∞
"Aku tahu ini bukan Waldorf Astoria yang mewah," Taehyung bergumam seraya menggedikkan bahu. "Tapi, inilah yang terbaik yang bisa kami berikan padamu."
Saat ini, Seokjin sedang berdiri di ruang tengah dari sebuah kondominium kosong. Taehyung telah membawanya jauh dari pusat kota Rotterdam Selatan, melintasi Erasmusbrug, dan menuju ke sebuah wilayah yang dipenuhi dengan gudang tua. Namun begitu mereka melewati pintu masuk, Seokjin dengan cepat menemukan beberapa gudang-gudang telah diubah menjadi unit-unit kondominium. Unit lain masih dalam tahap pembangunan, tapi bangunan yang ini sudah selesai.
Selesai, lengkap seperti layaknya hunian yang siap untuk ditempati.
"Tidak menyangka dia akan melepaskanmu dengan mudah." Taehyung memasuki kondominium itu bersamanya. Sementara orang-orang berjas—para penjaga hanya berdiri di depan pintu. "Aku berharap Namjoon melakukan perlawanan. Karena kupikir, bukankah kau sangat berarti baginya?"
Ejekan lainnya.
"Aku memintanya untuk mundur." Gumam Seokjin ketika tatapannya menyapu seisi ruangan yang tampak nyaman.
Taehyung bersiul, "Dan dia selalu melakukan apa pun yang kau minta?"
Seokjin tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Tapi... sekarang dia mulai memikirkannya...
Kalau dipikir-pikir lagi... ya?
Kemudian kata-kata Yoongi melintas dalam benaknya.
Kau menyuruhnya untuk meletakkan ruang santai di lantai tiga, dan dia melakukannya tiga haru setelah kau mengatakannya. Kau mengatakan kepadanya bahwa akan lebih bagus jika kita memiliki coffee shop di dekat gedung, dan dia meletakkannya di lobi, dua hari setelahnya.
Taehyung menuangkan minuman ke dalam gelas dan menenggaknya dengan cepat. "Situasi semacam ini tidak sering terjadi. Biasanya kami cukup hebat untuk melihat ancaman. Tapi, kau berhasil mengecoh kami semua."
Seokjin menyipitkan mata, "Aku bukan ancaman."
"Kau hanya tidak sadar." Taehyung meletakkan gelas itu ke bar dan berbalik ke arahya. "Ancaman yang tidak terlihat adalah yang paling berbahaya."
"Dengar, kau jelas sangat salah. Aku bukan ancaman dan aku sama sekali tidak berbahaya. Aku seorang warga negara yang taat pada hukum dan kebetulan hanya sedang sial." Seokjin menghela napas kasar. "Dan situasi ini bisa terjadi pada siapa pun."
Taehyung tertawa. "Aku tidak berpikir begitu. Situasi ini sangat unik untukmu."
Tatapan Seokjin menajam, "Apa maksudmu?"
"Maksudku, kau adalah bagian terpenting dalam teka-teki ini, Seokjin."
Seokjin menggeleng lelah. "Sudah selesai."
Taehyung tersenyum, "Ini baru dimulai."
Seokjin duduk di salah sofa di sana, menyilangkan tangan di depan dada dan menatap Taehyung penuh penilaian, "Aku tahu apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos | NamJin
ActionBagi Seokjin, Namjoon adalah orang yang menyebalkan. Bahkan sejak pertemuan pertama mereka.