ABYDOS 1 Part 10: Badai yang Bergabung

100 4 0
                                    

Kantor Problem Solver 68. Pagi hari.

"Selamat pagi!" Mutsuki menyapa bosnya yang sedang duduk di kursi.

Mata Aru tampak seperti panda. Sepertinya dia kurang tidur.

"Pagi..." Aru menguap.

"Ada apa, Aru? Kau tidak tidur semalam?"

"T-tidak. Aku tidur...secara teknis."

Kayoko berjalan mendekat "Apa yang memakanmu kali ini, Aru?"

"Rencananya sudah siap kan? Kita sudah menyewa bantuan dua kali lipat, kita pancing anak-anak Abydos itu dan langsung sikat." Mutsuki tersenyum.

"Btw, Haruka pergi duluan pagi ini untuk menanamkan bom. Kita akan menyingkirkan anak-anak Abydos satu-persatu dengan ledakan itu. Bukankah itu bagus untukmu, bos?" Kayoko menoleh kearah Aru.

Klek! Pintu terbuka. Seorang gadis berambut ungu masuk kedalam kantor.

"Aku kembali." Haruka melambaikan tangan.

"Hai. Jadi...bagaimana?" Kayoko melambaikan tangan.

Haruka mengeluarkan sebuah remote "Aku sudah menanam bomnya di persimpangan. Sekarang yang harus kulakukan ialah menekan tombol ini dan..."

"Bagus! Ingat-ingat dimana kau menanam bom itu!" Mutsuki tertawa.

Haruka tersenyum aneh "Tentu saja! Tinggal bilang lalu BOM! HANCUR!"

Aru menghela nafas panjang.

Mutsuki menoleh kearah bosnya "Apa yang salah sekarang? Uangnya? Jika pekerjaan ini memberatkan kita, mengapa kita tidak mendapatkan uang muka kita dan menggunakan cara itu?"

"Tidak ada pembayaran muka—kebijakan perusahaan. Lu semua tau soal itu." Aru mendengus.

"Apa karena pembayaran muka akan membuat perusahaan BANYAK berkomentar soal pekerjaan kita?" Kayoko mendengus.

"Tepat. Kita mendapatkan uang hanya setelah pekerjaan kita selesai. Itulah yang seharusnya. Gue gak pernah berkompromi."

"Apa iya? Sejak kapan?" Mutsuki menyipitkan matanya.

"Sejak awal pastinya! Kita ini kan penjahat matang yang tak terikat dengan aturan! Itu selalu menjadi bimbingan visi Problem Solver 68!"

"Hah? Benarkah? Kok kayak pernah dengar ya?" Mutsuki menyeringai.

"Kontrak tak pernah berbeda. Ada kalanya itu menjadi kesempatan untuk dijadikan perangkap. Kita tidak mau tertangkap karena melakukan hal yang tidak-tidak. Itulah mengapa kita hanya mengambil uangnya jika kita sudah selesai!"

Kayoko meringis "Kau tahu, bos...jika pekerjaan ini menjadi sangat menekankan, bisakah kita semua melempar handuk dan kembali ke Gehenna?"

"APA?! Tunggu! siapa yang bilang gue menekankannya! Gue cuma...sedikit..."

Mutsuki menyeringai "Heh...Tekanan pasti memakannya jauh sekali, iya kan? Dia tahu bahwa Tim Prefek tak pernah membiarkan dia lolos."

"Itu poin pentingnya." Kayoko menghela nafas "Tim Prefek pasti melihat kita sebagai duri yang harus disingkirkan. Tapi aku tidak menduga kalau kita harus melarikan diri kemari hanya karena dikejar oleh mereka. dan jangan lupa: alasan mengapa Tim Prefek benar-benar dipertimbangkan sebagai organisasi paling menakutkan di seluruh penjuru Kivotos..."

"Itu karena Kepala Prefek Hina dan Souta Sensei. Rata-rata daya tembak mereka berasal dari kepala prefek itu sendiri. Dia seperti seorang wanita berkekuatan satu pleton. Sedangkan Souta Sensei yang menjadi penasihat Tim Prefek memiliki strategi yang tak dapat kita kalahkan. Dalam artian lain..." Mutsuki meringis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue Archive X OC : Intelligent Sensei [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang