You can stop bullying

93 2 0
                                    

ROJEK P5
KELOMPOK CERITA
OLEH:
JENI LENSEISYA
RINDU MARSYA
REVA MUSPITA SARI
MELISA EKA PUTRI
RAHMAT RIDHO
ADAM MAULANA

BULLYING

Seorang gadis cantik, rambut yang terurai panjang, bulu mata yang begitu lentik, semua orang bisa saja jatuh dalam perawakan gadis cantik itu sebelum tau kekurangannya.

Dirundung, dipermainkan, dicaci maki itu sudah makanan sehari-harinya.

Kulit yang dulunya putih bersih tapi sekarang sudah banyak bekas luka dimana-mana dilengan, dikaki bahkan dimuka dan diperutpun sudah tergoreskan oleh ulah manusia yang tak punya hati.

Raya hanya berharap bahwa sewaktu-waktu dia bisa bertemu dengan seseorang yang tepat, menerima semua kekurangannya. Kelebihan? Bahkan dia tak punya kelebihan atau mungkin tidak tahu.

Disekolah ia sudah biasa menerima semua perlakuan Arkana dan kawan-kawan.
Raya menyimpan semuanya sendiri dia tak tahu harus bercerita ke siapa, teman saja dia tidak punya.

"Ini punya lo kan?" Tanya Arkana pada raya sambil memberikan alat bantu pendengaranya.

Sementara Raya hanya menunduk ketakutan melihat kedatangan Arkana dan kawan-kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Raya hanya menunduk ketakutan melihat kedatangan Arkana dan kawan-kawan.

"Lo nggak dengar yang gue ngomong?" Tanya Arkana lagi.

"Eh, gue lupa lo kan tuli mana bisa dengar." Ucap Arkana lagi dan didampingi tawa para teman-temannya.

Raya itu tuli. Itulah alasan para warga sekolah membulinya tanpa kasihan.

Pernah sekali Raya melakukan upaya bunuh diri saat itu Raya yang sudah tak tahan atas apa yang dialaminya dan tak tahu harus bercerita kesiapa.

Bercerita kepada orang tua? Orang tuanya saja sudah tidak ada. Namun hal itu tidak jadi terjadi padanya karena seseorang sempat menolongnya kala itu.

Raya berharap semoga dia bisa bertemu lagi dengan orang itu.

"Lo Raya kan?" Tanya seseorang padanya. Raya lebih memilih menyendiri di gudang yang sudah lama kosong, tempat itu sudah menjadi tempat favoritnya. Karena mungkin jika dia berada disini takkan ada orang yang tahu atau bisa membulinya.

 Karena mungkin jika dia berada disini takkan ada orang yang tahu atau bisa membulinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, bentar-bentar nih lo pake dulu." Ucapnya lagi sambil memberikan alat bantu pendengaran pada Raya.

"Kenalin nama gue Kiara."

"Santai-santai, gue nggak jahat kok."

"K-kenalin nama aku Raya." Ucap Raya terbaru-bata.

"Lo nggak ingat gue ya? Yang waktu itu nolong lo." Ucap Kiara.

"Oh jadi kamu yang nolongin aku waktu itu? M-makasih udah nolongin aku."

"Santai, gue kesini mau bantu lo, kenapa lo nggak ngelapor lapor aja kepihak sekolah?" Tanya Kiara.

"Aku nggak brani cerita, sama juga nggak punya bukti. Aku takut kalau sekolah nggak nanggapin cerita aku.

"Udah lo tenang aja, gue udah ada buktinya sekarang ayo ikut gue."

"Tapi ini benaran gapapakan?" Tanya Raya.

"Udah nggapapa lo tenang aja."
***

"Iya, gue nunggu lo lapor sama pihak sekolah tapi lo nggak lapor-lapor, udah muak gue ngeliat mereka yang sok iya. Sekarang tinggal tunggu pihak sekolah ngasih sangsi sama mereka."

Kepada siswa yang bernama Arkana, Della, Chika dan Yoga silahkan datang ke ruang kepala sekolah dan Raya sama Kiara juga silahkan datang ke ruang kepala sekolah.

"Kalian liatkan apa yang kalian perbuat. Vidio ini jika jatangan hukum bisa saja kalian dipenjara dan ini kepala sekolah juga memperlihatkan vidio saat Raya hampir bunuh diri.

Vidio ini direkam oleh Kiara diam-diam.

Semuanya hanya tertunduk, menyadari bahwa kelakuan mereka sudah melebihi batas.

Sekarang kalian minta maaf sama Raya.

"Kita semua mau minta maaf, gue kira lo udah biasa digituin gue nggak tau, dan kali ini gue benaran minta maaf." Ucap Arkana mewakili.

"Iya aku maafin, tapi jangan pernah kayak gitu lagi, mungkin bagi kalian biasa tapi bagi korban nggak, aku harap kalian nggak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya." Tutur Raya.

"Iya." Ucap semuanya serentak.

"Tapi kalian semua akan dikeluarkan dari sekolah dan itu sudah menjadi keputusan sekolah bersama orang tua kalian." Ucap kepala sekolah.

"Nggak apa-apa buk, itu aja belum sebanding sama yang udah kita buat." Ucap Arkana dan langsung diangguki oleh Yoga, Chika dan Della.

"Sudah kalau begitu silahkan keluar." Ucap kepala sekolah.

"Baik, kalau begitu kita permisi ya buk." Ucap Kiara.

"Makasih bangat ya Ra, aku nggak tau harus buat apa kalau ngga ada kamu, mungkin aja aku udah mati."

"Udah berapa kali sih gue bilang gak usah makasih, udah berapa kali lo bilang makasih-makasih dari tadi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stop Bullying, semua mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, menyakiti seseorang karena kekurangan itu bukan hal yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stop Bullying, semua mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, menyakiti seseorang karena kekurangan itu bukan hal yang baik.

Anak TengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang