Waktu istirahat sudah hampir habis, namun Ali masih belum kembali ke kelas. Tadi si biang kerok itu bilang mau ke kamar mandi. Masa iya sih ke kamar mandi selama ini?
Raib sudah berkali-kali menghembuskan nafas kesal. Jangan-jangan Ali alasan saja mau ke kamar mandi. Sebenarnya dia ingin bolos.
"Kita harus mengecek Ali, Sel. Siapa tahu dia malah pulang naik ILY, bolos," Raib berbisik tegas.
Seli sontak menggeleng kuat, "Mengecek ke kamar mandi cowok? Eww, nggak mau, Ra!"
Aduh. Raib mengerutkan keningnya. Kalau Ali tidak segera kembali, dia akan mendapat masalah besar. Apalagi tidak ada Miss Selena yang akan membelanya.
"Ya sudah, aku akan mengeceknya sendiri," Raib bergegas bangkit, berlari kecil menuju kamar mandi cowok.
"Raib!" Seli hendak mengejar. Tapi... kamar mandi cowok...
Dalam hatinya, Seli mengirim seribu maaf pada Raib karena dia menolak untuk menemaninya ke kamar mandi cowok. Itu kan menjijikkan.
Sementara di lorong sekolah, Raib berlari kecil. "Kamu lihat Ali?" Sesekali menanyai teman yang dikenalnya.
"Iya! Aku lihat!" Johan adalah orang kelima yang Raib tanyai.
Raib mendesah lega. "Dia ada di mana?"
"Belakang kamar mandi cowok. Tapi, aduh, aku sarankan kamu jangan ke sana, Raib. Atau kalau memang mau menemui Ali, ajak salah satu guru," wajah Johan seketika pias.
"Kenapa memangnya?"
Johan menggeleng, kemudian berlari menjauh.
Gadis dengan rambut panjang itu jadi semakin sebal. Apa sih yang dilakukan si kusut itu. Dengan raut wajah kesal, Raib berlari ke belakang kamar mandi cowok–
Raib berseru kencang, menutup matanya.
Beberapa kakak kelas cowok berbadan besar menghentikan aksinya memukuli Ali, gantian menatap Raib sebal.
Kakak kelas yang berbadan paling besar mendekati Raib, "Apa? Mau lapor ke guru? Lapor aja kalau berani!"
"Jangan dekati Raib!" Ali hendak memukul kakak kelas itu, tapi kakak kelas lainnya menahan Ali dengan pukulan.
"Hentikan!" Raib berlari mendekat, berusaha memisahkan mereka.
Meskipun Ali adalah petarung dunia paralel, tapi jika melawan empat orang kakak kelas yang badannya jauh lebih besar daripada dia—apalagi Ali tidak memakai kekuatan dunia paralel—tentu saja Ali akan kalah.
Ujung mulutnya sudah sobek, mengeluarkan darah.
"Jangan sok jagoan deh, dasar cewek!" Kakak kelas lainnya memaki Raib.
Mata Raib melebar, "Memang kenapa kalau aku cewek?" Gadis itu berseru dengan suara bergetar. Sebenarnya Raib takut, tidak sopan berseru kepada kakak kelas, tapi sekarang ini dia terpaksa melakukannya.
Kakak kelas itu menyeringai.
"Meski aku cewek, aku bisa membuat kalian semua jatuh tersungkur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
raib ali as | bumi series fanfiction
Fanficdisini, kapal raib dan ali berlayar tanpa hambatan <3 sebagian besar karakter milik Tere Liye. ©alisseuuu