Cp 5

360 40 6
                                    

Kini cahaya mentari nampak mulai menampakkan sinarnya, nampak seorang pria berambut dark blonde berdiri didepan cermin seraya merapikan kemejanya.

Ting!

Tooongg!

Ting!

Suara bel rumah menggema, sang adik dari pria yang bercermin tadi kini berjalan terburu buru menuju ke ruang tamu dengan apron berwarna merah maroon.

Cklek!

"Morning, baby!" Ucap orang dibalik pintu tak lupa sebuket bunga mawar merah darah

Seketika keheningan melanda, perempuan berapron merah maroon tadi yang tak lain adalah Rere kini terpaku gugup, sedangkan pria yang di balik pintu itu kini menatap ke arah Rere dengan tatapan menyelidik.

"Kamu siapa ?" Tanya pria yang memegang buket bunga itu yang tak lain adalah Aldo

"Seharusnya saya yang bertanya, tuan siapa ?" Desis Rere menatap sinis entah kenapa ia merasa tak asing dengan pria di hadapannya itu

"Wait... apa benar ini rumah dari Xavierro Louissa ?" Tanya Aldo gugup takut salah alamat
"Awas aja kalau salah, bakal ku gantung si Ucup." Batin Aldo tertekan

"Benar, ini rumah Xavierro Louissa, mohon maaf anda siapa ?" Tanya Rere menatap tajam

"Ahh... saya kenalannya Xavier yang hanya ingin berkunjung."

"Kenalan ? -menatap buket bunga- Sebutkan namamu Tuan ?" Desis Rere menatap datar

Jujur dimata Aldo dia merasa sosok didepannya ini begitu imut tatkala mengernyitkan dahinya dan lagi mata oranye bak senja itu begitu mirip dengan miliknya...

"Rere ?" Panggil Aldo yang membuat Rere terkejut

"Dari mana anda tau nama saya ?."

"Ini aku Riavaldo kekas-"

"Mantan Kekasih." Ucap seseorang di balik Rere penuh penekanan

Jika kalian bertanya dari mana Aldo mengenal Rere, sewaktu berpacaran dengan Xavier ia pernah berjumpa dengan Rere walau hanya 2× yang diingatnya hanyalah Rere seorang gadis omega berambut ungu bermata oranye.

"Pi-" ucapan Aldo terpotong akibat pintu yang ditutup keras

Brak!

"Kaka ayo makan, Rere dah siapin sup untuk sarapan!!"

"Wahh... pasti enak nih."

"Hehehe... siapa dulu yang masak Rere gituloh."

Sayup sayup terdengar percakapan sepasang adik kakak itu di telinga Aldo yang masih membeku depan pintu dengan sebuket bunga mawar yang hancur sebagian akibat terkena pintu saat Rere membanting pintu.

"Apakah... hatimu tidak bisa menerimaku lagi ?" Gumam Aldo lalu

Plak-

"Tidak!! Rasa sakit ini hanyalah 0,025% dari rasa sakit Xavier saat pacaran!!" Ucap Aldo setelah menampar pipinya sendiri

Lalu ia tersenyum namun tak bisa dibohongi sorot matanya nampak terluka. Ia menaruh buket bunga mawar didepan pintu rumah lalu beranjak meninggalkan rumah mungil milik Xavier dengan menaiki mobilnya.

Namun, tanpa disadarinya Xavier menatapnya sejak meletakkan sebuket bunga mawar itu dan beranjak pergi.

"Kak.. buat apa peduliin dia sih!! Fokus aja masih banyak para cowo tampan dan cewe cantik yang belum dilirik." Ucap Rere lalu mendekati pintu

Tak lama ia membuka pintu lalu mengambil buket tadi dan memasukkannya ke tempat sampah yang berada dipinggir jalan, tak lupa menepuk nepuk tangannya seakan telah memegang benda berdebu dan kotor.

I'm sorry, darling (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang