75. Meyakinkan Praya

2.5K 568 65
                                    

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya supaya aku gak malas update di wattpad ❤️

🌼🌼

Ramiro melawan perintah Papinya. Setelah makan malam dengan kolega nya berakhir. Ramiro langsung pamit untuk terbang kembali ke rumah. Meski Papi sudah memperingatinya, Ramiro tetap tidak peduli. Pria itu tetap bergegas pulang tanpa mau meminta persetujuan dari Papinya. Toh pekerjaannya sudah selesai.

Awalnya Ramiro ingin langsung pergi ke rumah sakit di mana Praya masih di rawat di sana. Tapi Ramiro tidak mau terburu-buru. Dia harus pulang lebih dulu ke rumah, dia harus bertemu dengan Maminya lebih dulu agar tidak mencemaskan orang tuanya.

"Loh kamu sudah pulang? Bukannya pulangnya nanti besok? Papi mana?" Mami terheran-heran melihat putranya tiba-tiba saja sudah sampai rumah tanpa kabar.

Olivia yang melihat kedatangan Ramiro langsung berjalan ke arah pria itu lalu memeluknya. "Kamu sudah pulang? Kenapa gak mengabariku," katanya.

Ramiro menghela napas, pria itu mencoba mendorong Olivia dari pelukannya. "Papi masih di sana. Aku pulang sendiri karena ada urusan di sini."

"Urusan apa?" tanya Mami. Wanita paruh baya itu lalu melirik ke arah Olivia yang menunduk. "Ah, urusan kencan dengan Olivia ya?" tebak Mami.

Olivia yang mendengar itu wajahnya langsung bersinar. Dia sedikit terluka karena tadi Ramiro melepaskan pelukannya, dia merasa di tolak. Tapi Olivia sadar kalau Ramiro memang dingin dan mungkin malu kepada Maminya?

Ramiro mendesah. "Aku ke kamar dulu. Mau mandi."

Mami mengangguk. Membiarkan putranya itu masuk ke dalam kamarnya.

"Apa kamu senang?" tanya Mami kepada Olivia.

Olivia mengangguk. "Aku pikir tadi Miro menolakku."

Mami berdecak. "Gak mungkin. Miro memang seperti itu. Dia terlalu pemalu, Mami peluk saja dia marah."

Olivia terkekeh. "Benarkah?"

Mami mengangguk semangat. "Ya, dia terlalu kaku dan dingin. Mami heran, padahal waktu kecil dia anaknya pecicilan sekali. Kenapa sekarang mendadak menyebalkan seperti itu."

Olivia terkikik. "Karena sekarang dia sudah dewasa."

"Dan juga sudah mendapatkan calon istri yang cantik seperti kamu," goda Mami.

Olivia menggembungkan pipinya. "Ah, Tante bisa saja."

"No! jangan panggil Tante, tapi Mami."

Olivia tersenyum. "Iya, Mami."

"Anak baik."

Olivia menoleh ke tempat di mana tadi Ramiro berjalan. Apa benar Ramiro pulang karena ingin berkencan dengannya? Ah, terdengar manis sekali. Tapi sikapnya tetap saja dingin, dan itu tidak membuat Olivia sakit hati atau menyerah. Dia malah semakin penasaran dengan Ramiro. Olivia akan tetap berjuang untuk mendapatkan hati Ramiro yang sekeras es itu.

Aku pasti bakal membuat Miro menyukaiku. Batin Olivia.

**

Ramiro akhirnya pergi ke rumah sakit setelah memberi tahu Narani dan mendapatkan persetujuan wanita itu. Karena sekarang kondisi Praya sudah membaik dan baik-baik saja. Akhirnya Ramiro pergi ke sana untuk menemui wanita yang di cintainya dan meluruskan kesalah pahaman di antara mereka.

"Aya," panggil Ramiro.

Praya yang sedang duduk di tempat tidur langsung mendongak ke arah pintu yang setengah terbuka dan di sana berdiri pria yang selama ini sangat berarti di hidupnya.

Soulmate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang