=V=

5K 19 3
                                    

Sore yang indah. Itu menurutku, tapi ternyata tidak untuk Ave.

Saat ini dia sedang duduk disampingku dan memangku seorang anak berumur 2 tahun yang bernama Keyla.

Keyla adalah anak dari sepupu kami yang bernama Tania. Tania sebenarnya datang untuk menitipkan Keyla ke ibu. Tapi ibu sedang keluar dan pada akhirnya, Ave-lah yang menjaga anak tersebut. Walaupun sebenarnya tak mau ia dengan terpaksa harus mengatakan 'iya' karena kasihan pada Tania yang sepertinya sedang sibuk. Maklum, ayahnya Keyla meninggal kurang lebih setahun yang lalu. Sehingga mengharuskan Tania untuk mengurus anak semata wayangnya sendiri. Tidak setiap hari memang dia menitipkan Keyla disini, hanya seminggu sekali. Lain kali dia menitipkan anaknya keorang tuanya kalau ingin bekerja.

Aku terus memperhatikan Ave yang memang sedang fokus menonton drama yang di tayangkan disalah satu saluran TV. Aku merasa kasihan dengannya, padahal dia sudah ada janji untuk berkumpul bersama teman-teman SMA-nya dulu. Tapi dia lebih memilih membatalkannya dan menjaga Keyla.

"Kapan yah aku bisa akting kayak gitu?" Tanya Ave.

"Oh mau jadi aktris." jawabku ke Ave. Yang sedang melihat adegan seorang istri yang menerima tamu seorang wanita yang mengaku sebagai kekasih dari suaminya.

"Enggak sih. Cuman kepengen aja gitu sekali-kali." Jawabnya.

"Oh. kirain mau jadi aktris." Balasku.

Ekh.. tiba-tiba si Jojo masuk sambil lari.

"Hey kalau ada perempuan nyari aku. Bilang aja ini ga tau." Kata Jojo.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku.

"Masa dia minta aku nikahin dia sih?" Kata Jojo.

"Tenang. Biar Ave yang ngurus." Kata Ave.

"Yaudah kira-kira nyampe bentar lagi." Balas Jojo.

"Tapi kalau aku teriak manggil-manggil, langsung datang yah?"

"Iya."

'Tok tok tok'

"Mungkin itu dia Jo? Yaudah peluk nih anak samperin tuh perempuan. Ingat kalau aku panggil Jo langsung datang aja. Ok?"

"Ok."

Aku cuman dengar dan ngikutin Ave dari belakang.

"Ngapain ngikutin?" Tanya Ave.

"Kelihatannya bakal seru. Jadi aku mau video-in." Terangku ke Ave.

"Kamu ngumpet disitu deh." Tunjuk Ave kearah lemari tempat pajangan yang ada di ruang tamu.

"Awas ga direkam." Ancam Ave.

"Siap bos!" Kataku sambil memberi hormat ala tentara.

Pintu rumah kami terus diketok. Sehingga membuat kami bergerak cepat. Aku sudah berada diposisiku dan Ave kemudian sudah mau bersiap-siap membuka pintu.

Aku mengarahkan kamera handphone-ku dan mulai merekamnya ketika Ave mulai membuka pintu.

"Permisi. Apakah ini rumahnya Jovan Wijaya?" Tanya perempuan itu.

"Iya benar. Saya istri-nya. Kalau boleh tau ada keperluan apa yah sama suami saya?" Yap! Perkataan Ave barusan ternyata tepat sasaran. Buktinya perempuan itu memaku ditempat karena mendengar perkataan Ave barusan.

"I-istri?" Tanya-nya lagi seperti tidak percaya.

"Iya benar. Kalau begitu bagaimana kalau masuk dan duduk dulu sebentar didalam. Ga enak dilihat orang kalau ada tamu ga dipersilahkan masuk." Ajak Ave. Aku ga menyangka Ave bisa sesopan ini.

Perempuan itu pun masuk dan duduk dikursi ruangan tamu.
Sementara aku mengawasi keadaan drama yang baru saja dimulai.

TO BE CONTINUED

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang