BAGIAN 5

85 10 0
                                    

Soobin tersenyum menyeringai, matanya mulai berkaca-kaca, ia menelan salivanya beberapa kali untuk menahan air matanya agar tak jatuh.

"Oke.. Setidaknya itu semua jelas, dan gue tau apa yang harus gue lakuin kedepannya. Tapi yeon, apa lo pikir gue bakal nyerah? Yeonjun, jangan pikir dengan lo nolak gue, gue bakal nyerah?. Gue gak akan nyerah sampai lo jadi milik gue"

"Sakit lo bin"

"Iya gue sakit, hati gue sakit. LO PUAS?!"

Yeonjun terdiam, ia mencoba meninggalkan soobin. Tapi seketika langkahnya terhenti...

"Oh iya, satu hal yang harus lo tau. Seberapa kerasnya lo buat bikin gue suka balik sama lo, gue gak akan kemakan semua rayuan lo. Jadi mending lo nyerah aja"

"Maaf bin, gue sama sekali gak bermaksud buat nyakitin lo. Itu semua demi kebaikan kita"

Bel berbunyi, pelajaran terus berlanjut. Yeonjun memikirkan kembali apa yang ia ucapkan tadi tak menyakitinya kan? Perkataannya tak menyinggunnya kan? Tapi.. Ah sudahlah, lagipula itu salahnya, menaruh harapan lebih pada yeonjun.

Sedangkan dari sisi yang lain. Taehyun dan kai memperhatikan soobin. Sebelumnya soobin bukan tipe orang yang pemurung, tapi entah kenapa saat ini yang soobin lakukan hanya mendengarkan musik menggunakan airpods nya sambil menggambar. Kali ini kelas mereka kosong, biasanya yang mereka lakukan adalah merusuh di kelas, termasuk soobin. Tidak, lebih tepatnya soobin yang selalu berteriak untuk meminta agar mereka tak berisik, karena akan menggangu kelas yang lain.

Tapi sekarang, kelas rusuh, soobin tak memperdulikan itu, ia hanya fokus pada apa yang ia gambar.

"Tae temen lo kenapa? Gak biasanya dia gitu"

Taehyun menggeleng "Gue gak tau"

"Sebentar, gue deketin dia dulu"

Kai berjalan mendekat kearah kursi soobin, awalnya soobin tak menyadari kehadiran kai. Sampai kai menepuk pundak soobin, sontak soobin terkejut.

"Kai..? Kenapa..?" Soobin mencopot sebelah airpods milik nya.

"Ah, nggak. Lo lagi gambar apaan?" Kai melihat apa yang soobin gambar pada canvas kosong, ternyata temannya mahir dalam menggambar.

"Bunga marigold? Apa maksudnya?" Tanya kai penasaran.

"Ah, nggak. Gue cuma iseng aja, dan kepikiran mau gambar bunga. Gue gak tau mau gambar bunga apa, jadi kepikiran bunga marigold"

"Oh.. Lo mau kasih bunga itu untuk seseorang?"

"Ya nggak lah, bunga ini gue rasa lebih cocok buat gue, hehe"

"Apa karena warnanya cerah, itu berarti melambangkan kegembiraan, atau keceriaan?"

Kai benar-benar dungu, ia sama sekali tak tahu tentang filosofi bunga.

"Nggak kai, gak gitu. Cerah gak selalu mengartikan ceria. Lo cari tau aja sendiri, gue mau keluar"

"Kemana lo?"

"Toilet, kenapa? Mau ikut?"

"Ya nggak lah, ke toilet ngajak-ngajak lo"

Soobin selesai melakukan aktivitasnya di dalam toilet. Saat ia hendak keluar dari toilet, seseorang menabraknya, itu membuat semua buku yang di bawanya berjatuhan.

"Maaf" Soobin membantu orang itu membereskan bukunya.

"Nggak, seharusnya gue yang minta maaf karena udah jalan ga liat-liat terus nabrak lo. Jalan gue kehalang sama semua buku ini" Sahut orang itu.

"Biar gue bantu"

"Enggak perlu, gue bisa bawa sendiri"

"Tapi buku-buku ini berat. Izinin gue buat bantu lo"

"Emh, jujur emang buku-buku ini berat. Tolong ya.."

Soobin membawa separuh buku itu, mereka berjalan kearah kelas yeonjun.

"Permisi bu, ini saya mau nyerahin buku anak fisika"

"Oh, yuna. Silakan"

"Ayoo" Ajak yuna untuk soobin. Soobin mengangguk dan mereka masuk kedalam kelas.

"Ini bu, maaf" Yuna dan soobin memberikan semua bukunya.

"Oke, ini udah semua kan?"

"Iya bu, ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Oh, nggak. Makasih ya.. Tapi tunggu, kalian ini couple ya?"

"M-maksud ibu?"

"Maksud saya, kalian itu pasangan ya? Soalnya jarang banget anak fisika sama anak kimia bareng gini"

Hal itu membuat yuna blushing. Masalahnya mereka belum kenal satu sama lain, bahkan yuna belum tau nama soobin. Satu kelas biologi heboh karena itu, banyak yang menyorakkan support untuk mereka.

Tentu saja hal itu tak soobin hiraukan, karena ia sudah memiliki orang yang ia cintai saat ini.

"Ng-nggak bu, kita cuma temenan"

"Temen apa demen..?"

Satu kelas itu kembali ramai, kecuali yeonjun. Ya, pria itu hanya melihat kearah jendela tanpa memperdulikan mereka.

"Bu, tolong jangan salah paham. Kita beneran temenan"

"Beneran soobin?" Ledek bu guru.

Soobin hanya mengangguk dan sedikit tersenyum.

"Ah ibu gak yakin"

DARK BLUE [soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang