Chapter 2 "Just leave me alone"

41 5 2
                                    

Keesokan harinya...

"Kasus bunuh diri tersebut terjadi di apartement elit daerah prefektur Osaka, gadis berumur 14 tahun 'Ishikawa Reiko' bunuh diri dengan leher terjerat rambut ini akan diperiksa lebih lanjut oleh..."

siaran berita di tv ruang tamu mulai terngiang hingga masuk ke kamar Rin. Mendengar hal tersebut, Rin hanya termenung, terlihat raut kekecewaan terpancar dari wajah tirusnya. Hiroshi masuk ke kamar Rin.

"Rin, bangunlah. Waktunya seko-"

perkataan Hiroshi terpotong karena melihat adiknya termangu di meja belajarnya, melihat raut wajah adiknya itu, Hiroshi menghampirinya dan mulai mengelus pucuk kepala adik nya itu.

"Kau mendengarnya?" Tanya Hiroshi, Rin hanya mengangguk.

"Percayalah, ini bukan salah mu" ujar hiroshi sambil memeluk Rin, menenangkan hati gadis yang sekarang terlihat layu.

Rin berdiri dari posisi nya dan bersiap kesekolah, tanpa menghiraukan perkataan kakaknya.

Di jalan, dengan mengepal tangan Rin nampak tegar meski sambil menahan tangisnya. Tak berapa lama Bis pun datang, Rin bergegas menaiki bis tersebut. Tak ada kursi kosong selain kursi yang berada disebelah pemuda berjaket hitam dengan topi yang menutupi wajahnya, dengan terpaksa Rin duduk disebelah pemuda tersebut.

"Selamat pagi, Rin. Bolehkah aku memanggil nama belakangmu?" ujar pemuda tersebut sambil membuka topi yang menutupi wajahnya, ternyata Toru. Rin terkejut, namun dia berusaha untuk tetap tenang, seolah acuh tak acuh.

Suasana sepanjang perjalanan mereka kembali sunyi, Rin tak henti-hentinya memikirkan soal Reiko, dan terus termangu dalam lamunannya. Saat bis berhenti pun, Toru terus mengikuti Rin hingga masuk kelas, dan tetap saja, Rin masih membisu.

"Soal Ishikawa-san, a-aku.." tanya Toru tetapi langsung dibalas Rin dengan tatapan tajam, membuat Toru terdiam. Toru melihat sekeliling, dan Toru menyadari, suasana berduka sedang menyergap dinding kelas ini, sehingga setiap orang didalamnya seperti dalam buaian duka yang amat dalam.

Jam pelajaranpun dimulai, Pak Kuichi sepertinya tidak terlambat kali ini, terlihat wajah Pak Kuichi yang seketika lesu ketika memasuki kelas.

"Kalian melihat berita pagi tadi?" Tanya Pak Kuichi seraya memecah keheningan dan suasana senyap yang menyelimuti mereka.

"Bapak rasa tak ada yang perlu dijelaskan lagi mengenai kejadian ini. Kita doakan saja, semoga Ishikawa-san bisa pergi dengan tenang." ujar bapak Kuichi, disusul isak tangis sahabat-sahabat Reiko, Ayame dan Chizu. Namun tangisan tersebut berubah menjadi amarah yang mereka luapkan, siapa lagi kalau bukan Rin.

"Bisakah kau menjaga mulutmu? Mengapa kau membunuh Reiko-chan?" Bentak Chizu yang lngsung berdiri dari kursi nya dan menunjuk-nunjuk Rin, disusul dengan tatapan sinis Ayame pada Rin.

"Bisakah kau berhenti membunuh orang seper-"bentak Ayame, namun terpotong ketika Rin memukul meja dan berdiri.

"Aku tak membunuh siapapun, jadi tutup mulutmu!! Bisakah kalian berhenti membicarakan rumor bodoh itu? Kalian membuatku, ah..sudahlah." ujar Rin, lalu berlari keluar kelas, Toru tak henti-henti nya menatap wajah teman sebangkunya itu, dilihatnya ada derai airmata yang mengalir ditengah lari nya. Entah mengapa, Toru segera melangkahkan kakinya mengejar Rin, namun ditahan oleh Jiro.

"Yamashita-kun, sangat bahaya jika kau terus berada disampingnya" jelas Jiro sambil menarik lengan Toru, namun Toru segera melepas tangan jiro dan berlari menyusul Rin sambil berkata,

"kau dengar apa katanya? Dia tidak melakukannya".

Di loteng sekolah, Rin berbaring di lantai tanpa peduli seragam dan rambut pirangnya kotor apa tidak, dia memutuskan untuk bolos beberapa mata pelajaran hari ini karena kepala nya serasa ingin meledak, dia terus saja menghapus air mata nya sambil menatap langit, seakan menunjukan pada matahari kalau saat ini dia sangat menderita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang