58. Jodoh yang di tunggu

3.5K 765 40
                                    

Judulnya bikin deg-degan gak? 🤣 Buat yang gak sabar bisa langsung gas ke Karyakarsa Bestie ❤️ baca juga cerita 'Into You' dari NaraniMalven😽

🌼🌼

Ramiro masuk ke dalam kamar besar di mana kedua orang tuanya sedang duduk santai di sofa besar yang tersedia di dalamnya. Papi dan Mami sedang bercengkerama. Dari ekspresi keduanya Ramiro bisa menyimpulkan kalau mereka sedang membicarakan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan ini pertama kalinya dia melihat wajah Papinya yang tampak santai tak seperti biasanya.

"Kenapa kalian datang kemari?" Ramiro bertanya tanpa basa-basi setelah kakinya menginjak ke ruangan itu.

Kedua orang tua Ramiro langsung menoleh ke arah putranya yang berdiri tak suka.

"Tentu saja kami datang untuk berlibur," balas Papi. Jawaban yang terlalu santai itu membuat Ramiro heran. Begitu juga dengan Ramira yang seperti melihat manusia lain dari diri Papinya yang terkenal kaku dan dingin.

Mami bangkit dari duduknya. "Kenapa? Kamu gak suka Mami dan Papi datang kemari?"

"Bukan itu. Tapi tumben sekali kalian datang untuk berlibur. Terutama Papi," jawab Ramiro.

Papi menatap Ramiro dingin. "Kenapa? Gak suka lihat Papi ikut berlibur?"

"Gak. Tapi rasanya aneh dan mencurigakan."

Mami tertawa mendengar jawaban Ramiro yang blak-blakan. Meski suaminya otoriter dan Ramiro selalu menuruti perintah Papinya. Ramiro juga tidak diam jika dia ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Pria itu dengan terang-terangan akan bertanya atau menjelaskannya.

"Saking gak pernah melihat Papi berlibur kalian pasti kaget ya," kata Mami. "Memang benar selama ini Papi kalian terlalu sibuk. Tapi Papi bilang dia ada waktu luang sebelum besok dia akan menyibukkan diri dengan dinasnya di luar bersama kamu, Miro."

"Benarkah? Jadi Papi benar-benar sedang luang hari ini?" tanya Ramira antusias.

Papi mengangguk. "Begitu lah."

"Kamu pasti senang kan? Bukannya kamu sangat ingin sekali berlibur dengan Papi," goda Mami.

Ramira mengangguk. Wanita itu memeluk erat Papi. "Tentu saja aku senang sekali. Meski awalnya terkejut, tapi aku senang akhirnya bisa berlibur dengan lengkap seperti ini."

Papi mengelus rambut putrinya. Dia sadar selama ini dia terlalu sibuk dengan pekerjaanya sampai tidak punya waktu untuk anak-anaknya. Mendengar mereka semua berlibur akhirnya Papi membuat keputusan untuk ikut dengan Mami. Yah anggap saja liburan keluarga kecil.

"Kenapa kamu menatap Papi seperti itu, Miro."

Ramiro tidak merepons, dia terus memerhatikan kehangatan Papinya yang sangat aneh. Tapi melihat bagaimana senangnya Ramira, hati Ramiro sedikit lega. Keluarga bahagia yang dia lihat di depan matanya tampak asing tapi juga menyenangkan.

Di bawah tekanan hidupnya yang sudah di atur membuat Ramiro terkadang bermimpi bisa hidup harmonis dengan keluarganya, terutama Papinya. Mimpi itu selalu tertanam di hatinya sampai hatinya menjadi keras seperti sekarang.

"Kemari Sayang," ujar Mami kepada Ramiro yang masih bertahan di posisinya.

Ramiro melangkah mendekat ke arah Mami. Tidak lama Mami langsung memeluk putranya itu. Sementara Ramira sedang berada di pelukan Papi. Perasaan aneh ini masih tidak familier, tapi untuk pertama kalinya Ramiro senang. Dia merasa mimpinya mulai datang dan memeluknya.

"Sepertinya sesuatu yang menyenangkan baru saja terjadi."

Mereka semua menoleh mendengar suara lain yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Tidak jauh dari tempat mereka berpelukan, Papi tua datang memasang ekspresi konyol yang sering sekali Ramiro lihat.

Soulmate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang