Sudah tiga hari Joanna tinggal di rumah Jeffrey dan Kalandra. Sudah selama itu pula dia merasa begitu dekat dengan mereka. Tidak hanya dengan Kalandra, namun Jeffrey juga. Karena pria itu tampak menyambut baik dirinya.
"Santai. Anggap saja sedang di rumah sendiri. Jeffrey memang hobby bersih-bersih jika libur seperti ini."
Bisik Kalandra pada Joanna ketika melihat Jeffrey yang sedang membersihkan sofa dengan vacuum cleaner berukuran sedang. Padahal, pagi tadi dia sudah bangun subuh dan langsung memasak sarapan. Namun hingga sekarang, dia tidak kunjung beristirahat.
"Dia OCD?"
"Sedikit. Lemari kami saja dia yang rapikan setiap hari."
Joanna mengangguk singkat. Saat ini dia sedang duduk di ruang makan. Sembari menatap Jeffrey dari belakang. Karena dia baru saja turun dan berniat memasak sarapan. Namun dia justru melihat keadaan meja makan yang sudah penuh makanan dan Jeffrey yang masih membersihkan sofa.
"Padahal aku sudah minta kalian makan duluan. Ayo!"
Ucap Jeffrey sembari bejalan mendekat. Lalu mencuci tangan dan bersiap sarapan. Bertiga. Dengan Kalandra dan Joanna.
"Nanti jadi melihat-lihat apartemen lagi dengan Jordan?"
Tanya Jeffrey tiba-tiba. Membuat Kalandra agak cemburu tentu saja. Sebab menurutnya, Jeffrey terlalu perhatian pada Joanna.
"Iya."
Jawaban Joanna membuat Jeffrey mengangguk singkat. Lalu memakan sarapannya dengan pelan. Membuat Kalandra semakin menatap curiga dirinya.
Setelah sarapan, Joanna bersiap-siap. Karena Jordan menjemput dirinya jam delapan. Cukup pagi untuk memulai kegiatan di hari libur seperti sekarang.
"Berangkat sekarang, Jo?"
"Iya. Kamu mau menitip sesuatu?"
"Tidak. Hati-hati, ya!!!"
Joanna mengangguk cepat. Lalu berlari menuju pintu utama. Sebab Jordan sudah tiba dan tengah berbincang dengan Jeffrey yang sedang memotong rumput di depan.
"Kukira pengacara tidak memiliki libur."
"Mana ada! Semua pekerjaan pasti memiliki hari libur. Itu Joanna! Mau berangkat sekarang?"
"Iya."
Joanna menyapa Jeffrey sebentar. Sebelum akhirnya pergi bersama Jordan. Mereka tampak begitu akrab. Bahkan mereka juga tertawa agak kencang ketika pintu mobil ditutup dari dalam.
Jeffrey yang melihat hanya diam saja. Namun kedua matanya masih menatap tajam ke arah mereka. Seolah tidak suka dengan apa yang dilihat.
"Joanna cantik, ya?"
Pertanyaan Kalandra membuat Jeffrey langsung terlonjak. Menoleh ke belakang dan menatap istrinya yang sedang bertanya dengan senyum yang dipaksa. Seolah tengah menyindir dirinya.
"Dia perempuan, wajar kalau cantik."
Jawaban Jeffrey tampak tidak memuaskan bagi Kalandra. Membuat wanita itu mulai mendekatkan wajah. Melipat kedua tangan di depan dada dan menatap tajam suaminya.
"Kalau dibandingkan denganku?"
Jeffrey mundur satu langkah. Menjauh dari istrinya yang tampak sedang cemburu sekarang. Padahal, dia sendiri yang mencari penyakit dengan membawa Joanna tinggal bersama. Namun, dia pula yang mencari gara-gara seperti sekarang.
"Tidak ada yang lebih cantik. Kalian sama-sama cantik dengan cara sendiri-sendiri. Sudah! Aku mau mandi!"
Jeffrey langsung pergi. Meninggalkan Kalandra yang tampak kesal saat ini. Namun dia juga tidak bisa memprotes lebih jauh lagi.