/ini latarnya tahun 1800-an, bayangin aja kaya di series bridgerton wkw/Raib berlarian mengejar Si Putih di halaman mansion yang luas. Rambut panjangnya yang disisir rapi terkibar indah. Sinar matahari sore membasuh tubuhnya.
Di pinggir taman, seorang laki-laki mengamati gerak-gerik Raib. Mereka seumuran, dengan takdir yang berbanding terbalik. Raib menjadi anak dari seorang duke, yang hidupnya serba mewah, sedangkan Ali menjadi seorang bodyguardㅡdan dia terpaksa melakukan pekerjaan ini karena uang.
Sebenarnya pekerjaan ini sedikit tidak lazim bagi seorang laki-laki muda seperti Ali. Namun, mau bagaimana lagi. Keluarga Raib tidak punya anak laki-laki, hanya anak perempuan. Dan anak perempuan mereka tidak suka tetap berada di rumah selama Tazk pergi untuk mengurus pekerjaan.
Di sini, jika seorang gadis lajang hendak bepergian keluar, dia harus didampingi seorang laki-laki.
Maka, Tazk mencari seorang bodyguard untuk menjaga Raib. Dia memilih yang terbaik. Bodyguard yang akan menggantikan perannya menjaga Raib selama dia bekerja.
"Hati-hati!" Ali berlari bagai angin, bergegas menyambar tubuh Raib. Keduanya saling tatap dalam posisi dekat.
Sebuah batang ranting kecil terjatuh tepat di posisi Raib sebelumnya.
"Seperti biasa, kamu berlebihan, Ali." Raib tersenyum kecil, menyentuh dada Ali dengan jari telunjuknya.
Ali jadi salah tingkah, dia segera menarik kembali tangannya dari tubuh Raib. "Hanya untuk berjaga-jaga."
Enam bulan dia bekerja untuk Raib, dan sejak hari pertama dia sudah terpikat dengan gadis itu. Semakin hari, perasaan itu semakin tumbuh. Apalagi dengan adanya fakta bahwa Ali harus mendampingi kemanapun Raib ingin pergi.
"Berjaga-jaga dari apa?" Raib menaikkan satu alisnya, "Umurku sudah hampir dua puluh tahun, kalau kamu lupa. Sebatang ranting tidak akan membunuhku."
Ali meneguk ludahnya.
"Hei, Raib!"
Seorang penyelamat. Adalah Seli yang berteriak barusan. Teman dekat Raib sejak kecil. Dia sudah menikah tahun lalu, sekarang tengah mengandung seorang bayi.
"Seliii!"
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Seli.
Dahi Raib mengerut, "Harusnya aku yang menanyaimu, Seli. Ini rumahku."
"Bukan, maksudku, bukankah kamu harusnya siap-siap?" Seli bertanya lagi.
"Bersiap untuk apa?"
Ali yang mendengarkan jadi ikut kepo. Memang setelah ini Raib ada acara?
"Astaga! Keluarga Jen akan datang ke sini pukul lima! Mereka berniat mendekatkanmu dengan Jen, kalian akan dinikahkan!" Seli memelotot.
Mendengar hal tersebut, Raib melotot lebih lebar lagi. "Tidak ada yang memberitahuku tentang hal itu!"
"Cepat bersiap, Ra!" Seli berseru.
"Seharusnya tadi aku tidak mandi sore dan tidak mengikat rambutku secantik ini!" Raib menoleh ke arah Ali, "Ini semua salahmu, Ali!"
Eh? Ali gelagapan, "Salah...ku?"
"Iya. Gara-gara kamu aku jadi mandi sore dan ingin selalu terlihat cantik!" Raib melepas pita di belakang kepalanya, mengacak-acak rambutnya.
Seli sigap menghentikan gerakan Raib, "Hei! Hentikan, Ra!"
"Aku tidak ingin dinikahkan dengan Jen! Mereka hanya ingin mengincar posisi Ayah. Bagaimana kalau setelah menikah mereka merencanakan pembunuhan terhadap Ayahku, sehingga Jen bisa menjadi duke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
raib ali as | bumi series fanfiction
Fanficdisini, kapal raib dan ali berlayar tanpa hambatan <3 sebagian besar karakter milik Tere Liye. ©alisseuuu