10.

109 14 0
                                    

Saat pria kekar yang bertugas menghantar makan malamnya datang, Alice langsung berusaha bersikap seperti biasa. Ia makan seperti biasa dan mengambil obat dari tangan pria itu seperti biasa.

Namun kali ini ia harus berpura-pura meminum obatnya padahal yang sebenarnya ia lakukan adalah memasukkan obatnya kebawah lidah dan menegak air saja.

Saat pria kekar itu sibuk mengurus piring dan gelas sehabisnya makan, Alice menutup mulutnya dan berpura-pura batuk untuk mengeluarkan obatnya.

Pria kekar itu langsung menatapnya nya intens, Alice hanya tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.

“Terimakasih atas makanannya, aku akan tidur sekarang”.

Alice membaringkan tubuhnya ke kiri membelakangi pria kekar tersebut. Ia memejamkan matanya untuk tidur, namun sampai satu jam ke depan ia tidak bisa tidur.

Ia merasa gelisah, dan jantungnya tidak berhenti berdegup kencang.  Gawat, sepertinya ia sudah mulai kecanduan dengan obat tersebut.

Alice menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh sampai kecanduan. Jadi gadis itu mengambil nafas panjang dan mulai mengeluarkan perlahan lewat mulut. Ia lakukan berkali-kali hingga degup jantung nya kembali normal.

Setelah merasa cukup tenang Alice mulai memejamkan matanya dan berdoa semoga besok rencana nya untuk kabur bisa berhasil.

.  .  . 


Alice terbangun keesokan harinya. Namun entah kenapa, dirinya merasa lelah. Mungkin ini efek dari tidurnya yang tidak nyenyak semalam.

Alice duduk dan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Setelah itu ia menunggu hingga Kimberly datang beberapa saat kemudian.

“Aku telah membuka gerbang depan, kau harus keluar sebelum mereka memperbaikinya. Saat ini kau hanya punya waktu 10 menit, habiskan makananmu dalam 2 menit”

Alice makan dengan cepat karena ia hanya mempunyai waktu sedikit dan harus ia gunakan sebaik-baiknya.

Kimberly pergi ke sisi kiri dan membuka borgol yang menahan tangan Alice.

Setelah itu ia memberi aba-aba. “Now!”

Kimberly mengeluarkan pistol lalu menembak CCTV dan menyusul Alice keluar.

Alarm peringatan langsung berbunyi ke seluruh penjuru gedung. Seorang penjaga memberi pengumuman “Pasien 230300 telah kabur, diulangi, pasien 230300 telah kabur, semua penjaga diperintahkan untuk menangkapnya sekarang!”.

Mendengar pengumuman tersebut para penjaga langsung bergerak untuk menangkap Alice.

Ternyata alarm tersebut juga tersambung di hp Noah. Pria itu langsung menelfon asistennya yang berjaga.

“Ada apa? Kenapa alarm berbunyi?.”

“Pasien 230300 telah kabur”.

“AISHH CEPAT TANGKAP! JANGAN BIARKAN DIA KABUR!”.

“Yes sir!”

Noah mengambil kunci mobilnya kemudian pergi ke markas miliknya dengan kecepatan penuh.

Kimberly memimpin jalan sembari melindungi Alice, sebentar lagi mereka akan keluar dari gedung.
Sampai saat ini belum ada penjaga yang mengejar mereka karena telah dilumpuhkan oleh Kimberly.

Kimberly kemudian menembak seorang penjaga gerbang. Namun tiba-tiba beberapa orang terlihat menyusul mereka.

“Pergilah Zoey, aku akan mengurusi mereka”. Ucap Kimberly tersenyum tulus.

Alice menggeleng. Ia tidak mau lagi ada korban karenanya.

Please Zoey, run!”.

Alice menangis, ia dengan terpaksa berlari ke arah gerbang yang sebentar lagi tertutup.

Kimberly tersenyum melihat punggung Alice yang sudah menghilang karena gerbang yang telah tertutup sempurna. Yah, setidaknya ia telah melakukan hal yang benar sebelum akhir hidupnya.

Sebuah timah panas kemudian langsung menembus kepala Kimberly membuat gadis itu jatuh tidak berdaya.

Alice dengan cepat berlari ke dalam hutan dengan kaki telanjang. Ia sudah tidak peduli lagi jika kakinya terluka, karena yang penting ia harus berlari sejauh mungkin dari tempat tersebut.

Suara tembakan terdengar membuat gadis itu terjatuh, tangisannya semakin pecah ketika mengetahui ada seseorang yang mati lagi karenanya.

Alice memukul-mukul dadanya yang sesak. Ia kembali menyalahkan dirinya sendiri dan kembali berandai-andai, bagaimana jika ia tidak kabur, bagaimana jika ia tidak menyetujuinya, mungkin saja Kimberly masih hidup. Begitulah pikirnya. Namun semuanya sudah terlanjur, setidaknya ia tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan mereka.

Dengan nafas yang terputus-putus, Alice kembali berlari walaupun terjatuh beberapa kali.

Ia tidak tau kemana tujuannya berlari, ia tidak tau apakah ia bisa selamat, atau malah mati tersesat.

.  .  .

Noah tiba di markas 1 jam kemudian. Memang jarak rumahnya dengan markas cukup jauh, walaupun ia sudah mengendarai mobilnya dengan cepat.

Where she is?.”

“Maaf sir, dia kabur.”

“Aishh.”

“Tapi kami sedang mencarinya ke hutan, sir.”

“Tidak perlu, itu bukan urusan kita lagi. Jadi perintah kan semuanya untuk kembali.”

Yes, sir!.”

Noah kemudian menghubungi Jaehyun.

Yo wassup!.” Jawab Jaehyun dari telefon.

“Gadismu kabur, sepertinya wanita Kim itu membantunya.” Ucap Noah

“Shit!, apa dia kabur ke hutan?.” 

“Ya, tugas ku hanya sampai sini, sisanya aku tidak peduli dia selamat atau tidak.”

Geurae, aku akan mengurusi nya. Dah, aku tutup telfonnya.”

“Hmm.”

[2] ZEE : The Jung'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang