Happy membaca🤍
•
•
•
•
•
ෆZevanya menarik nafas lalu menghembuskanya berusaha memberanikan diri, dengan penuh keyakinan Zevanya mulai menggerakkan kakinya dan...
"Aaaaa."
Brukk!
Zevanya melompat dengan selamat, karena bantuan Rafa yang menangkapnya di bawah.
tangan Rafa melingkar di pinggang ramping Zevanya, posisi ini membuat Rafa terlihat sedang memeluk zevanya.
Tatapan mereka sempat bertemu dan terkunci beberapa detik, sebelum Rafa kembali membuatnya darah tinggi.
"Berisik kutu!, suara lo bikin kuping gue sakit." Maki Rafa.
"Bacot lo." Ketus Zevanya sambil mendorong kuat bahu Rafa agar ia bisa terlepas, tapi naasnya dorongan di bahu Rafa yang mendadak membuat Rafa oleng dan terjatuh dengan Zevanya yang berada di atasnya.
Tatapan mereka kembali bertemu dan kembali terkunci.
"ASTAGFIRULLAH, APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN HAH" teriakan menggelegar dari pak juned guru killer di SMA Arjaya.
Baik rafa maupun Zevanya mereka sama sama terkejut, mereka pun segera berdiri dan membersihkan pakaian mereka masing masing.
Zevanya menatap Rafa tajam, "modus banget sih lo."
"Dihh ogah banget gue modus sama lo, NGGA LEPEL." ketus Rafa menekankan kata ngga level.
"Wahh bener bener minta di tampol lo ya, raf." Zevanya mengambil ancang ancang hendak menampol siluman setan di depan nya ini.
Perdebatan antara Rafa dan zevanya semakin membuat pak juned pusing.
"RAFAA!, ZEVANYA!." teriak pak juned prustasi
"Iya pak." sahut Rafa dan zevanya secara bersamaan.
Pak juned memijit pelipisnya ia sangat pusing dengan dua manusia di depan nya ini yang selalu membuatnya darah tinggi.
"Kalian berdua saya hukum!, sekarang kalian berdiri di depan tiang bendera sampai istirahat, CEPAT!." perintah pak juned tak terbantahkan.
"Tapi pak--" ucap Zevanya hendak menolak.
"Gak ada tapi tapian Zevanya!, cepat lakukan atau hukuman kamu saya tambah mau?."
"Sekarang cepat kalian berdua ke lapangan."
Rafa dan zevanya berdecak sebal, namun sesegera mungkin mereka berjalan kearah lapangan sebelum guru didepannya ini semakin marah dan menambah hukuman mereka.
ෆ••••ෆSudah hampir dua jam Rafa dan zevanya menjalani hukuman nya berdiri di lapangan sambil hormat ke tiang bendera.
Cuaca yang panas nan menyengat kulit membuat keringat membasahi pelipis dua orang yang berbeda gender ini, Zevanya sudah berkali kali mengusap keringat di pelipisnya dan menjilat bibirnya yang kering akibat kepanasan, semua hal yang di lakukan Zevanya tak luput dari pandangan Rafa.
"Rafaa kepala gue pusing." Keluh Zevanya sambil menunduk dan memijat pelipisnya.
Rafa pun menoleh. ia langsung di buat khawatir saat melihat kondisi Zevanya, bibir nya pucat.
"lo pasti gak sarapan lagi kan? kebiasaan lo, lain kali sarapan dulu zevanya." Rafa mengomel panjang lebar.
"brisik lo, bikin makin pusing aja."
Secara tiba tiba Rafa langsung berpindah tempat dan berdiri di hadapan Zevanya, menghalangi agar panasnya matahari tidak mengenai gadis cantik di hadapan nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANZA
Teen FictionFollow sebelum membaca!! Rafanza Zaidan angkasa, kerap di panggil Rafa, cowok berparas tampan bahkan nyaris sempurna, Rafa memiliki sikap yang sangat cuek kepada siapapun kecuali pada bundanya dan zevanya aurelya graziena teman dekat Rafa sejak keci...