3. Find Out

988 117 111
                                    


"Maaf."

Jeffrey mengangguk singkat. Membiarkan Joanna keluar dari mobilnya begitu saja. Tanpa mengucapkan sepatah kata. Karena kejadian itu terjadi begitu saja dan memang tidak disengaja.

Mereka sama-sama ketiduran di dalam mobil selama hampir dua jam. Karena Joanna ketiduran dan Jeffrey enggan membangunkan. Hingga membuatnya ikut tidur juga dan bangun ketika kepala mereka bersentuhan.

Setelah Joanna memasuki kontrakan, Jeffrey langsung menatap jam dalam ponselnya dan melihat jika kini sudah jam sepuluh malam. Membuatnya langsung bergegas pulang setelah memberi sate ayam di jalan.

Setengah jam kemudian Jeffrey tiba di rumah. Dia melihat Kalandra yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Sendirian.

Karena mereka memang sepakat untuk tidak mempekerjakan asisten rumah tangga dalam kurun waktu dekat. Agar hubungan mereka lebih dekat. Mengingat mereka baru saja menikah dan masih butuh banyak waktu untuk berudaan.

"Sayang---maaf lama. Tadi aku mengantar Joanna ke kantor polisi untuk mengurus laporan. Sedikit kubantu juga. Kasihan."

"Lalu kenapa teleponku tidak diangkat dan pesanku hanya dibaca? Tidak kamu saja, Joanna juga. Bukannya aku mau mencurigai kalian. Aku hanya---"

"Astaga! Kamu serius mencurigai aku dan temanmu ada apa-apa? Kita sedang memberikan keterangan ketika kamu mengirim pesan. Ponsel kita juga beberapa kali diperiksa. Salahku juga tidak langsung membalas pesan ketika ponsel dikembalikan."

Kalandra mulai bangun dari duduknya. Lalu memeluk Jeffrey erat-erat. Meminta maaf karena telah berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Maaf karena sudah curing tidak jelas. Aku baru melihat berita kalau Giana sudah ditemukan dan akan dibawa ke Indonesia besok lusa."

"KAMU SERIUS?"

Jeffrey langsung melepas pelukan. Lalu menatap istrinya dengan wajah berninar. Seolah dia Joanna yang memang sedang putus asa ketika mencari keadilan.

Sebab sebenarnya, Joanna sudah bolak-balik ke kantor polisi selama satu bulan. Namun baru hari ini mendapat titik terang. Karena memang hanya dia yang membuat laporan.

Mengingat hanya Joanna yang berinvestasi paling besar. Sedangkan yang lainnya lebih memilih untuk mengikhlaskan. Mengingat biaya menyewa pengacara dan yang lainnya juga butuh uang banyak.

"Iya. Baru saja. Aku tahu dari status WhatsApp anak-anak kantor yang mengcapture berita penangkapan Giana."

"Coba lihat!"

Kalandra mulai mengambil ponselnya. Menujukkan pada Jeffrey akan apa yang telah sebelumnya dibicarakan. Tentang berita penangkapan Giana di Timur Tengah.

Di lain tempat, Joanna sedang tidur di atas ranjang. Dengan keadaan masih memakai pakaian yang sejak tadi pagi dikenakan. Sebab dia benar-benar kelelahan setelah seharian berjuang untuk mencari keadilan.

Ponsel yang sejak tadi mati juga dilupakan. Karena yang ada dipikirannya hanya tidur saja. Sebab perasaannya sedikit tenang setelah Jeffrey banyak membantu di kantor polisi sebelumnya.

Dua hari kemudian.

Joanna akhirnya bisa bertemu Giana yang kini sudah tiba di Jakarta. Dengan wajah malu dan tentu saja. Bahkan, dia tidak berani mendongkkan kepala dan menatap Joanna yang wajahnya masih memar karena terkena pukulan salah satu temannya.

"Akan kupastikan kamu dihukum seberat mungkin!"

Singkat, padat dan jelas. Joanna benar-benar puas setelah melihat Giana yang kedua tangannya sudah diborgol ke belakang. Dengan wajah menyedihkan dan tidak berani menatap dirinya.

Giana sudah dibawa pergi. Joanna juga langsung pergi dari kantor polisi. Tidak lupa dengan memakai topi dan masker putih. Sebab identitasnya memang dirahasiakan saat ini. Karena tidak ingin orang tuanya tahu dan khawatir.

Satu bulan kemudian.

Joanna memenangkan persidangan. Dia juga berhasil mendapatkan kembali uang satu milyar yang Giana gelapkan. Serta hukuman yang setimpal yaitu empat tahun penjara pada so pelaku penipuan.

"Terima kasih atas kerja keras, Bapak!"

"Sama-sama. Ini sudah menjadi tugas saya untuk menjadi pengacara anda. Mau saya antar? Mobil saya terparkir di belakang."

Joanna mengangguk singkat. Lalu ikut pulang bersama Jordan. Melewati pintu belakang.

Padahal, Jeffrey sudah menunggunya di depan. Sendirian. Karena tahu wanita itu tidak ada jemputan dan sudah pasti akan diserbu wartawan ketika keluar.

Sudah dua jam Jeffrey menunggu. Namun Joanna tidak kunjung menunjukkan batang hidung. Hingga akhirnya kembali ke kantor setelah asistennya menjemput.

"Bapak suka teman Bu Kalandra, ya?"

Tanya Chelsea tiba-tiba. Wanita cantik berambut ikal panjang yang selama tiga tahun ini menjadi asistennya. Dia berusia 25 tahun sekarang. Memang masih muda. Tidak heran jika dia suka asal bicara seperti sekarang.

Tbc...

HE'S A TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang