Chapter II : Sebuah Portal

21 6 1
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 6:15 setelah seharian keluarga Ganeeta disibukan mengatur perabotan yang tidak begitu banyak dirumah baru mereka. Akhirnya perabotan tertata rapi sesuai dengan intruksi bos rumah tangga dan ketiga bawahanya.

Gadis dengan piyama pendek bercorak charakter cartoon itu memasuki kamarnya sambil mengosok rambutnya yang basah. Andhira berjalan kearah meja rias mencolokan kabel hairdryer mulai mengeringkan rambutnya dan menggunakan skincare. Setelah selesai. Gadis itu menyalakan handphone yang sedang di charger dinakas samping tempat tidurnya. Mengecek notif chat masuk dari teman dan grup kelas sambil merebahkan tubuhnya dikasur.

Gadis itu tersenyum kecil melihat isi chat digrup kelasnya yang sudah ribut membahas tugas. Setelah memberikan balasan, tidak lama gadis itu beralih membuka aplikasi instagram dan gadis itupun larut dalam dunia media sosial. Andhira terkekeh kecil saat melihat sebuah postingan sambil membalikan badannya memeluk guling. Tak sengaja kakinya menendang sesuatu.

gadis itu menoleh melihat benda yang tidak sengaja ia tendang dan menemukan sebuah buku yang ia temukan dilemari saat akan membereskan baju-bajunya. Gadis dengan rambut panjang itu duduk menaruh asal handphonenya dan mengambil buku usang tersebut berniat membuka lembar halaman pertama sebelum Kavin masuk kemarnya

"pinjam headset Dhir" katanya "tuh itu" tunjuk Andhira menggunakan dagunya kearah dimana headset bluetooth itu ia taruh sebelum kembali fokus membuka buku usang dihadapanya.

"Buku apaan tuh?" tanya Kavin berjalan mendekati kembaranya yang dibalas gidikan bahu Andhira "kosong" ujar Andhira sambil menyodorkan buku usang itu pada kembarannya yang langsung diterima Kavin. Cowok berkaos putih dengan celana pendek hitam itu menaruh handphone dan headset bluetooth di kasur Andhira. Sambil duduk bersila disamping Andhira yang kembali rebahan memainkan handphonenya.

Kavin membolak balikan halaman buku itu. Menyengit bingung karena semua halaman buku yang kosong "buku apaan nih?" tanyanya lagi "gatau, gue nemu di lemari baju tadi" sahut Andhira tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone. Sebelum gadis itu menoleh melihat Kavin yang menyalakan senter dari handphone dengan lambang apel digigit yang cowo itu arahkan kebelakang halaman buku "ngapain?" tanya Andhira kembali duduk, yang tidak di gubris oleh kembarannya.

Mata gadis itu terbelalak kagum. Melihat satu kalimat yang samar-samar terlihat dari kertas kuning yang disinari cahaya senter handpone milik Kavin "cerdaskan gue" sombong Kavin yang dibalas dengusan Andhira, gadis itu membenarkan posisi duduknya menjadi sila berhadapan dengan Kavin.

Kedua remaja itu menyerngit heran "cuman ini aja? kirain ini novel" sungut Andhira kecewa. Pasalnya hanya ada satu kalimat yang tertera di lembaran yang sudah menguning itu.

"wahai, Sang penjaga Bentala buka portal" ujar Kavin membaca kalimat tersebut. Dan secara misterius buku tersebut mengeluarkan cahaya redup, membuat kedua remaja itu saling memandang kaget. Sebelum kembali mengalihkan pandangan mereka pada buku misterius itu kalimat yang tertulis di kertas yang sudah menguning itu berubah "wahai, sebutkanlah identitasmu maka kan ku bukakan portal menuju Bentala"

Andhira mengosok lengannya yang merinding "buang aja bukunya Vin" usul Andhira. Firasatnya mengatakan yang tidak enak mengenai buku ini. Berbeda dengan Andhira yang ketakutan, Kavin justru menyeringai merasa tertantang untuk menjawab "nama gue Kavin dan kembaran gue Andhira" jawab Kavin antusias yang langsung di pelototi Andhira.

Gadis yang belum genap 17 tahun itu hendak merebut buku usang di genggaman Kavin. Sebelum buku usang itu kembali bersinar lebih terang membuat kedua remaja itu menutup mata silau.

BENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang