Bagian 07

3 0 0
                                    

Chanyeol berpesan seolah mereka akan berpisah selamanya setelah ini. Dia ingin apa pun yang terjadi setelah ini, Sowon meninggalkan tempat ini. Chanyeol segera bangkit dan menekan sebuah tombol sampai bangku kendali terlempar ke udara.

Kini, Chanyeol langsung menerjang Mark dan Loch Ness di dekat muara sungai dengan kecepatan tinggi dan meledak.

Sowon selamat, berkat bangku super canggih yang mempunyai parasut untuk membantu pilot mendarat dengan selamat.

Di pinggir sungai itu, dihiasi dengan asap yang mengepul tebal dan tinggi. Tanpa rasa takut, Sowon menentang keinginan Chanyeol untuk pergi dari tempat ini. Dia terus meneriakkan nama Chanyeol karena sudah terlanjur khawatir.

Dari dalam kabut asap yang tebal dengan pakaian yang robek-robek, Chanyeol keluar sambil menyebut Sowon itu bodoh. Sowon tidak berhak menyebut Chanyeol putus asa saat itu, tapi Sowon terlalu putus asa demi Chanyeol.

Padahal tadi Chanyeol sudah berpesan untuk apa pun yang terjadi tolong tinggalkan tempat ini. Sowon sudah tidak peduli dengan pesan itu. Sowon memeluk Chanyeol dengan eratnya. Dia tidak mau kehilangan Chanyeol untuk yang kedua kalinya.

Sowon tidak menyangka kalau Chanyeol akan bertindak segegabah ini. Walau dibilang upaya terakhir, sebenarnya Chanyeol pun tidak berniat untuk mati di tempat ini. Namun kalau cuma salah satu dari mereka yang bisa bertahan hidup, maka Chanyeol akan memilih untuk mengorbankan nyawanya demi Sowon.

Sungguh Sowon tidak membutuhkan perkataan seperti itu. Tepatnya 3 bulan yang lalu, di pesawat, Chanyeol mengajaknya untuk bergabung dengannya. Kalau begitu caranya, Chanyeol harus menjaga dia sampai akhir. Dia tidak bisa hidup tanpa Chanyeol.

Bahkan Sowon berani yakin dan menegaskan kalau HOPE tidak akan bisa kabur dari Chanyeol.

Sepanjang hidup, baru pertama kalinya Chanyeol dimarahi orang seperti ini. Chanyeol akhirnya tahu kalau Sowon itu marahnya seperti ini, bisa mengomelinya panjang lebar. Tapi itu berhasil membuatnya tersenyum terlebih lagi ketika Sowon berkata kalau dia tidak bisa hidup tanpanya.

Karena itu Chanyeol bersumpah, dia tidak akan mati tanpa mengatakan apa pun kepada Sowon.

Tiba-tiba sebuah pedang melayang di udara dan berhasil melukai pelipis Sowon. Pipinya dihiasi darah yang mengalir deras dari pelipis. Sowon menangis histeris kesakitan.

Ternyata Mark masih hidup. Dialah yang melemparkan pedang sampai melukai Sowon. Dia belum boleh mati, karena bukan takdirnya untuk mati di tempat seperti ini. Mark akan mengakhiri pertemuan ini. Dengan kekuatan pengendali pikiran, dia bisa membuat Chanyeol untuk tidak bisa bergerak satu langkah pun dari tempatnya berdiri dan pedangnya akan menusuk jantung Chanyeol.

Sowon tidak bisa bertindak lagi. Tubuhnya lemas setelah pelipisnya terluka. Dia hanya bisa melihat Chanyeol yang mematung, diduga Chanyeol sudah terkena kekuatan Mark.

Mark akhirnya bisa tersenyum lebar setelah berhasil membunuh Chanyeol. Namun, dari mulutnya mengeluarkan darah segar. Ternyata Mark menusuk jantungnya sendiri. Dia tidak percaya apa yang telah terjadi padanya.

Ini adalah jebakan dari Chanyeol. Dengan bantuan kamera depan dari ponselnya, dia berhasil membalikkan kekuatan pengendalian pikiran itu kepada Mark sendiri, sementara dia berhasil menutup mata sebelum itu terjadi.

Mark masih tidak percaya kalau dia bisa kalah semudah ini.

Kini Chanyeol berhasil mendapatkan pemimpin tertinggi HOPE dan menodongnya dengan anak panah emas.

Namun, Mark tidak akan membiarkan dirinya kalah dengan mudah. Dia memanggil nama Chameleon dan dalam seketika tubuh Mark lenyap. Chanyeol tidak akan membiarkannya lolos, tapi sayang Mark berhasil dibawa kabur oleh temannya yang memiliki nama Chameleon.

Mungkin NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang