79. Kekasih Praya

2.7K 538 55
                                    

Guys aku mau info, buat kalian yang mau beli semua karya aku yang versi lengkap di Karyakarsa kalian bisa beli di web dengan harga normal. karena kalo lewat Aplikasi harganya beda jauh.
Kalian buka google terus klik karyakarsa, log in dan pilih cerita yang kalian mau ya. Habis itu kalian bisa baca lewat App.
Terima kasih🙏

Selamat membaca ❤️

Praya masih mematung. Tidak percaya dengan siapa yang baru saja dia lihat di depan matanya sekarang.

Ramiro tersenyum. "Hai Sayang," katanya.

Ibu yang penasaran karena Praya tak kunjung masuk ke dalam pun bergegas ke depan pintu di mana putrinya masih berdiri di ambang pintu. Dan di depannya ada pria muda tampan yang tidak dia kenali.

"Siapa Nak?"

Praya mengerjap, kesadarannya kembali. Dia menoleh ke belakang lalu kembali menatap Ramiro.

"Ah, Ibu. Ini─"

Belum selesai bicara Ramiro memotongnya dengan memberikan paper bag ke arah Ibu Praya. "Ini sedikit oleh-oleh buat Tante," katanya.

Praya melongo. Begitu juga dengan Ibu Praya yang langsung menerima apa yang baru saja Ramiro berikan.

Ramiro tersenyum. "Perkenalkan, saya Ramiro. Kekasih Aya."

Praya melotot, sementara Ibunya menganga. Tidak percaya dengan apa yang baru dikatakan pria muda tampan di depannya.

"Astaga Nak. Ternyata selera kamu keren juga," kata Ibunya, masih menatap Ramiro dengan tatapan terpesona.

**

Kedatangan Ramiro membuat rumah heboh. Tidak bukan rumahnya, hanya Ibunya saja. Praya yang di kenalkan sebagai kekasihnya tapi Ibu nya lah yang senangnya luar biasa. Bahkan tidak sekali dua kali Ibu Praya memuji Ramiro dan melemparkan godaan menyebalkan kepadanya sampai akhirnya ibunya pamit untuk segera pergi bekerja di Kedai.

Praya menatap Ramiro serius. "Kenapa kamu kemari? Gak, tapi kenapa kamu bisa kemari? Dari mana kamu tahu alamat rumahku?"

Jelas saja itu menjadi pertanyaan yang besar untuk Praya. Pasalnya tidak ada yang tahu di mana rumah Praya termasuk temannya, Narani. Dan dengan tiba-tiba Ramiro datang kemari setelah Praya mencoba pergi darinya untuk menangkan pikiran.

Ramiro tersenyum. "Apa yang gak aku tahu tentang kamu."

Praya mendengus. "Kamu menguntit ku?"

Ramiro mengedikan bahunya. "Menguntit pun bukan masalah karena yang aku ikuti kekasihku."

Praya memutarkan kedua bola matanya malas. "Kita sudah putus."

Ramiro menggeleng. "Gak ada yang putus sebelum aku mengiyakan."

Praya mendesis. "Benar-benar egois."

"Kamu sangat tahu bagaimana aku," kata Ramiro, bangga. "Ngomong-ngomong kenapa kamu pergi begitu saja? Gak tahu kalau Rani mencemaskan kamu?"

Praya mendesah. "Aku lupa mengabarinya. Ponselku mati jadi aku biarkan saja."

"Kenapa gak isi daya?"

"Malas."

Ramiro berdecak. "Jangan membuat cemas terus, Aya. Aku benar-benar khawatir saat tahu kamu hilang dari apartemen. Bahkan nomor mu pun susah di hubungi. Apa lagi saat tahu Olivia datang menemui kamu, hatinya semakin gak tenang."

Praya terkejut. "Dari mana kamu tahu Olivia menemui ku?"

Ramiro mendesah. "Karena kamu hilang entah ke mana dan gak ada orang yang tahu. Akhirnya aku minta rekaman Cctv di sekitar apartemen kamu. Dan gak menyangka kalau Olivia ada di sana sebelum akhirnya kamu pergi."

Soulmate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang