5

107 28 2
                                    

...

"Jangan marah Hyo," pinta Eunwoo menahan tangan Jihyo agar tak meninggalkan kamar mereka berdua.

"Lepas Woo," ucap Jihyo menarik tangannya yang tengah Eunwoo pegang dengan erat bak balon agar tak terbang.

"Kamu kenapa marah?" tanya Eunwoo ketika Jihyo duduk di sofa dalam kamar.

"Pikir sendiri." Jihyo menjawab dengan ketus.

"Kamu cemburu ya?" Goda Eunwoo.

Jihyo hanya diam. Ia melihat Eunwoo tadi bersama seorang perempuan di ruang tamu yang membuatnya sedikit cemburu. Jihyo menduga perempuan itu adalah sekretaris dari suaminya.

Jihyo memalingkan wajahnya, malu untuk mengatakan bahwa ia sedikit cemburu karena melihat suaminya bersama perempuan yang ia sendiri tak tahu siapa.

"Ngak."

"Jangan cemburu, di hatiku itu cuman ada kamu." Eunwoo menarik Jihyo dan membuatnya masuk kedalam dekapan hangat miliknya.

Jihyo tak menolak pelukan hangat suaminya melainkan merasa nyaman.

Jihyo kemudian keluar dari dekapan Eunwoo. "Kenapa?" tanya Eunwoo.

"Woo, aku sayang kamu." Jihyo menatap Eunwoo sembari berucap dengan tulus membuat Eunwoo senang bukan main.

Tanpa aba-aba, ia langsung mencium Jihyo di bibir. Jihyo membalas ciuman tersebut dan lama-kelamaan ciuman mereka lebih dari kecupan yang kini berubah lebih dalam dan disertai nafsu. Entah kenapa nafsu Eunwoo tengah menguasainya, mungkin karena respon Jihyo yang tak menolak.

Tanganya mulai meraba kesana-kemari di dalam baju Jihyo, Jihyo sadar dan berusah mendorong dada bidang Eunwoo karena oksigen dalam paru-parunya sudah menipis.

"Emhh, Woo lepashh." Jihyo masih berusaha mendorong Eunwoo yang kini dikendalikan hawa nafsu.

Eunwoo peka dan melepaskan ciumannya, Jihyo langsung mengambil napas sebanyak-banyaknya.

Tak lupa ia juga memperbaiki bajunya yang kusut akibat ulah Eunwoo.

Jihyo menatap Eunwoo yang kini tengah menatapnya liar seperti singa yang menatap lapar mangsanya.

"Woo, aku mau turun dulu." Sinyal tanda bahaya Jihyo aktif dan berusaha untuk mencari alasan.

Sebelum ia beranjak dari duduknya, Eunwoo sudah lebih dulu menggendong dan menaruhnya di atas kasur king size.

Eunwoo juga menindihnya yang membuat kesempatan Jihyo untuk lepas mustahil melihat pria itu yang terlihat ingin sekali melahapnya hidup-hidup.

"Woo," ucap Jihyo lirih masih mencoba untuk lepas.

"Ngak Hyo, kali ini kamu ngak akan lepas." Eunwoo langsung melancarkan aksinya dengan melepas baju atasan Jihyo yang sialnya sangat susah untuk dibuka.

Sepertinya harapan Jihyo untuk lolos nihil karena melihat situasi yang tidak memungkinkan dirinya untuk lepas dari kungkungan Eunwoo.

Jihyo memejamkan matanya dan merasakan sentuhan Eunwoo.

Baju Jihyo sudah berhasil lepas dan membuat Eunwoo menatap takjub bagian atas tubuh Jihyo yang kini tanpa kain selain bra yang membungkus dadanya.

Jihyo menggerakan kakinya kesana-kemari memberontak tetapi tenaganya tak sepadan. Eunwoo tak tinggal diam dan mulai melancarkan aksinya, pertama dia meremas benda kenyal milik Jihyo dan membuat Jihyo menggigit bibirnya sendiri.

"Woo, aku belum siap." Jihyo meneteskan air matanya yang membuat Eunwoo berhenti dari aktivitasnya.

Eunwoo menatap kebawah di mana Jihyo berada di kungungannya dengan wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca serta basah.

MARRY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang