[AU] WASTED NIGHTS
๑۩۞۩๑
Yor masih berdebat bersama Loid pada setiap pertemuan mereka, mengenai apakah mereka benar-benar harus membuat jalan pintas dengan membobol tembok yang membatasi tempat tinggal mereka berdua.
Sudah empat hari sejak pembunuhan itu berlangsung, dan selama empat hari itu pula Yor masih tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia diserang mimpi buruk, sedangkan Loid membantunya dengan meresepkan obat penenang, tapi obat-obatan itu tidak bekerja dengan baik kepadanya.
Loid mengetuk pintu rumah Yor di hari kelima, di mana Yor berharap tidak ada berdebatan lagi mengenai tembok rumah mereka yang perlu dibobol.
"Briar, aku membawakan sesuatu untukmu," sementara Yor hanya mengintip dari lubang kecil pada pintunya. "Aku tahu kau mengintip. Cepat buka pintunya sebelum tetangga memergoki aku datang ke tempatmu. Tapi kalau memang kau maunya begitu, aku sih tidak mempermasalahkannya."
Tidak ada pilihan lain, Yor akhirnya membuka pintunya untuk Loid seperti malam-malam sebelumnya.
"Apa yang kau bawa kali ini?"
"Pencuci mulut setelah makan malam. Ibu dari pasienku membawa tar ulang tahun putrinya yang mengidap autis, dan tepat ulang tahun anak itu, ternyata anak itu bisa bicara. Ini bentuk pujian—kau tahu, orang-orang akan bahagia jika kau berhasil membuat beban di pundak mereka berkurang. Sebenarnya, ini tidak diizinkan karena bisa melanggar kode etik dalam pelayanan, tapi sesekali tidak apa-apa diterima, sebagai bentuk kesopanan."
Yor tak peduli dengan alasan apa saja Loid membawa tar indah itu ke kediamannya, sebab yang sebenarnya ingin Yor tahu sesuatu yang melebihi kue tar itu. Lebih dari profesi Loid sebagai seorang dokter kejiwaan. Yor ingin tahu mengapa Loid bisa dengan mudah membunuh seseorang.
"Duduklah, Yor."
"Jika aku tidak mau duduk, apa kau akan membunuhku?" Loid mencermati mata Yor yang seperti elang pemangsa, dan berpikir jika dia menyerang gadis itu seperti yang dilakukannya setiap kali berhadapan dengan klien bermasalah, apakah tidak masalah? Yuri mungkin akan mengutuknya, tapi orang yang sudah mati tentu saja tidak akan bisa melakukannya. "Aku memikirkannya berkali-kali, apa hubunganmu dengan Yuri. Kau belum menceritakan secara detail soal kedekatanmu bersama adikku. Apakah dia baik-baik saja? Apa kau melakukan sesuatu yang membahayakannya?"
"Yor, adikmu baik-baik saja. Dia di tempat yang aman, dan mungkin sekarang beristirahat dengan tenang, karena aku berhasil melindungi kakaknya dari seorang pembunuh yang mengincarmu."
"Aku hanya ingin tahu mengapa mereka mengincarku."
Jika dilihat makin ke sini, Yor adalah gadis yang cerdas sama seperti adiknya, Yuri. Gadis itu pada awalnya kelihatan sangat polos dan mungkin agaknya sedikit bodoh. Namun Yor gadis yang cerdas dan tidak mudah ditipu.
"Jujur saja, aku tidak pernah bisa melindungi seseorang. Jika bukan karena adikmu, aku tidak akan pernah mau terbang ke Jepang hanya untuk tugas sialan ini sampai mengorbankan identitasku. Apa kau tidak tahu, semua itu adalah sesuatu yang berharga? Berdamailah dengan keadaan, maka semuanya akan aman."
Mata Yor menyipit, dia bergerak dengan menendang bebas ke arah Loid yang kemudian memasang kuda-kuda untuk melindungi diri. Loid merasakan bahwa kedua lengannya yang menyilang itu terasa sakit karena tendangan Yor. Gadis itu tidak main-main, gadis itu seperti mesin pembunuh—sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh Loid, bahwa Yor yang biasanya sangat bodoh, kini mengerikan.
"Katakan padaku, di mana Yuri."
"Sepertinya aku salah memberi obat," ujar Loid sembari mengibaskan kedua tangan, sedangkan dia sempat melirik pada tar yang kini sudah hancur di atas lantai ruang tamu rumah keluarga Briar. "Harusnya, aku memberi obat tidur dengan dosis yang membuatmu bisa tidur seharian, ya setidaknya agar pikiranmu jernih."
Tidak kusangka kekuatannya melebihi apa yang aku pikirkan selama ini. Dia bukan gadis lemah, jika dia berada di WISE tidak diragukan lagi, bahwa Fiona maupun Sylvia akan menantangnya duel setiap hari.
"Apa kau membunuh adikku?"
"Tidak ada alasan bagiku untuk membunuh Yuri Briar. Jika kau mau tenang, aku akan mengirim surel pada markas besar dan kau akan mendapatkan informasi apa yang kau inginkan, termasuk Yuri di dalamnya."
"Apa kau benar-benar tidak bisa mengatakan kondisinya?"
"Yor, kami bekerja di bawah sumpah tanpa pengkhianatan—informasi sekecil apa pun mengenai klien kami bisa dikatakan sebagai pelanggaran berat. Kami hidup di antara hukum-hukum yang kapan pun membuat nyawa kami mudah dihabisi. Dan, yang bisa aku katakan untuk saat ini, adikmu aman bersama kami, dia berada di markas kami di Hongaria. Jika kami menyelesaikan tugas kami dan menemukan dalang di balik teror yang terjadi di Hongaria, kau akan bebas, dan aku bersumpah akan mengizinkanmu bertemu dengan Yuri."
Setidaknya Yor bukan agen-agen wanita WISE yang tak memiliki perasaan apa pun, bahkan tidak diragukan lagi, mereka tidak mudah untuk menitikkan air mata hanya karena masalah seperti ini. Kekerabatan dan kekeluargaan tak ada yang namanya seperti itu di sana. Jika rekanmu mati dalam tugas, tentu saja karena dia lemah, tak perlu dikasihani, dan tentunya tidak ada alasan untuk melihat jasadnya sebagai bentuk penghormatan pada setiap jasa-jasanya. Ini mungkin terdengar kejam, tapi bagi Loid yang memutuskan untuk pergi ke WISE, karena dia membutuhkan tempat tanpa belas kasihan—dia tidak mau diingat bahkan ditangisi oleh orang lain karena suatu hari dia akan menghilang.
"Apa kau janji akan membawaku kepada Yuri?" Loid bisa saja berjanji, tetapi membawa Yor ke liang kubur bukan tujuannya. "Yuri adalah adikku. Dia keluargaku. Aku tidak bisa hidup tanpa Yuri."
"Bahkan Yuri tidak bisa hidup tanpamu. Adikmu benar-benar berjasa. Dia pemuda yang sangat cerdas, sayang sekali bahwa dia tidak bisa menjadi pelukis seperti yang diharapkannya—" karena sebelum dia dapat membuka galeri yang diimpikannya, Yuri tewas karena penyerangan di Hongaria. "Aku membawa rekaman suara untukmu, dan itu dari Yuri."
"Apa?"
"Kau tidak pernah mendengar suaranya, 'kan? Dia mengirim pesan suara padaku, aku tidak tahu mengapa dia tidak mengirim langsung kepadamu, atau mungkin karena sinyalnya kurang bagus di sana."
Suatu hari nanti jika kau tahu semua ini hanya palsu, apa kau akan membenciku, Yor? Setelah mengenalmu lebih dalam, aku tahu mengapa Yuri selalu memujamu setiap saat dan berpikir bahwa aku harus melindungimu.
๑۩۞۩๑
BERSAMBUNG
YOU ARE READING
WASTED NIGHTS [LOID X YOR]
FanfictionLoid Forger adalah tetangga baru yang tampan. Dia bekerja di departemen kejiwaan di Tokyo General Hospital. Pria yang berasal dari Ostania, Jerman, itu tentu saja dikagumi seluruh penghuni 128 Park Avenue. Tidak terkecuali Yor Briar yang jelas-jelas...