"Aku ingin kau memasukkan sperma ku kedalam tubuhnya".
"Sebelumnya apa yang kau lakukan pada gadis ini? Kenapa nafasnya sangat lemah?". Lawan bicaranya dengan cepat memasang alat bantu pernafasan.
"Hanya bius dosis tinggi".
"Bodoh, dia bisa saja kehilangan nyawanya".
"Aku tidak tau efek nya sampai seperti itu. Apa sekarang dia sudah baik-baik saja?".
"Yeah".
"Sekarang lakukan, aku tidak punya waktu"
"Lakukan apa?".
"Aku ingin anakku lahir dari rahimnya".
"Bisa, tapi kau harus menjalani beberapa prosedur terlebih dahulu".
"Baik, apapun untuk anak ku".
"Dasar gila".
.
2 hari kemudian Alice terbangun dan ia sudah berada ditempat yang berbeda. Sebuah lampu diatas kepalanya membuat ia menyipitkan matanya. Ia ingin menggerakkan tangannya namun tidak bisa, ternyata kaki dan tangannya terikat dikasur sehingga ia tidak bisa bergerak.
Seorang pria bermasker dengan pakaian seperti pakaian operasi memasuki ruangan. Kemudian menghampiri Alice yang terikat dikasur.
"Sudah bangun miss?".
Alice mencoba menjawab namun suaranya tidak keluar, tenggorokan nya kering.
"Anda sangat cantik, pantas saja si gila itu menginginkan anda". Pria itu lalu mengambil cairan untuk dimasukkan kedalam jarum dan mengetesnya sedikit apakah cairan didalamnya keluar.
"What are you talking about?". Ucap Alice bersusah payah.
Pria itu menggeleng. "Maaf miss anda harus saya bius, prosedur akan segera dijalankan".
Alice memberontak namun gerakan nya terbatas karena tubuh nya terikat.
"Baik, silahkan tidur miss".
Mata Alice perlahan mulai memberat dan kembali kehilangan kesadarannya.
.
Alice terbangun beberapa jam kemudian, tenggorokan nya haus namun tidak ada siapa pun didalam ruangan.
Kemudian dia teringat jika ia sudah kehilangan Aaron. Seketika ia kembali memberontak, ia tidak boleh diam disini saja. Bunyi ranjang yang gaduh membuat Noah, pria yang sebelumnya menyuntikkan obat biusnya datang.
"Miss anda tidak boleh banyak bergerak, jarum infus akan membahayakan anda".
"Shut up, lepaskan aku sekarang!".
"Saya tidak punya wewenang untuk melepaskan anda".
"Dimana Jung Jaehyun? Bawa pria itu kesini".
"Dia tidak ada disini".
Alice mengumpat dalam hati. Tidak ada gunanya ia memberontak, justru ia malah kehabisan tenaga.
"Anda harus makan".
"Tidak perlu"
"Tapi janin anda memerlukan nya".
"Jangan bercanda, aku bahkan tidak berhubungan dengan pria manapun".
"Sekarang tidak lagi, ada penerus The Jung's didalam rahim anda. Jaehyun menyuruh saya memasukkan spermanya ke dalam tubuh anda".
"Sial, apa yang sudah kau lakukan pada tubuhku?!".
"Jangan salahkan saya, ini semua kemauan Jaehyun"
"Jung Jaehyun sialan".
Alice kembali mencoba melepas ikatan yang menahan tubuhnya hingga jarum infusnya tercabut.
"Miss!". Noah segera menyuntikkan obat tidur kepada Alice yang membuat nya mendapat tatapan tajam dari Alice.
"Maaf, kalau tidak begini, anda hanya akan menyakiti diri anda sendiri".
Tubuh Alice mulai tenang dan beberapa saat kemudian ia tertidur. Noah membersihkan darah yang keluar dari tangan Alice dan kembali memasang infus.
.
Jaehyun mampir ketempat Noah setelah pekerjaannya di agensi telah selesai. Noah kemudian menceritakan kejadian Alice tadi.
"Jaga dia hingga aku kembali ke Korea". Jaehyun dan NCT 127 kebetulan akan mengadakan konser di Jepang, dan ia berangkat besok.
"Kau sungguh merepotkan".
"Sepadan dengan bayarnya kan?".
Noah menghela nafas. Soal itu ia tidak bisa membantah
"Jangan sampai dia kabur".
"Tapi aku tidak yakin, dia bisa saja kabur".
"Kalau begitu kau harus mencari nya hingga dapat atau nyawamu jadi taruhannya".
"Kau gila?, kalau dia kabur itu sudah diluar kehendak ku".
"Aku tidak mau tau Noah".
"Arasseo-arasseo, pergilah. Kau mengganggu waktu istirahat ku".
"Aku akan mengawasimu".
"Cih".