Sesampainya di Beijing, China. Aaron dan ketiga rekannya langsung menuju hotel untuk beristirahat. Rencananya mereka akan pergi malam ini ke sebuah Club terkenal di Beijing. Mereka akan menemui perempuan bernama Carl Jung disana.
Kini pria itu sudah bersiap bersama ke 3 rekannya. Mereka berpakaian jas hitam serta menyewa mobil mahal untuk pergi ke Club tersebut.
Sesampainya di club, Aaron langsung menuju ke bartender dan bertanya tentang Carl kepada sang bartender. Sedangkan rekan lainnya berbaur di club sambil berjaga-jaga.
"I'm sorry sir, tapi nona Carl sedang ada tamu".
"Saya akan bayar berapapun yang dia mau".
"Baik, tolong tunggu sebentar".
Sang bartender kemudian pergi entah kemana.
Sekitar 10 menit kemudian bartender tersebut datang dengan seorang perempuan di belakangnya.
"Tuan mencari saya?".
"Ya".
"Ada urusan apa tuan dengan saya?".
"Blue rose".
Perempuan tersebut mengangguk sambil menyembunyikan seringaiannya. "Mari ikut saya".
Mereka berdua memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah meja kerja dan sofa.
"Jadi informasi mana yang ingin anda ketahui tuan?".
Carl Jung adalah wanita berdarah Korea-Amerika yang tinggal di China untuk menjalankan bisnis gelapnya dengan menjual informasi-informasi yang dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin tau rahasia dari seseorang, perusahaan maupun organisasi di dunia bawah.
"Saya ingin semua informasi yang kau ketahui tentang The Jung's". Ucap Aaron to the point
Wanita tersebut tampak terkejut. "Are you sure, sir?".
"Yeah".
"Baiklah. Harus ada yang anda bayar untuk informasi ini".
"Berapa yang kau mau?". Carl menyeringai, ia menghampiri Aaron kemudian duduk disampingnya. Ia lalu mendekatkan dirinya ke pria itu kemudian berbisik pelan.
"I want you".
"Wanita gila".
Carl tertawa lepas mendengar respon Aaron. "Saya bercanda". Sebenarnya ia tidak bercanda, penampilan Aaron yang tampan dan mapan membuatnya tertarik.
Carl mengambil sebuah dokumen di dalam brankas yang ia kunci kemudian menyerahkannya pada Aaron.
"Ini salah satu informasi yang penting dan mahal. Jika anda tidak bisa membayarnya anda cukup perlu bermain dengan saya saja"
"Saya ke sini bukan untuk bermain dengan anda. Tunggu sebentar".
Aaron menelfon Ollie untuk membawa uangnya. Tak lama kemudian Ollie datang dengan tas hitam yang dijinjingnya.
Aaron mengambil tas tersebut lalu membukanya.
"Apa segini sudah cukup?".
Mata Carl berbinar melihat isi tas tersebut dipenuhi uang dollar. Wanita itu mengangguk cepat kepada Aaron.
"Senang berbisnis dengan anda tuan".
Carl mejulurkan tangannya di balas dengan anggukan Aaron. Pria itu kemudian keluar bersama Ollie dan rekan-rekan yang lain ketika melihat sang atasan sudah meninggalkan club.Didalam mobil, Aaron langsung membuka-buka dokumen tersebut.
Dokumen tersebut berisi nama-nama yang terlibat dengan The Jung's, perusahaan yang terlibat, serta lokasi organisasi serta denahnya."Niel, pesan tiket penerbangan ke LA sekarang".
"Yes sir".
"Aunty Ra!!".
"Oh my god, kau mengagetkanku El".
"Hihi i'm sorry. What are you doing in here aunty?"
"Nothing"
"Eyy, I saw you eat something aunty. Dont be a liar"
"Okay-okay. It's just chocolate"
Elio langsung berlari kedapur tempat Alice berada. "Mommy! Aunty Ra eating chocolate! Can i have some?". Elio mengedipkan matanya dengan polos membuat Alice menghela nafas.
"Sure boy".
"Hehe thanks mom!".
"No worries".
Elio mengambil coklat batangan di laci tempat menyimpan snack kemudian mengunyahnya.
"Mom?". Elio menarik apron milik Alice.
"Ya?".
"What are you making?".
"I'm making nuggets for you".
"Really?, can i help?".
"Sure".
"Yeay". Elio menyimpan coklatnya di kulkas lalu naik ke kursi untuk membantu tapi sepertinya anak itu hanya melihat-lihat saja.
"Excuse me mommy?". Jari telunjuk kecilnya menunjuk ke sebuah sayuran hijau di samping Alice.
Alice tersenyum kemudian mengangguk. Gadis itu memasukkan beberapa sayur di blender termasuk brokoli bersama ayam dan bahan lainnya.
"Why?".
"I really hate broccoli mom".
"It's good for your health baby".
"I don't wanna eat them".
"Trust me El, it will taste good". Alice kemudian menuangkan adonan ke loyang untuk ia kukus.
"Are you sure mom?". Elio tampak khawatir dengan rasanya, pasalnya nuget itu salah satu makanan kesukaannya.
"Of course, trust me".
"Uhm okay, i'll trust you mom".
"Thank you".
Aaron pulang saat jam makan siang, Elio yang sedang disuapi sambil nermain dinosaurus langsung berlari memeluk ayahnya.
"Daddy!".
"Hi buddy". Aaron mengelus rambut Elio yang sedang memeluk kakinya
"I miss you"
"Really? Padahal daddy cuma pergi sehari".
"Hehe"
"Makan dulu sama mommy, daddy mau ganti baju".
"Aye aye captain!".
Kini semua orang yang tinggal bersama Aaron sudah berkumpul di ruang rapat.
Mereka sedang membahas rencana penyerangan mereka. Aaron lalu menghidupkan layar monitor.
"Aku sudah membentuk tim dari kalian masing-masing, silahkan dilihat di monitor. Ini denah gedungnya dan juga tempat masing-masing dari kalian untuk mengambil alih ruangan. Pastikan kalian menyandera semua bawahan The Jung's tanpa membuat keributan. Masing-masing tim segera menyiapkan alat dan barang yang diperlukan. Kita akan mengejutkan Jung Jaehyun minggu depan"
"Yes sir!".
"Persiapan yang sangat matang sekali. Mari kita lihat siapa yang akan mengejutkan siapa..."