DUA PULUH SATU

1.8K 390 86
                                    

Teman, kalau kamu nggak suka dengan cerita yang kutulis, kamu nggak perlu membacanya. Ada banyak pilihan cerita yang bisa kamu baca di Wattpad, yang sesuai dengan keinginanmu.  Sebelum menulis cerita ini aku sudah menentukan berapa jumlah halaman yang harus kutulis. Lalu aku membuat outline. Kapan Lamar lepas dari duka, kapan Malissa percaya pada Lamar, dan sebagainya sudah kutentukan akan terjadi di halaman berapa. Aku juga melakukan riset mendalam--biayanya nggak sedikit--dan menyajikan cerita ini agar bisa diterima AKAL SEHAT. Bukan sekadar mengandalkan imajinasiku. Kamu nggak perlu menyampaikan padaku apa yang nggak kamu sukai dan apa yang seharusnya kulakukan untuk memperbaiki, karena aku nggak akan mengubah cerita hanya demi memenuhi keinginan beberapa orang. Aku sudah 7 tahun menjadi penulis dan paham betul aku TIDAK AKAN PERNAH BISA menyenangkan semua pembaca. Begitu kamu mencicipi satu kalimat, kamu nggak suka, tinggalkan saja. Biarkan aku dan teman-teman yang menikmati cerita ini hidup dengan tenang.

Aku mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membaca cerita ini dan menemukan manfaat di dalamnya. Believe me, komentar positif kalian itu mengalahkan pesan-pesan aneh yang kuterima. So thank you so much :-)

***

Seorang wanita muda, berpendidikan tinggi, cantik, dosen di universitas negeri ternama, dengan gampangnya dibodohi suaminya dan baru tahu suaminya selingkuh saat suaminya meninggal.

Banyak orang mengatakan Bhagas dan Malissa adalah pasangan yang sempurna. Sangat serasi. Mereka diciptkana untuk satu sama lain. Tidak hanya perkara penampilan—tampan dan cantik—tapi juga dari semua sisi. Sukses, berprestasi, dan macam-macam lagi. Malissa tidak memungkiri, dirinya sempat merasa bangga karena Bhagas—yang sangat hebat itu—memilihnya sebagai pasangan hidup.

"Kamu beruntung banget, Lis, bisa menikah sama Bhagas. Sudah ganteng, dewasa, kaya lagi. Mana dia cinta banget sama kamu. Orangtuanya juga baik sama kamu." Demikian salah satu sepupu Malissa sempat menyampaikan.

Malissa memang pernah merasa beruntung dan merasa dicintai. Sikap Bhagas melebihi apa yang pernah diangankan Malissa setiap kali membaca cerita-cerita romantis. Pernikahan mereka terasa seperti cerita indah di negeri dongeng. Mengundang decak kagum setiap tamu yang hadir. Setelahnya, Bhagas memberi Malissa kejutan. Bulan madu di Paris. Kota yang sangat ingin dikunjungi Malissa, tapi karena Malissa sibuk kuliah sampai lulus Ph.D, Malissa belum sempat pergi ke sana. Saat itu Malissa sangat bahagia. Suaminya yang supersibuk menyediakan waktu untuknya. Hanya untuknya. Di sebuah tempat yang katanya paling romantis di dunia. Tanpa diganggu apa-apa atau siapa-siapa. Perhatian Bhagas hanya tertuju pada Malissa selama mereka berada di sana.

Tetapi perasaan itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Setelahnya, Malissa tidak tahu lagi bagaimana harus mendeskripsikan ulang perasaannya. Merasa telantar mungkin. Karena Bhagas ternyata tetap lebih mencintai pekerjaannya daripada istri barunya. Atau seperti itu yang dipikirkan Malissa, sebelum tahu ternyata Bhagas tidak hanya sibuk di rumah sakit, tapi juga selingkuh sepanjang masa pernikahan mereka.

Semua orang yang pernah menganggap Bhagas adalah suami yang sempurna, pada hari kematiannya, seketika berbalik menghujatnya. Hampir-hampir tidak ada satu kalimat positif yang dipakai orang untuk mengenangnya. Bhagas dirasa tidak pandai bersyukur. Tidak tahu diri. Disebut bajingan bahkan. Kurang apa istrinya di rumah? Cantik iya. Cerdas iya. Sedang memberinya anak kembar iya. Di saat semua laki-laki ingin memiliki pasangan seperti Malissa, kenapa Bhagas malah menyia-nyiakan Malissa hanya demi seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya? Menurut desas-desus, kepolisian kesulitan mencari keluarga selingkuhan Bhagas pada hari kecelakaan.

Kenyataan bahwa Malissa hamil—sedang melahirkan bahkan—saat Bhagas lebih memilih bersenang-senang tamasya ke luar kota bersama selingkuhannya, bukan mendampingi istrinya, semakin memperburuk nama baik Bhagas. Manusia waras mana yang tidak tahu kapan istrinya melahirkan lalu memilih hari itu untuk ... well, Malissa tidak mau membayangkan apa yang dilakukan Bhagas bersama wanita itu. Seandainya Bhagas hidup dan pulih pascakecelakaan, Malissa yakin orang-orang yang dulu menaruh hormat padanya, tidak akan mau berurusan dengannya.

RIGHT TIME TO FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang