4

6.9K 521 6
                                    

jam sekolah telah selesai saatnya jeno pulang tetapi ia merasakan ada hal yang aneh.

kemana jaemin? kenapa dia tidak terlihat bisanya dia selalu mengikutinya untuk pulang bersamanya bukan?

ah lupakan saja jeno tidak mempedulikannya toh justru bagus tidak ada yang menganggu.

saat jeno hendak pulang jeno melihat jaemin di sebrang jalan sedang di seret untuk masuk ke mobil, apakah jaemin mau diculik?

jeno berlari dan langsung menghampiri jaemin dengan langkah lebar.

"JENO TOLONG!!" teriak jaemin sambil memberontak karena lengannya di cengkram kuat.

jeno menghampiri jaemin dan menarik tangannya "lepaskan!" ucap jeno datar namun penuh penekanan.

ada seorang pria tinggi yang hampir menculik jaemin.

"siapa kau bocah lepaskan tanganmu atau kau ingin bermain-main denganku!" balas pria tersebut.

"lepaskan!" jeno penuh penekanan.

"jeno sakit.. tolong" rintih jaemin karena lengannya di cengkram kuat oleh pria bertubuh tinggi tersebut.

"kau mau main-main dengan ku hah? dasar bocah tidak tahu apa apa, apa kau tidak tahu jika dia anak yang tidak berguna dia bodoh!" serkas pria yang ada dihadapan jeno.

"apa maksudmu?" tanya jeno.

"dia anakku aku ayahnya kau pikir aku siapa hah? dan kau jangan mencoba untuk melepaskannya!" jelas pria tersebut.

"tidak appa aku tidak ingin pulang.. lepaskan, jeno tolong aku.." jaemin sungguh lelah dengan sikap ayahnya dan ibunya yang selalu menilainya bodoh dan tidak berguna padahal jaemin anak yang giat belajar dan selalu berusaha keras.

"aku tidak ingin pulang ke rumah appa aku lelah, aku lelah karena appa yang selalu menyakiti ku jika mendapatkan nilai yang buruk padahal aku sudah berusaha, aku tidak ingin kau menyakiti ku lagi.." ucap jaemin lirih.

PLAK!

ayah jaemin menampar pipi putih jaemin hingga menimbulkan warna yang kontras dengan kulit putih nya.

jeno yang melihat jaemin ditampar ayahnya sendiri sontak kaget.

BUGH!

bukan— bukan ayah jaemin yang memukul jaemin tetapi jeno yang memukul ayah jaemin.

ayah jaemin langsung tersungkur dan sudut bibirnya sobek sehingga mengeluarkan darah.

"berani sekali kau bocah! siapa kau hah? kau temannya si bodoh ini?!kenapa kau membelah si bodoh ini! kau mau saja berteman dengan anak sialan itu!" ayah jaemin berucap sambil memegangi pipinya yang panas.

tanpa jaemin sadari air matanya jatuh begitu saja jaemin berusaha menggigit bibirnya kuat-kuat agar tidak terisak.

jaemin yang takut langsung berlari di belakang badan jeno sambil menghapus air matanya.

"kau ayah yang tidak berguna!" serkas jeno.

"jangan coba-coba kau mencampuri urusan ku bocah kau tidak tahu apa-apa! dia itu anak yang bodoh tidak bisa dibanggakan hanya bisa menghabiskan uangku saja beda sekali dengan hyung nya dia berbanding terbalik! jaemin anak yang tidak berguna!!" bentak ayah jaemin ia kesal dengan jeno yang ikut campur dalam urusannya.

BUGH!

ayah jaemin memukul wajah jeno hingga jeno tersungkur lalu dengan cepat jeno berdiri dan membalas pukulan ayah jaemin.

BUGH!

BUGH!

"KAU AYAH YANG TIDAK BERGUNA BRENGSEK!!" murka jeno karena ia tak terima dipukul.

pikirnya ayahnya sendiri saja tidak pernah memukulnya lalu dia siapa tiba-tiba memukulnya!.

jeno menarik tangan jaemin lalu meninggalkan ayah jaemin yang masih tersungkur karena pukulan jeno tidak main-main.

"sialan awas saja kau!" umpat ayah jaemin.

 -

jeno masih berjalan entah ia akan mengajak jaemin kemana jaemin yang lelah pun akhirnya membuka suaranya.

"kita mau kemana jeno?" tanya jaemin.

jeno tak menjawab lalu ia sampai di sungai han dan duduk dipinggiran sungai tersebut.

jaemin menghela nafas berat lalu menatap jeno "maafkan aku gara-gara aku kau jadi kenal pukulan" ucap jaemin tertunduk.

"tak apa" jawab jeno santai.

"boleh aku bercerita?" tanya jaemin dengan raut wajah sedih.

"tentu" balas jeno lalu atensinya menatap ke wajah jaemin menuggu jaemin membuka suaranya.

"aku sangat lelah setiap aku pulang aku selalu disambut tidak baik oleh keluargaku mereka selalu mengatai ku yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh orang tua, mereka selalu mengatakan jika aku anak yang bodoh tidak berguna tidak bisa membanggakan  mereka, mereka selalu saja membandingkan ku dengan hyung ku, memang hyung ku lebih pandai dariku tapi setidaknya mereka

tidak mengatakan yang seharusnya tidak pernah dikatakan oleh orang tua ku, dan jika aku tidak mendapatkan nilai yang besar maka aku akan di pukul atau bahkan di usir padahal aku selalu begadang hanya untuk belajar maka dari itu aku tidak berniat pulang karena aku sangat lelah dengan perilaku mereka kepada ku.." jaemin mengatakan semuanya tanpa ia sadari air matanya turun begitu saja di pipi putihnya.

hati jeno terenyuh mendengar kan cerita jaemin jeno beruntung mempunyai ayah dan ibu yang memperlakukannya sangat baik walau jeno tidak bisa memungkiri jika ia sering mengabaikan omongan orang tua nya.

entah angin dari mana jeno tanpa sadar memeluk jaemin membawa nya ke dekapan hangatnya mengelus punggung nya lembut.

jaemin tersentak kaget ketika jeno memeluknya jantung nya berdegup kencang tapi apa boleh buat pikirannya sedang tidak baik jadi ia menyandarkan kepala nya di dada bidang jeno.

"lalu kau tinggal dimana?" tanya jeno, kali ini ia perduli karena ia tau jaemin membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesah nya.

"aku biasanya tinggal dirumah haechan aku tidak memiliki siapa-siapa" jaemin berucap lirih ia menangis mengingat kembali perlakuan keluarganya yang memukuli nya habis-habisan hanya karena nilai nya buruk.

"ada aku menangis lah karena kau juga manusia"

"kali ini aku akan lebih banyak berbicara padamu " ucap jeno sambil mengelus surai jaemin.

mulai sekarang jeno akan lebih banyak berbicara jika bersama jaemin lelaki manis yang selalu mengganggunya tapi tak jeno sangka ternyata jaemin mempunyai masalah dengan keluarganya.

jeno turut prihatin melihat jaemin seperti itu yang jeno kenal jaemin itu periang dan ceria namun ia menyimpan kesedihannya.

jeno membalikkan tubuh jaemin menghadapnya "kau bisa menganggap ku sebagai teman bercerita mu jangan sungkan karena kau orang pertama yang mendengarkan ku berbicara sebanyak ini" jeno mencoba menghibur jaemin agar kembali tersenyum.

"terimakasih hiks..jeno" jaemin kembali memeluk jeno.

"tak masalah" jeno membalas pelukan jaemin.

"kau mau es krim?" tanya jeno agar bisa membalikkan mood jaemin.

jaemin melepaskan pelukannya lalu menatap jeno berbinar.

"MAU!!" jaemin antusias sambil mengusap air matanya.

"baiklah ayo beli jangan menangis lagi" jeno berdiri dari duduknya lalu membawa jaemin membeli es krim.

tbc

tsundere | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang