Bagian 02

5 0 0
                                    

Sowon tiba di satu apartemen bertingkat. Alamat yang dipindai dari kartu yang diberikan Chanyeol awalnya diragukan, sempat dikira dia akan ditipu. Namun, begitu kartu itu bisa mengakses pintu untuk masuk, kini dia percaya.

"Akhirnya aku menggunakannya."

Kemudian ada pesan masuk dari Chanyeol, dia berkata kalau dia ingin Sowon menganggapnya seperti rumah sendiri. Sowon benar-benar berterima kasih dan meminta izin untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Permisi."

Sowon tiba di satu ruangan yang gelap sebelum sampai ke pintu utama, seolah rumah yang didatanginya ini jarang ditempati atau mungkin hanya tempat singgahan.

Berbekal lampu dari ponselnya, Sowon mencari steker lampu terdekat. Ternyata lampu tidak bisa menyala, padahal sudah dicoba berulang kali. Sampai dia menemukan sebuah tempat kecil yang menyala dalam gelap, letaknya di dinding dekat pintu. Ternyata harus menggunakan kartu yang diberikan dari Chanyeol untuk menyalakan lampu.

"Ah, kartunya."

Begitu seluruh lampu menyala, kedua matanya bisa melihat seisi rumah Chanyeol yang megah dan penuh dengan nuansa modern klasik. Berbalut warna krim dan abu-abu, adalah warna yang melambangkan sesuatu yang kaku namun mahal.

"Wah, mewah banget!"

Sowon begitu senang sampai berkeliling lebih dulu. Dimulai dari ruang tengah, dapur, sampai ke kamar Chanyeol. Bahkan dari aroma pengharum ruangannya saja sudah melambangkan aroma orang kaya. Sangat tidak disangka kalau Chanyeol akan sekaya ini.

Setelah itu Sowon kembali menggeledah rumah Chanyeol di ruang tengah, dia tidak menemukan sepucuk petunjuk tentang kehidupan mantan pacarnya selama ini. Dia hanya bisa mendapatkan susunan buku di rak yang cukup banyak, mulai dari berbagai ukuran sampai warna sampul yang terkesan mahal.

Karena kelelahan akhirnya Sowon malah tertidur di sofa yang sangat empuk di depan televisi.

Hari berganti pagi. Sowon menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan sekolah ketika jam kosong. Hanya untuk sekedar mencari buku bacaan karena semalam dia merasa suntuk. Sambil menikmati roti lapisnya, dia menemukan sebuah buku ramalan zodiak.

Dalam ramalan yang diperuntukkan untuk zodiak Sagitarius. Dikatakan kalau dia sangat memperhatikan sekali keberadaanmu dan mungkin akan bertanya kepadamu. Sowon dibuat berpikir, siapa kamu yang dimaksud dalam ramalan ini.

Apakah Jin atau Chanyeol?

Malam ini Sowon kembali pulang, tapi tidak ke rumahnya. Dia masih pulang ke rumah Chanyeol sampai situasi membaik di rumahnya. Baru saja meletakkan tas di atas meja, ponsel yang ada di dalam tasnya bergetar.

Itu adalah panggilan dari Jin. Mau tidak mau dia mengangkatnya.

"Iya."

"Sowon. Plester demam ada di mana?"

Tangannya mengepal kuat, berusaha menguatkan diri untuk tidak peduli dengan Jin walau terjadi apa pun padanya.

"Ada di dalam kulkas." Jawabnya dengan nada gemetar tak tega.

Jin yang dalam kondisi lemah mencoba bangkit untuk mengambil plester demam di kulkas.

"Selalu begitu! Sejak kita tinggal bersama selalu ada di dalam kulkas! Kalau enggak ada hal lain aku matikan teleponnya."

"Tunggu! Apa tidak cukup aku... aku... aku... tidak bisa tanpamu."

Di saat yang sama, Chanyeol pulang. Dia mendapati Sowon yang tengah menelepon seseorang ketika baru melewati pintu.

"Oh, Sowon. Hari ini datang juga."

Sowon menoleh dengan ekspresi kaget. "Kenapa?"

"Aku dapat pesan kalau aku ada pekerjaan mendadak."

Mungkin NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang