=XII=

593 6 0
                                    

Disebuah kamar yang memiliki cat berwarna biru, terlihat seorang anak muda sedang mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh gurunya. Dan Dino adalah orangnya. Dia sempat kebingungan mengerjakan soal matematika yang akan dikumpulkan besok, tapi semua masalah kini telah menemukan titik terang-nya setelah dia menelpon salah satu temannya. Sebentar lagi Ayah dan Ibu nya akan merayakan 23 Tahun pernikahan mereka, tentu saja Dino beserta kedua kakaknya sedang mempersiapkan hadiah untuk kedua orang tuanya. Tapi Dino sama sekali tidak tau ingin menghadiahkan apa, mulai dari benda ini dan benda itu telah di pikirkan olehnya tapi menurutnya tidak ada yang sesuai.

Keesokan harinya Dino berangkat ke sekolahnya seperti biasa. Dia berharap hari normal pada umumnya akan terlaksana dengan sebaik-baiknya, begitu sampai dikelas dia langsung didatangi oleh Angga.

"Din, maksud lu suka sama Tasya tuh apa?" Tanya Angga sambil menyudutkan Dino. Dino sangat bingung akan situasi ini, bagaimana bisa Angga mikir kalau dia suka sama Tasya. Yah iya sih dia mengakui sempat tersepona tapi ga gitu juga kali yah.

"Bentar, bentar dulu. Yang bilang kek gitu ke lu tuh siapa? Siapa yang bilang kalau gua suka sama cewek lu?" Dino bertanya dengan nada tenang dan memperbaiki posisinya.

"Yang bilang ke gua kalau lu suka sama Tasya itu Mika sepupu gua." Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Angga membuat Dino tercengang, bagaimana bisa anak tante Dewi yang namanya Mika itu ternyata sepupunya Angga.

"Dia bilang apa emangnya sampe lu percaya kek gitu?" Tanya Dino untuk memastikan. "Kemarin gua kerumahnya dia minjem hp gua buat buka galeri, disitu dia ngeliat foto lu dan cerita ke gua kalo lu datang ke arisan Tante Dewi bareng Ibu lu, dan lu ngelirik Tasya cewek gua hampir seratus kali." Dino tak habis pikir, bagaimana bisa si Mika merhatiin sampe segitunya, dan yang paling penting semua orang bakalan tau kalau dia ke arisan ibu-ibu rempong. " Lu pasti ngegodain Tasya kan? Ngaku lu Din?" Lanjut Angga yang tampaknya telah esmosi.

"Heum biar gua jelasin, iya emang bener waktu itu gua terpaksa ke arisan karena Ibu gua yang maksa. Perlu digarisbawahi kalau itu karena terpaksa, tapi ga ada bukti gua suka sama Tasya kan? Lagian gua juga dah punya cewek kok, ngapain juga suka sama cewek orang?" Untuk membela dirinya, Dino bahkan sampai berbohong.

"Si Mika ga mungkin bohong Din." Angga masih tetap mempercayai Mika sepupunya. "Tapi ga ada bukti sama sekali kalau gua gitu kan?" Dino yang mengetahui kalau Angga tidak punya bukti kuat membalikkan keadaan dan membuat Angga tersudutkan.

"Kalau gitu mana cewek lu yang lu bilang tadi? Siapa emang? Kasih tau sini." Dino yang mendengar itu kini bingung, tiba-tiba Zila lewat didepan kelasnya.
"Nah itu cewek gua, Zila namanya." Secara spontan Dino mengatakan kalau Zila adalah pacarnya. Kini dia takut dan khawatir jika Angga memanggil Zila dan menanyakan perihal ini.

"Eh Zil sini bentar." Panggil Angga yang menghentikan langkah kaki Zila. Zila menengok ke arah Angga kemudian bertanya "Ngapain?" Dia pun berjalan memasuki kelas Dino. Dalam hati dia memaki ketololannya dan kini bersiap menerima malu karena mengaku sebagai pacar Zila.

"Beneran lu pacaran sama Dino?" Zila menatap Dino dengan tatapan sedikit bertanya. Melihat ekspresi Zila membuat Dino berkeringat dan spontan tersenyum manis ke arah Zila. Zila yang melihat Dino tersenyum kepadanya kemudian tersenyum sedikit mengejek ke arah Dino yang membuat jantung Dino serasa mau lepas dari tubuhnya karena takut teman sekelasnya akan menertawainya karena berbohong untuk hal ini. Sudah pasrah akan semua yang terjadi membuat Dino menghembuskan nafas kasar seperti telah bersiap akan apa yang akan terjadi. Dan-,

"Iya gua pacarnya, kenapa yah?"

To be continued

Hehe terimakasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang