Bagian 08

1 0 0
                                    

Tepatnya di tujuh tahun yang lalu, ketika Sowon dan Chanyeol berada di satu lingkup yang sama, yaitu masih di masa-masa SMP. Waktu itu beberapa kelas tengah kosong karena sudah waktunya pulang, walau masih ada saja yang berada di kelas untuk merundingkan persiapan festival sekolah.

Ada yang memberikan saran untuk menjual makanan, sampai mengusulkan bisa memasak suatu resep yang enak. Ada juga yang ingin membuat photobooth cosplay. Sempat ada perselisihan antara dua pria dan wanita dalam satu kelompok. Namun ada satu pasangan yang dari tadi diam saja.

Chanyeol dan Sowon, dua orang ini hanya memperhatikan keributan yang terjadi di kelompoknya. Tidak serius, tapi seru dan menyenangkan. Ketika ditanya untuk ide masukan, Chanyeol hanya memberikan tanggapan untuk mengikuti apa yang teman-temannya suka, menurutnya itu yang terbaik.

Dulu itu Chanyeol takut untuk berdebat dengan orang lain, dan dia hanya bisa mengatakan hal-hal yang lembut. Berbeda dengan Sowon, dia bahkan bisa memberikan jalan tengah dengan menggabungkan semua pendapat dari teman-temannya. Membuat Maid Cafe atau Samurai Cafe, rencananya dia ingin membuat tempat makan yang disukai dari kostum maupun makanannya.

Tidak ada seorang pun yang merasa tersinggung, semua orang bisa langsung tertuju kepada satu hal yang sama. Itulah, kehebatan Sowon yang dikagumi Chanyeol.

Selain mendapatkan tugas untuk membuat rencana untuk festival, mereka juga mendapatkan tugas tambahan yaitu mendekorasi kelas. Semua sudah lengkap, bahkan kursi dan meja juga sudah tersedia. Kali ini Chanyeol akan memberanikan diri untuk mengutarakan pendapatnya.

Dia mengusulkan untuk menambahkan rak buku atau tanaman sebagai hiasan di kelas, bahkan papan tulis yang bisa digambar atau ditempeli dengan hiasan. Tak lupa untuk menggunakan alas kain di setiap meja untuk menambah daya tarik.

Menurut Sowon, itu ide yang sangat bagus. Ide yang diusulkan Chanyeol bisa diterima teman sekelompoknya. Sedikit demi sedikit, Chanyeol mulai merasa ingin seperti Sowon.

Sampai acara festival dilangsungkan dengan meriah. Mereka menggunakan kostum ala pelayan mewah, walau sederhana namun terkesan sangat baik.

Sesekali Chanyeol terus curi-curi pandang kepada Sowon yang mengenakan pakaian Maid, sungguh disayangkan untuk dilewatkan walau sedetik saja. Sejak awal dia memang sudah mengaguminya.

Setelah kelas selesai, sore harinya Chanyeol mengajak Sowon untuk bertemu di taman belakang sekolah. Chanyeol mengutarakan isi hatinya, dia ingin berpacaran dengan Sowon. Entah sejak kapan, dia menyadari kalau dia terus mengaguminya.

Bahkan ketika sudah diterima, Chanyeol masih saja bertanya kenapa dia diterima menjadi pacar. Dan jawaban dari Sowon cukup untuk membuatnya percaya diri.

Sowon beranggapan, dibanding dengan orang lain dia merasa ada yang berbeda. Chanyeol itu menurutnya bisa menjaga diri dengan baik. Dari situlah Chanyeol terlihat keren dimatanya.

Walau masih di usia yang sangat muda dan mustahil untuk menjalin hubungan, tapi Chanyeol malah mengutarakan isi hatinya kepada Sowon dan diterima. Otaknya bisa berpikir dengan sangat dewasa, namun tidak dengan mulut dan hatinya yang masih setara dengan usianya.

Waktu yang menyenangkan itu berlalu dengan singkat dalam tiga tahun. Chanyeol memilih untuk memutuskan tidak melanjutkan pendidikannya demi membantu orang tuanya, begitu berseberangan dengan Sowon yang malah mengajaknya untuk melanjutkan sekolah jenjang terakhir sampai kuliah di Seoul.

Chanyeol berpikir dia sudah bisa menjadi seperti Sowon sedikit, tapi sedikit pun dia tidak berubah. Mengejar apa yang ingin Sowon lakukan, tanpa merasa keraguan, seperti sedang bersinar. Karena teralu silau jadinya menyakitkan.

Mungkin NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang