Cp 9

198 21 5
                                    

Nampak suasana taman didekat hotel diadakannya pesta itu terasa sepi. Xavier terlihat menunduk dengan wajah yang tertutupi kemeja Rose, Rose terdiam menatap lurus kedepan lalu tak berselang lama ia menghela nafasnya dan menarik kepala Xavier ke bahunya.

"Bersandarlah dan menangislah, aku tau kamu kadang lelah dan lemah pada kejamnya dunia. Menangislah Xavier, walaupun bahuku kecil tapi ia bisa menutupi wajah sedihmu dari dunia ini sementara." Ucap Rose seraya mengelus lembut kepala Xavier

Tak lama sayup sayup terdengar suara tangis pelan yang berasal dari Xavier, tangannya melingkari perut Rose dengan erat. Tak jauh dari sana Aldo menatap mereka dengan tangan yang terkepal erat. 

'Bukan seperti ini rencanaku...' batin Aldo kesal lalu meninju dinding di sebelahnya dan berbalik

'Kali ini kubiarkan kau menyentuh orang lain, tapi tidak ada untuk lain kali, Xavi..' batin Aldo sebelum meninggalkan taman hotel tersebut.

"Terima kasih Rose.. terima kasih telah memberikan bahumu.." ucap Xavier dengan suara serak akibat tangisnya

"Hey, aku tidak butuh terima kasih.. berikan aku senyuman sekarang, jagoan.." ucap Rose seraya memukul pelan lengan Xavier seraya terkekeh pelan

Xavier pun tersenyum kecil, ia merasa nyaman disisi Rose yang pengertian. Rose pun bahagia melihat Xavier yang tersenyum, ia lalu memegang wajah Xavier dan mendekatkan wajah Xavuer dan wajahnya lalu mengecup kedua mata Xavier yang memerah. Lalu perlahan Rose menjauhkan wajahnya dari Xavier

"Pffttt... Hahaha, aku mengerti kenapa kamu lebih banyak disukai pria dari pada wanita. Wajahmu sangat imut ketika sedang memerah." Ucap Rose terkekeh pelan yang menambah rona merah hingga keleher Xavier

"Ehh.. maksud kamu apa!! Aku ganteng bukan imut!!" Kesal Xavier yang membuat tawa Rose pecah

"Okey, okey.. Xavierro Louissa kamu adalah seorang pria tampan yang manis.." Xavier semakin kesal dengan kata kata Rose

Ketika akan menjawab terdengar suara mc sayup sayup yang menandakan dimulainya pesta. Lalu Rose mengajak Xavier agar segera kembali kedalam ruangan setelah menutupi bekas tangisannya dengan bedak yang di bawa Rose.

<><><><><>

Malam semakin larut namun tidak ada tanda tanda pesta itu akan berhenti, Xavier sudah nampak kelelahan namun ia tak enak karena ia sedang berbincang dengan tuan rumah.

Kriiingggg!!! 

"M..maafkan aku, silahkan lanjutkan... saya akan mengangkat telfon ini dahulu.." ucap Rose pamit

Lalu saat pembicaraan mulai semakin asik bagi Xavier ia tak menyadari waktu terus berjalan, hingga sang tuan rumah menanyakan keadaan Rose. Xavier melirik jam tangan yang melingkar di tangannya ternyata Rose telah pergi hampir 20 menit. Lalu, Xavier meminta izin untuk mencari Rose.

"Rose dimana yah..." khawatir Xavier

Ia takut Rose diganggu oleh beberapa pria pria kaya yang tak bermoral, ini tidak seperti novel novel kisah one night yang berakhir happy ending. Xavier beberapa kali mencoba menghubungi Rose namun tak di angkat membuat Xavier semakin panik.

"Permisi tuan tuan, apa anda melihat seorang wanita bergaun dark blue dengan rambut terurai disekitar sini ?" Tanya Xavier yang dijawab gelengan oleh mereka

Rasa lelah dan ngantuk mulai menghampiri, Xavier melirik jam ditangannya yang ternyata sudah jam 1 malam. Tak lama ada pelayan yang mendekatinya dan menawarinya secangkir jus yang disambut baik oleh Xavier tanpa curiga.

Tak berselang lama rasa pusing dan gerah menghampiri Xavier yang membuat ia memegang dinding di dekatnya dan membuka dua kancing atas bajunya untuk mengurangi gerah. Namun, tanpa disadari olehnya ada sepasang mata elang yang mengawasinya dari jauh.

I'm sorry, darling (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang