmond. Dan nama-nama yang disebutkan itu termasuk Yuri Briar. Membuat Loid langsung melirik Franky yang masih memperlihatkan kemarahan ketika menyampaikan isi dokumen tersebut kepada semua orang yang hadir dalam pertemuan malam itu.
Setelah pertemuan besar yang sering kali dilakukan selama dua bulan sekali. Loid, berlari menghampiri Franky yang sepertinya masih marah kepadanya karena pertemuan terakhir mereka tidak lama ini di pub langganan mereka.
"Frank!"
"Seperti yang kau bilang, aku perlu mencari bukti," ujar Franky. "Mereka bukan menyerang orang yang tidak bersalah, tetapi mereka sedang menghabisi anggota mereka yang mencoba melarikan diri dari pekerjaan. Sekarang kau tahu, mengapa Yuri memintamu untuk melindungi kakaknya, dan mengapa kakaknya diserang oleh pembunuh bayaran? Dalam surat perjanjian yang melibatkan Briar dan Desmond, semua keluarga dari bawahan mereka harus dihabisi!"
"Yuri Briar terlibat dengan keluarga Desmond?"
"Dia mata-mata! Pria itu selama ini mata-mata! Dia juga membocorkan markas kita saat dia mendapatkan perlindungan. Dia bukan beruntung, tetapi dia memang mengecoh WISE!"
Loid bergerak mundur. Kakinya tiba-tiba saja terasa kebas, dan dia ingin jatuh saat mendengar kabar terbaru dari Franky. Teror tersebut bukan menyerang warga sipil, tetapi mereka mencoba melenyapkan anggota Desmond yang terlibat pengkhianatan.
"Yuri mencoba untuk berhenti menjadi mata-mata, tetapi dia perlu membayar kompensasi atas keputusan tersebut, dan tidak dikiranya bahwa dia harus mengorbankan kakak perempuannya. Desmond merekrut semua anak-anak yang membutuhkan uang, keluarga itu tidak berubah, Loid. Jika tugasmu menjaga perempuan itu, maka jagalah dengan benar. Biar aku buktikan sendiri untuk mengungkapkan teror yang keluarga tersebut ciptakan."
Loid hanya dua kali mengikuti Operation Strix. Ia melibatkan diri untuk memantau keluarga Desmond, setelah peperangan, dan tugas itu diturunkan ke anggota-anggota baru WISE lainnya seperti dia dan Franky. Selama bergabung, dua kali pula Desmond masuk ke dalam laporan penangkapan, dan seluruh laporan itu diajukan oleh Franky Franklin, yang memiliki dendam karena keluarganya menjadi korban pembantaian.
"Apa mungkin keluargamu juga?" Franky berhenti tiba-tiba. "Di masa lalu, keluargamu adalah mata-mata, bukan? Mereka tentu saja tidak membantai secara asal. Ayahmu atau ibumu, yang mana?" Franky tetap memunggungi Loid, bukan keengganan yang membuatnya malas berbicara, tetapi sepertinya dia marah pada dirinya sendiri. "Kau sudah tahu sejak awal, bahkan ketika Yuri Briar masih hidup. Saat itu, Briar terlihat membaik. Apa kau membunuhnya, Frank? Kau sudah mendapatkan informasi darinya terlebih dahulu."
Franky memutar tubuhnya, melepaskan kacamatanya setelah itu. "Benar, aku yang membunuh Yuri Briar."
"Franky, kau tahu itu menyalahi aturan WISE."
"Aku tahu."
"Lalu mengapa kau melakukannya!" Loid membentak. "Kau sama saja membuang barang bukti demi balas dendam pribadi yang tidak boleh dilakukan oleh anggota WISE. Kau tahu konsekuensi dari perbuatanmu, Frank?" wajah pucat Loid semakin kentara, tetapi bukan itu yang dia khawatirkan. Bagaimana dia bisa mengatakannya kepada Yor, bahwa anggota Loid sendiri yang membunuh Yuri daripada mengatakan bahwa pria itu dibunuh oleh seorang pembunuh bayaran. "Siapa dari keluargamu?"
Franky tidak membalas. Pria berambut kribo itu pergi dari sana tanpa mengeluarkan sepatah kata. Sedangkan Loid menjadi tidak karuan, dan perasaan bersalah yang dirasakannya kini semakin besar.
๑۩۞۩๑
BERSAMBUNG
YOU ARE READING
WASTED NIGHTS [LOID X YOR]
FanfictionLoid Forger adalah tetangga baru yang tampan. Dia bekerja di departemen kejiwaan di Tokyo General Hospital. Pria yang berasal dari Ostania, Jerman, itu tentu saja dikagumi seluruh penghuni 128 Park Avenue. Tidak terkecuali Yor Briar yang jelas-jelas...