1. Pekerjaan

3.7K 233 52
                                    

Rio, pria muda berusia duapuluh empat tahun, bekerja sebagai fotografer freelance, yang tidak terikat dengan perusahaan mana pun, jadi ia bebas menjual foto nya kemana saja, atau menerima panggilan untuk pemotretan pribadi, wisuda atau wedding, ia anak ke dua dari pasangan Yuri dan Jessica, ia mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Kwon Jisoo yang menikah dengan Kim Jie-Yeon alias Bona, mereka masih tinggal di rumah keluarga Kwon, Jisoo bekerja sebagai supir ekspedisi paket khusus, dengan gaji lebih tinggi dari Rio tentu nya, karena dia bekerja setiap hari, sedangkan Rio, dia setiap hari keluar rumah tapi belum tentu ada foto yang bisa ia jual, atau pun belum tentu ada panggilan untuk memotret.

Rio mengencani seorang gadis yang bekerja di sebuah kedai kopi sederhana, bernama Bae Irene, yang memiliki seorang dongsaeng perempuan yang bekerja sebagai aktris drama, Bae Seojoohyun, tapi mereka bagaikan orang yang tidak saling mengenal, lingkungan pergaulan mereka jauh berbeda, Seohyun berada dilingkungan kelas atas, sedangkan Irene dengan orang-orang biasa sekelas Rio.

Yuri appa dan Sicca eomma tidak bekerja, karena appa pernah terserang stroke, jadi ia tak sanggup lagi bekerja, begitu juga dengan sang eomma yang hanya di rumah melayani keluarga nya, semua kebutuhan di tanggung Rio, meski Jisoo juga sudah bekerja, tapi dia bukan lah tipe anak yang mengerti akan kebutuhan orang tua nya.

Rio sudah berkeliling hari ini, tapi belum ada satu pun foto yang ia dapat, tapi dia tak menyerah, akhir nya, ia memilih untuk beristirahat di kedai tempat sang kekasih bekerja.

Irene tersenyum lebar melihat Rio masuk ke dalam kedai nya, dalam hati ia tahu Rio pasti belum mendapatkan apa-apa, ia pun membuatkan es coklat untuk Rio, padahal pemuda itu hanya ingin melihat nya saja, bukan untuk memesan minuman.

"Aku hanya ingin melihat mu saja" kata Rio sambil menggendong ransel berisi kamera milik nya.

"Aku mentraktir mu, jangan khawatir" Irene mengusap-usap tangan Rio, sebelum pergi untuk melayani pembeli yang lain, dan sang kekasih nampak mengutak-atik kamera nya, Irene sesekali melirik ke arah Rio, yang tak bisa di pungkiri jika ia nampak gelisah, karena belum ada pekerjaan sampai hampir jam makan siang begini.

Irene ke belakang, ia mengambil ponsel nya, untuk menghubungi sahabat mereka Sean.

To Sean:
Sean, tolong minta pada Rio untuk datang ke caffe X

From Sean:
Ada apa noona?

To Sean:
Sudah lakukan saja, nanti aku jelaskan

From Sean:
Baiklah

Dreeettt. . . Dreet. . .

Rio meletakan kamera nya, dan merogoh kantong celana nya untuk mengambil ponsel yang bergetar, sebab ada pesan masuk.

From Sean:
Rio, datanglah ke caffe X sekarang

To Sean:
Ada apa?

From Sean:
Sudah jangan banyak tanya, datang saja dulu

To Sean:
Baiklah

Sean juga tak tahu menahu ada urusan apa Rio harus kesana, ia hanya menjalankan perintah Irene, jadi ia pun melakukan nya, Rio langsung menghabiskan coklat nya, lalu berdiri mencari keberadaan Irene.

"Irene-ahh, aku harus pergi, Sean menghubungi ku" baritahu Rio pada Irene yang sedang membersihkan meja bekas di pakai pelanggan nya.

"Ya, hati-hati, pelan-pelan saja" pesan nya.

"Ok" Irene tersenyum lega, melihat raut wajah Rio yang berubah antusias, dengan mengendarai motor nya, Rio pun meluncur menuju ke caffe yang dimaksud Sean tadi, suasana nampak sepi, karena bukan di jalan utama, ia duduk di atas motor nya, sambil celingukan, sampai akhir nya, ia paham dengan apa yang di maksud Sean, karena ada bayangan sesosok gadis yang banyak menjadi buruan paparazi tapi tak ada yang mampu membuntuti nya, karena jadwal nya sangat rahasia, aktivitas luar ruangan nya sangat jarang, sebab ia terlalu hati-hati menampakan diri di depan publik.

Happier With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang