bab 11 Dilema

13 7 5
                                    

Tabira yang mengendarai mobil mewahnya justru Jack yang telah memberikan kepada Tabira dengan cuma - cuma. karena Jack tidak bisa mengantarkan setiap hari ia juga mempunyai beberapa bisnis yang harus ia urus jadi ia ingin menjadikannya wanita mandiri.

Sebenarnya hal itu sudah ternyata di jauh - jauh hari Tabira tidak pernah berkomentar apapun asalnya ia tidak merepotkan orang lain . Tabira tidak ingin memakai namun pamannya memaksanya .

Entah apa yang terjadi kepada dirinya ia datang lebih awal dibandingkan dengan kedatangan dengan bersama Jack hatinya berkata ada sesuatu dihari ini. Mungkin dengan cara Tabira menuju ruangannya dengan berkas yang belum terselesaikan bisa membuat hatinya lebih tenang kembali.

Tabira menikmati roti yang berisi selai kacang dan teh hangat yang berada di mejanya yang sempat ia buat di ruangannya . Ia hanya ingin segera menyelesaikan sebelum sekretaris datang .

Dengan layar laptop dan berkas Yang ada di hadapannya dengan tangan kanan memutar pulpen dengan jari - jarinya tampak tabira berpikir dengan persetujuan yang berada di berkas ini .

Tok.. tok.. tok...  Suara ketukan pintu

"Masuk! " ucap Tabira

" Nona hari ini ada meeting bersama perusahaan B " ujarnya yang tidak lain sekretarisnya

"Baiklah! " jawab dengan tatapan dingin dan tangan memegang pulpen

"Oh iya , siapkan ruang meeting seperti biasa! 10 menit lagi saya akan datang "ujar Tabira tegas

Sejak tadi Tabira bingung ada apa dengan perasaan pada saat ini . Tabira duduk di sofa ia akan mencoba  membuat tubuh relax bukan karena pertemuan meeting pertama tapi tabira merasa ada seseorang yang akan membuat dirinya dilema .

"Nona ruang meeting sudah siap " katanya

Tabira hanya menganggukan kepalanya dan beranjak dari sofa yang berada di ruang kerja . Ia melangkahkan kaki dengan jalan yang anggun dan tatapan dingin hatinya seakan tidak memperdulikan  dengan karyawan .

Dengan balutan kemeja putih ditimpa oleh blezer navy dan celana panjang bernuansa biru langit dengan rambut yang terurai tak kalah menambah damagenya.

Sekretarisnya membuka pintu saat Tabira melanjutkan langkahnya terdapat seseorang yang sudah lama ia tak bertemu . Namun Tabira tetap harus profesional dengan meeting pertamanya itu.

"Tabira! Kenapa ada disini!" Gumamnya menatap tabira tidak berkedip

"Perkenalkan pak Raka ini nona Tabira hari ini ia resmi menggantikan Tuan Jack Alexander " ucapnya

"Baiklah tak apa " ujarnya dengan nada tidak keberatan sambil mengulurkan tangan .

Tabira membalasnya dengan senyuman sinis . Ada benarnya dengan hatinya saat tadi pagi untung Tabira sudah menyiapkan segala macam menghadapi kliennya yang satu ini .

"Silahkan duduk pak! " Ujar Tabira mempersilahkan kliennya untuk duduk .

Tabira menjelaskan dengan secara detail hingga ada banyak klien yang terpukau dengan presentasi tetapi Raka hanya memandangi wajah Tabira yang sudah lama ia tidak bertemu apalagi sejak kejadian seja beberapa tahun lalu.

"Apakah ini mimpi tuhan , aku menemukan Tabiraku! Kini ia berada di depan mataku " gumamnya memandangi Tabira yang asik mengobrol dengan yang lain

"Baiklah lah nona Tabira kami menyetujuinya kami akan menandatanganinya . Baiklah kami permisi dulu nona Tabira " ucapnya salah satu kliennya sambil mengulurkan tangan tanda bahwa ia menyetujui dan akan pergi meninggalkan tempat meeting tersebut.

Pergi Atau TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang