O4

1.3K 136 3
                                    

"Kita harus bisa berusaha keras.
Kita harus bisa menahan sakit
jika ingin melihat hasil akhir
yang memuaskan."

.
.
.

Happy Reading

LELAKI tampan bernama lengkap Jung Jisung itu tengah menunggu seseorang yang amat ia cintai. Bukan maksudnya terlalu memamerkan, tetapi itu adalah sebuah kebenaran. Jisung amatlah cinta dan sayang kepada orang itu—karena sosoknya yang selalu ceria, menggemaskan, juga menenangkan hati.

Area taman yang membawa kesejukan membuat Jisung ingin merasakannya lebih lama lagi sebelum tepukan kecil pada bahu lebarnya begitu mengejutkannya.

"Hallo, Jie!"

Benar, orang itu selalu ceria. Jisung semakin jatuh hati karenanya. Ia menepuk kursi panjang bercat putih tulang, menyuruh orang itu untuk duduk di sampingnya.

"Kamu menyuruhku untuk datang menemuimu. Sekarang, ada apa? Aku tidak bisa berlama-lama di sini, karena Daddy akan mengawasi setiap gerakanku."

Grep!

Orang itu—Chenle—begitu terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari Jisung. Tubuh mungilnya tenggelam dalam dada bidang lelaki itu dan Chenle merasakan bahwa pelukan ini semakin mengerat.

"Jangan menjauhiku, ya? Aku tidak akan sanggup bila aku berpisah darimu. Lele jangan pergi dari Jie, Lele harus selalu bersama Jie," lirih Jisung membuat Chenle tersentak. Tak pernah Chenle bayangkan sebelumnya bahwa Jisung akan seperti ini padanya. "Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya kepada orang-orang yang kusayangi. Kumohon, Lele-ya, jangan pergi jauh dariku. Jangan memintaku untuk menjauhimu, aku sungguh tidak bisa," lanjut lelaki itu semakin melirih.

Cup~

Hati Chenle berdebar kala Jisung mengecup lembut keningnya. Lelaki itu—terlalu mendadak dan tak bisa ditebak. Jikalau mereka memang sepasang sepupu pada umumnya, maka Jisung tak mungkin berperilaku hangat seperti ini. Jisung bersikap seperti seorang kekasih yang amat mencintai kekasihnya.

Jisung melepas tautannya kemudian menatap dalam manik indah Chenle. Kedua tangannya menangkup wajah manis itu. Membuat Chenle membelalak dan tersentak.

"Ji—"

Cup!

Begitu tersentak pula kala Jisung mengecup bibirnya. Kedua benda kenyal itu hanya sekedar menempel, tidak ada lumatan atau sesuatu yang memabukkan lainnya.

Chenle benar, bahwa seorang Jung Jisung adalah manusia—tampan nan menyebalkan—yang terlalu mendadak juga tak bisa ditebak.

"Aku mencintaimu, Lele. Aku sangat mencintaimu. Bukan sebagai sepupu, aku benar-benar mencintaimu sebagai Jung Chenle. Sebagai lelaki pada lelaki-nya." Jisung mengutarakan sesuatu yang membuatnya tak bisa tidur semalaman.

Namun, Chenle justru menggeleng disertai tetesan air mata yang berjatuhan dengan deras. Seketika Jisung merasa cemas juga gelisah. Apakah Chenle menolaknya lalu menjauhinya? Apakah Chenle tidak akan menemuinya lagi setelah ini? Apakah—Tidak, tidak! Jisung tidak akan membiarkannya! Ia akan memperjuangkan cintanya meski Mark berkali-kali menolaknya. Jisung akan membuktikan bahwa cintanya pada Chenle tidaklah salah. Cinta itu adalah sesuatu yang murni dan suci, Jisung yakin pasti dirinya bisa memperjuangkan Chenle juga cintanya.

Love is Complementary [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang