O8

1.7K 129 30
                                    

"Jika demi kebaikan Lele, maka Daddy
harus menerima setiap keinginan Lele.
Termasuk menerima Jie dalam
keluarga kita."

- Jung Chenle

.
.
.

Happy Reading

"JANGAN pernah temui pemabuk itu lagi atau Daddy akan melakukan hal yang buruk padanya?"

Chenle menekuk kedua alisnya, marah kepada sang ayah karena tidak bisa meredakan rasa tak sukanya pada Jisung. Haechan hanya menghela napas berat. Memang, setiap pagi pasti ada saja percikan debat-debat kecil antara ayah dan anak. Tak dapat dipungkiri lagi, pasti masalah hubungan Chenle dengan Jisung.

"Daddy seperti ini karena demi kebaikanmu, Lele. Daddy tidak mungkin melerai hubungan persaudaraan kalian jika Jisung adalah anak yang baik-baik. Daddy tahu Jisung adalah pemabuk karena Daddy pernah melihatnya di sekitaran tempat buruk itu."

"Daddy selalu berkata demi kebaikan Lele, tapi Daddy sama sekali tidak pernah merasakan apa yang Lele rasakan!" Chenle menaikkan nadanya ketika berbicara, terlanjur kesal dengan sikap sang ayah. "Jika Daddy bersikap seperti ini terus-menerus, maka Lele tidak akan segan untuk lebih berhubungan dengan Jie. Lele akan semakin dekat dengan Jie tanpa izin dari Daddy. Daddy tidak akan bisa melarang Lele lagi―"

BRAK!

"JUNG CHENLE!"

Mark menggebrak meja makan dengan tatapannya yang amat-sangat tajam. Baik Chenle maupun Haechan sama-sama tersentak kuat. Sebelumnya Mark tak pernah seperti ini, tapi entah mengapa amarah yang ada di dalam seluruh tubuh ayah satu anak itu mendadak meluap. Haechan langsung menghentikan acara makannya kemudian menggenggam tangan sang suami dan mengelusnya lembut. Mark marah sungguh tak bisa dibiarkan. Haechan takut, nanti masalahnya akan semakin panjang juga rumit.

"Sudah, Mas, jangan membentak Lele seperti itu. Redakan amarah Mas, eum? Kita sedang sarapan, lho. Tidak baik jika selalu berdebat tanpa henti." Haechan berucap lembut, tatapannya selalu hangat untuk Mark.

"Teruslah membela anak itu tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya memberi tahu kalian agar menjauhinya, karena saya pernah merasakan di titik itu. Saya trauma, Haechan, saya takut sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi."

"Tapi, Jie bukanlah seorang pemabuk! Lele lebih mengenal Jie daripada Daddy! Semua itu hanyalah omong kosong. Daddy tidak bisa seenaknya berbicara omong kosong yang belum ada bukti sama sekali. Jika memang benar Jie adalah seorang pemabuk, maka buktikan kepada Lele sekarang juga!"

Haechan bangkit, mendekat pada Lele dan mengusap surai hitam pekat tersebut. "Lele tidak boleh marah, Sayang. Tidak boleh menaikkan suara ketika Daddy sedang berbicara―"

"Tapi Daddy juga seperti itu, bahkan membentak Lele."

Haechan tersenyum hangat. "Lele sudah selesai sarapan?" Dibalas anggukan oleh sang anak membuat senyumannya semakin menghangat. "Setelah Daddy menyelesaikan sarapannya, kita bisa pergi keluar dan menyejukkan pikiran yang terasa sudah cukup berat. Mommy hanya ingin Lele merasa tenang. Mommy sangat khawatir jika Lele memikirkan hal apa pun yang bisa membuat kesehatan Lele memburuk."

"Katakan pada Daddy, bahwa jangan pernah lagi memancing emosi Lele bila tidak ingin melihat Lele lemas dan sakit."

"Apa maksudmu, Jung Chenle?" Mark berkata dingin dengan tatapan yang masih tajam. "Daddy hanya menyuruhmu untuk menjauhinya. Sesulit itukah bagi dirimu untuk menuruti apa yang Daddy minta? Dan satu hal lagi, Daddy tidak pernah memancing emosimu atau sekadar membuat tatapan itu menjadi tidak sopan. Sebagai orang tua, Daddy ingin yang terbaik untuk dirimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Complementary [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang