bab tak berjudul 5

735 80 2
                                    

DOR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DOR.

Pelatuk pistol itu ditarik, jeongwoo memekik keras merasa ngilu dan sakit bersamaan pada betis kakinya, ia terjatuh seketika, maniknya melebar bukan.

Salah satunya karena kekasihnya sendiri mencondongkan pistol kearah kakinya.

Jeongwoo memegang lututnya, ia meringis sembari menatap bingung dan marah kepada haruto dengan suit merah yang sedari tadi sudah berdiri dibelakangnya.

"R-ruto??" Kepala jeongwoo berdenyut, ia meremat kepalanya kuat.

Selibat memori seperti kilasan film, melintas begitu saja diotaknya.

Saat dirinya masih sma, dan haruto sebagai teman sekelasnya. Tunggu..

Tunggu..

Haruto kan adik kelasnya, bahkan ia paling pintar diangkatannya, apa yang terjadi?.

Ia sudah menjadi mahasiswa baru sedangkan haruto... masih dibangku sma.

Dan jeongwoo tak mengingat bahwa kejadian itu pernah terjadi sebelumnya, jeongwoo samar melihat air benih kelyar bersamaan darah dari betisnya itu, sebelum semuanya gelap karena haruto memeluk tubuhnya seperti koala dan mengangkatnya.

Semua anggota kanemoto bertepuk tangan, semua senjata tajam mereka, mereka sembunyikan dibalik gaun dan suit yang mereka kenakan.

Prok, prok, prok.

"HARUTOO YAA, KAMU MENANG" mashiho memeluk adiknya dari belakang, haruto tak memedulikan semua.

Dari senyuman miring yoshi, wajah bosan doyoung, bahkan wajah bangga kedua orang tuanya tak ia pedulikan.

Yang ia pedulikan hanya, mengobati luka serigalanya.

"Serigala dan gadis jubah merah" bangga jihoon, sembari mengecup pipi hyunsuk berkali kali.

"Mereka sangat serasi bukan??" Mereka mengangguki ucapan jaehyuk, sampai tak menyadari yoshi sudah menghilang dari sana sedari tadi.





[INVITATION]






Tok tok tok.

Junghwan yang tengah berleha leha sembari menonton youtube di ponselnya itu teralih ke arah pintu, ini sudah jam 12 lewat dikit, jika ada yoshi pasti ia disuruh tidur dari dua jam yang lalu.

Tapi junghwan bingung dan kesal, lebih ke bosan karena apa yang mereka lakukan 3 jam lebih??.

Diruangan yang dingin dan sofa empuk ini seperti penjara vip baginya.

"Moshi mosh??" Yoshi menyembulkan kepalanya dari luar pintu, junghwan tersenyum sumringah, ia berlari kearah yoshi yang membalas pelukannya dengan lembut sembari menghirup wangi bayi dari ceruk lehernya.

Junghwan meloncat kecil, tanda ia ingin digendong. Yoshi paham dan menggendongnya ala koala, saat tubuhnya lebih tinggi dari yoshi, manik junghwan memicing.

Melihat karpet didepan koridor ruangan ibu kotor sampai keujung seperti menyeret karpet terlalu kasar juga..

Tetesan darah??.

Baru junghwan ingin menunjuk karpet itu, yoshi masuk kedalam ruangan, mengunci pintu dari dalam, dan menurunkan junghwan diatas sofa.

"Hey sweetie, kamu bosan?" Seperti bertanya pada bayi, junghwan lupa untuk bertanya tentang karpet, atensinya teralih pada wajah tampan yoshi sekarang, ia mengangguk cepat sembari memeluk kembali leher yoshi.

"Heeum, dingin banget hyung" junghwan merengek manja, yoshi kembali memeluknya dan mendudukan tubuhnya disofa dengan junghwan dipangkuannya.

"Kenapa acnya ga dikecilin? Aku hampir mati kedinginan" yoshi tersenyum.

"Sengaja biar kamu gak kenapasan" junghwan mendelik, "dah dibilang aku hampir mati kedinginan".

Yoshi mencubit pipi junghwan dengan gemas, "kk maksudku persiapan soalnya nanti kamu bakal kepanasan pas main nanti"

"Emang main apa sih? Cuman petak umpet kan bukan main bola?" Junghwan mengerucutkan bibirnya, yoshi terkekeh gemas, selibat muncul dibenaknya..

Apa sapi kecilnya ini akan menang?.

"Iya petak umpet,

Tapi kami yang bersembunyi" junghwan memicingkan matanya penasaran.

"Kalian?? Hyung juga mom dan dad??" Yoshi menatap junghwan jahil, ia menempelkan kening keduanya.

"Mom and dad hm? Sudah seakrab itu dengan orang tua ku? Apa kita langsung mengadakan pernikahan saja?" Wajah junghwan memerah seketika, ia memukul bahu yoshi pelan.

Baru ingin mengomel, yoshi membuka tupperware besi yang baru ia bawa dari dapur. "This for u" junghwan melebarkan kedua matanya, "untuk aku??" Yoshi mengangguk sembari mengusak surai junghwan.

Junghwan mengambil satu tupperware dari tangan yoshi yang beralih padanya, sampai kedua pipinya itu penuh dengan mochi dingin itu.

"Makan yang banyak bayi?" Junghwan mendelik.

Ia menelan semua mochinya sekali lahap, "i'm not ur baby! Tapi aku harus nyari kalian semua? Apa aku gak bisa tidur dulu??" Yoshi menggeleng pelan, ia menaruh tupperware itu diatas meja, menaruh handphone junghwan didalam saku celananya.

Junghwan melihat itu semua, ditambah yoshi menggandeng tangannya kedepan ruangan saat diambang pintu, yoshi yang dibelakang junghwan memegang kedua pundaknya.

"Em no no no, kamu bisa tidur kalau menang honey. Nah" yoshi mendekatkan belah bibirnya pada telinga junghwan dari belakang.

"Let's find your favorite dwarf"

Berat pada pundak junghwan menghilang, ia menatap kesekeliling bahkan pintu ruangan dibelakangnya sudah tertutup dan terkunci dari dalam dengan yoshi yang entah kemana.

Baru keluar, entah perasaannya atau bukan. Atsmorfer disini sangat berbeda, sangat menyeramkan dan.. mengerikan??.

Junghwan itu sangat penakut, bahkan ia bersumpah akan diam saja jika terjatuh di ladang zombie dan berharap yoshi menjadi malaikat bersayapnya.

"H-hyung?? Maennya udah dimulai?" Tanyanya dengan lugu yang menggema diseluruh koridor, sampai ia melihat siluet lelaki diarah kiri, junghwan reflek ingin kabur tapi?.

Bukankah yoshi bilang, ia yang harus menemukan mereka?.

Lalu maksud dari, find ur favorite drawst?.

Junghwan masih tak paham, ia berjalan berbalik kearah pintu ruangan, ia mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali, apa yoshi bersembunyi didalam? Setidaknya disini lebih hangat dari pada didalam sana.

TO BE CONTINUED!!

✓the invitation, yoshihwan Ft HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang