O7

1K 99 7
                                    

"Kamu percaya dengan keberhasilan?"

"Aku tidak tahu, aku khawatir dengan
akhir kisah kita."

"Aku percaya. Aku percaya kita akan
berhasil nantinya. Perjuangan baru
saja dimulai."

- Jisung & Chenle

.
.
.

Happy Reading

(Lanjutan chapter O6)

SETELAH berpamitan kepada Mark, Haechan dan Chenle langsung pergi ke sebuah cafe yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Sebelumnya ibu manis itu dengan istri kesayangan Jung Jeno sudah berjanji satu sama lain, akan mempertemukan anak mereka di cafe ini tanpa adanya para suami yang menemani.

Jantung Chenle berdebar dengan sangat kencang. Entah mengapa jika ia akan bertemu dengan sang pujaan hati, jantungnya selalu merespon dengan berlebihan. Padahal hanya sekedar bertemu dan berbincang saja. Tapi yang namanya sedang dimabuk cinta, maka apa pun akan menjadi sebuah debaran hangat di antara pasangan.

Jantungnya semakin cepat berdebar membuat Chenle merasa malu dengan sang ibu. Kumohon kurangilah kecepetan debaran ini, begitu batin Chenle. Namun tak elak bahwa Haechan mendengar debaran jantung sang anak.

"Nana!"

Hingga mereka sampai di dalam cafe dan melihat pasangan ibu anak itu tengah berbicara santai. Haechan langsung menyapa Jaemin serta Jisung secara bergantian. "Sepertinya hari ini Jisungie terlihat cerah sekali. Ingin cepat-cepat bertukar pikiran dengan Lele, ya?"

Jisung hanya tersenyum kikuk. Malu ketika ibu sang kekasih bertanya begitu. Tapi perkataan itu tepat sekali, tidak ada yang salah.

"Mengapa kalian lama sekali?" tanya Jaemin. Pasalnya istri tercintanya Jeno ini sudah menunggu selama setengah jam lamanya.

"Meminta izin kepada Mas Mark tak semudah membalikkan telapak tangan. Tahu sendiri bahwa suamiku itu sangat posesif. Aku saja sampai berbohong dan mengatakan akan pergi berbelanja."

"Tapi kalau Kak Mark tahu kalian berbohong, bagaimana Chan? Tidak takut Kak Mark akan marah?"

Haechan terkekeh kecil sebelum menjawab, "Mas Mark tidak berani memarahi kami apalagi terlalu lama dan berlebihan. Rasa sayangnya akan mengalahkan segala amarahnya."

Para pihak istri saling bercengkrama dan tak sengaja melupakan anak mereka. Memang, kalau ibu-ibu sudah berbicara maka anak pun akan dibiarkan begitu saja. Haechan dan Jaemin melanjutkan acara berbincang mereka sembari sesekali tertawa.

Lain hal dengan pasangan muda yang hanya diam saja di samping ibu mereka. Baik Chenle maupun Jisung sama sekali tak ada topik untuk diperbincangkan, entah pun mereka saling canggung karena sudah beberapa hari tak bertemu seperti ini. Namun, manik obsidian Jisung selalu tepat mengarah memandang wajah manis milik Chenle yang tengah menunduk malu.

Ingin rasanya Jisung mengatakan cinta dan rindu pada kekasih manisnya. Ingin rasanya Jisung memeluk Chenle dan membawanya pada sebuah tempat yang tidak diketahui oleh semua orang, termasuk Mark.

"Mengapa hanya diam saja, Jie? Padahal kamu yang sedari tadi bersemangat untuk bertemu dengan Lele. Diajak berbicara Lele-nya, Jie. Jangan hanya diam saja," kata Jaemin.

Love is Complementary [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang