"lho.... Mama kok—, lah Senja."
Tiara berjalan cepat menghampiri wanita yang kini berdiri di depan pintu dengan seseorang dibelakangnya.
"Kok bisa?" Tanya gadis itu penasaran.
"Ambilin minum dong malah tanya mulu. Kasian tuh tamunya keausan." Bukannya menjawab Dara malah menyuruh anak gadisnya untuk mengambil minuman.
"Bi, Bibi ambilin minum dong.. ada calon mantu nih." Teriakan itu menggema dipenjuru ruangan, membuat kedua orang yang juga disana tercengang. Senja hanya diam dengan wajahnya yang tiba-tiba saja berubah kemerahan.
"Lucu banget, Astagaaaaa....." Tiara segera menghampiri Senja begitu tau jika lelaki itu tersipu, lihatlah wajah dan telinganya yang memerah sangat membuat gadis itu gemas. "Ma, nikahin Tiara sama Senja gih gak kuat aku tuh."
Dara hanya tersenyum mendengar omong kosong putrinya. Apa-apaan anak itu, uang jajan saja masih minta padanya mau sok-sokan menikah, mau dimakanin apa anaknya nanti.
''kamu itu gegayaan banget.'' cibir wanita itu pada anaknya.
''ishh... mama jangan malu-maluin Tiara deh, ada pujaan hati nih didepan mata.''
Dara hanya tersenyum, wanita itu beranjak meninggalkan dua remaja itu diruang tamu. Ia berjalan menuju kamarnya yang kebetulan terletak disamping tangga.
wanita cantik itu merogoh tas dan mengeluarkan benda canggih miliknya dan mengirimkan sebuah pesan untuk sahabatnya.
Sementra itu, Mala yang baru saja selesai menyusun kue diatas meja, melirik ponselnya yang baru saja menyala. Dengan gerakan pelan wanita cantik itu membaca sebuah pesan yang mampu membuat wajahnya memerah.
Dara.
|Senja ada dirumah saya, kalo acaranya udah selesai... mungkin bisa kamu jemput, atau perlu saya yg anter?
"Sialan." Makinya dengan wajah menahan amarah, bahkan tanpa sadar tangan wanita itu kini meremat kuat ponsel ditangannya.
***
"Senja kemana ya.."
Mala menolehkan kepalanya kala mendengar suara anaknya yang kini tengah menuruni tangga dengan wajah bingung. Wanita cantik itu lantas menghampiri dengan senyum diwajahnya.
"Dia pergi tadi pagi, katanya mau main."
"Main?" Kerutan didahi Nala terlihat begitu jelas. Bahkan jari anak itu kini sudah mengotak atik ponselnya guna mencari keberadaan saudaranya.
"Senja main kemana,Bu." Tanya anak itu pada Ibunya yang malah melewatinya tanpa niat menjawab.
"Ibu ihh.. ditanyain kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
SANJANA || Leejeno
Fanfiction"Bukankah lebih baik kalo kamu pergi saja?" "apa yang kamu harapkan dari hidupmu yang tidak berwarna itu?" "aku akan lebih senang jika kamu pergi." " pergilah.... dan jangan pernah kembali."