" ka Ruli bisakah kau mengantarkan aku ke toko bunga " tanya tabira saat berada di dapur yang tidak jauh dari ruangan tv
"Apaaaa!!!! Aku tidak salah denger " minuman yang tadi ia leguk mengotori baju . Matanya langsung menatap tabira dengan tidak percaya
" Ka Ruli ini tuli! Aku tadi melihat taman belakang sungguh tida terurus apalagi banyak bunga dan tanaman yang mati kak Ruli "
Ruli tampak sedang berpikir , bagaimana mungkin r
Tabira bisa keluar agar banyak bahaya dia sekitarnya"Ka Rulii!!!!! Jangan diam saja! " tabira meninggikan nada bicaranya berjalan menuju dapur
" Baiklah aku siapkan mobil terlebih dahulu " Ruli tak bisa menolaknya karena bisa- bisa nonanya pergi sendiri menemui toko bunga tersebut . Sebelum pergi Ruli telah menelepon Jack karena semua aktivitas putrinya harus di laporkan kepada papahnya .
Tabira memilih bunga yang dapat membuat bunga itu hidup sempat Tabira bertanya kepada Ruli mengenai Tamanan yang Tabira pilih.
"Hanya ini saja nona " Ruli yang melihat bunga tersebut sungguh sangatlah indah ada beberapa kelopak warna cerah dan juga tidak. Nonanya begitu pandai dalam pemilih apapun meski sempat Ruli merasa was-was saat keluar rumah di hari libur kantor.
"Mari kita pulang nona hari sudah menjelang malam "
Tabira langsung memasuki mobil berwarna merah tersebut hanya begituh senang apalagi saat nanti ia membuka matanya ia akan langsung ke taman langsung menanam tanamannya .
Tabira sedikit menengok kesana kemari ke jalan melihat resto yang tidak penuh antriannya karena cacing sudah berdemo sampai Tabira menghentikan mobil kepada Ruli .
Ruli yang tidak menyangka bahwa nonanya menyuruhnya rem mendadak . Mata Tabira berbinar langsung saja ia membuka pintu mobil segera menyebrang dengan merentangkan tangan kanan, mata masih tertuju kepada resto yang Tabira inginkan .
Dorr..
Dorr...
Dorr..
Suarana tembakan terdengar sehingga semua pembeli melihat kearah asal tembakan tersebut . Belum sempat Ruli turun dan melihat orang tersebut namun orang yang memakai mobil hitam itu berlaku dengan cepat .
"nonaaaaa!!! " Ruli langsung menghampiri tabira yang tergeletak .
"Nona bangun nona? Bangunlah " Ruki menepuk pipi Tabira meski matanya bisa melihat Ruli tapi yang Tabira lihat tidak jelas ia mencoba tersenyum ke arah Ruli.
Ruli langsung membawa tabira menggendong dengan ala bridal style dengan jalan yang tergesa - gesa membawa tabira ia tidak mau terjadi yang lebih buruk kepada nonanya .
Rumah sakit
Tabira yang sudah ditangani oleh dokter Jim yang termasuk dokter keluarga Jack . Ruli berjalan kesana kemari bingung apa yang ia katakan kepada Jack mengenai putri yang di tempat orang yang tida di kenal .
Ruli tidak ingin seperti ini ia mengambil telepon genggamnya yang berada di saku Ruli memencet nomor tujuan ia harus siap dengan segala apa hukuman yang akan ia hadapi .
Aku salah , telah lalai menjaga nona Tabira . Apapun yang nanti terjadi meski hukumannya berat itu yang harus aku tanggung! Gumam Ruli saat telepon tersebut terhubung Ruli menghembuskan napas berat .
"Hmm, ada sesuatu! Mengapa kau tiba- tiba meneleponku!" Dengan nada khas Jack tentunya dengan santainya Jack berbicara kepada Ruli.
"Begini tuan_" ujar Ruli dengan bingung menjelaskan
" Berbicara yang benar Ruli! Aku tidak banyak waktu! " Tegasnya
"Nona Tabira tertembak saat ia akan menuju resto Yang sebrang jalan_ " ujar Ruli berterus terang
"Aku akan terbang hari ini!" Jack langsung memutuskan telepon sepihak .
Tubuhnya lemas saat mendengar putrinya tembak semuanya begitu cepat Jack telah mengetahui siapa dibalik dalang kejadian tersebut . Tangannya mengepal matanya seperti elang sudah cukup Jack menderita ia akan membalas semua yang di rasakan keluarga kecilnya .
Bila terjadi dengan putriku kau akan melihat diriku yang sebentar! Kesabaran sudah habis. Kau telah membangunkan singa yang tertidur! Kau salah memilih lawan Tuan Vitter axiele kemal! Tunggu kejutan untukmu, permainan telah selesai untuk hari ini!
Fazril yang melihat merasa puas rencananya akan segera berhasil menghancurkan tuan vi dan mic dengan cara ini akan lebih cepat mereka mati, mati saja tidak cukup fazril tidak akan melakukan hal tersebut ia tidak aku lebih cepat vi dan mic mati akan ada hal yang membuat mereka bisa tunduk kepadaku! Fazril langsung tersenyum puas.
Daniel langsung membawa Jack segera ikut dalam pesawat pribadinya begitu juga dengan fazril harinya membawa kepada ke negara ibunya cukup lama fazril tidak berkunjung ada banyak kenangan masa kecilnya .
Meski kedua insan tersebut dalam menjaga putranya sering terdapat pertengahan tetapi sebenarnya mereka sama - sama mencintai mungkin sama- sam gengsi . Cintanya terukir saat kecelakaan tersebut terjadi mereka berdua mencintai sampai maut memisahkan meski fazril kesepiannya saat masa kecilnya fazril tidak akan melupakan pesan ibunya semakin jauh keduanya semakin fazril harus kuat dan mengahadapi dengan ketenangan.
Jangan lupa follow , vote. Comment 😊
Terimakasih para pembaca telah mampir ke ceritaku❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Atau Tinggal
Fiksi Remaja[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA YA ] aku belajar arti kesabaran dan menunggu beberapa tahun untuk mu , tetapi takdir membawaku sadar bahwa kau bukan takdirku yang sesungguhnya . Ikhlas itu bohong , aku harus memilih pergi atau tinggal dengan rasa y...