Alice dan kedua rekannya telah tiba di rumah Aaron yang cukup jauh dari Seoul. Mereka memakan waktu 1 jam untuk sampai ke rumah pria beranak 1 tersebut.
Didepan pagar tersebut terdapat 2 CCTV lalu terdengar suara speaker entah dari mana asalnya."Please show your Indentity Card"
Alice kemudian menjulurkan tangannya keluar jendela. CCTV langsung mengscan kartu indetitas milik Alice. Lalu tak lama kemudian pagar terbuka dan John memasukkan mobilnya kedalam rumah tersebut.
Mereka bertiga keluar dari mobil, lalu John membantu Alice mengeluarkan kopernya.
"Biar aku yang bawa".
"Terimakasih".
Mereka menghampiri Niel yang sudah berdiri tak jauh dari mereka.
"Silahkan ikuti saya".
Mereka bertiga mengikuti Niel ke dalam rumah tersebut.
"Silahkan tunggu disini, saya akan panggilkan tuan Aaron".
"Thank you".
Tak lama kemudian Aaron datang bersama Elio yang berada digendongannya. Anak tersebut menyembunyikan wajahnya di leher sang Ayah.
Aaron duduk di sofa single kemudian mengusap punggung Elio. "Mommy's here".
Elio menoleh kemudian matanya bertemu dengan Alice yang tersenyum.
"M-mommy". Elio mulai menangis sehingga Aaron menurunkan anak itu kemudian berjalan kearah Alice. Alice langsung mengangkat tubuh Elio ke pangkuannya dan memeluknya.
"Elio demam, hm?". Tanya pada Elio, pasalnya tubuh anak itu lumayan panas.
Elio mengangguk. "I miss you mom".
"Maaf ya".
Aaron berdehem lalu menatap John dan Miss Kim. "Kalian berdua rekan kerja Zoey?".
"Ya".
"Baik. Niel akan menghantarkan kalian ke kamar. Kita akan bahas rencana selanjutnya besok".
"Kita berdua tinggal di sini juga?". Tanya John.
"Tentu saja, mengingat rumah ini jauh dari kota Seoul, aku tidak ingin kalian bolak-balik".
"Baiklah, kami akan mengambil barang kami dahulu". John dan Miss Kim kemudian berdiri.
Aaron mengangguk mengiyakan
John dan Miss Kim kemudian mengangguk kepada Alice untuk pamit sebentar. Kini ruang tamu tersebut sisa mereka bertiga.
"Sejak kapan Elio demam?".
"2 hari yang lalu. Dan setiap hari ia selalu bertanya tentangmu"
Alice menghela nafas, ia mengusap rambut Elio dengan lembut. Sepertinya anak itu benar-benar menganggapnya seorang ibu untuknya.