• Stinky dengan judul Mungkinkah dirilis tahun 1997 di album Stinky.
.
.Kalau ada typo, mohon ditandai ya guys. Thanks!! Yang mau tau lagunya, bisa di play di mulmed yaa!!
.
Happy reading 😘😘
.
.Selama 16 tahun aku hidup, dan setidaknya 11 tahun lebih 3 bulan aku bersekolah, seorang Diana tak pernah sekalipun telat datang ke sekolah. Bagiku, duduk di bangku kelas yang masih sepi sambil membaca novel adalah kenikmatan tersendiri.
Harus kuakui hari ini aku sedikit gusar perihal kesepakatan yang kubuat dengan Boy kemarin. Sedari tadi, mataku selalu tertuju pada ponsel yang kuletakkan tepat di samping novelku yang sedang kubaca.
Masih ada tiga jam sebelum waktu yang kami sepakati habis, dalam hati kurapalkan doa supaya Boy gagal. Aku sungguh berharap si Retro Boy itu gagal dan tidak lagi menggangguku.
Lima belas menit berlalu, satu persatu bangku mulai terisi, dan aku masih asik dengan novelku. Kegusaranku sedikit berkurang karena terlalu tenggelam dalam novel yang sudah mencapai klimaks cerita.
“Good morning, Diana!” sapa El sedikit berteriak. Ia segera menarik kursi di sebelahku dan mendudukinya.
“Pagi,” jawabku seadanya sambil meneliti raut wajah sahabatku yang super ceria hari ini, “kenapa lo senyum-senyum gitu?”
El menatapku dengan mata berbinar lalu ia menyentuh—lebih tepatnya mencekram—tanganku. “Na, gue semalem chatan dong sama kak Damar. Asli, kak Damar baik banget dan nyambung sama gue!”
Apa kalian ingat kak Damar? Ituloh kakak kelas yang jadi pianisnya Arkais band, yang pas pertama kali ketemu sama aku dia ngaku sebagai cowok paling ganteng se SMA 311. Emang sih kak Damar ganteng dan terkenal playboy, tapi kalau kataku mah yang paling ganteng kak Alif.
“Lo beneran suka sama kak Damar?” tanyaku.
El mengangguk antusias. “Yups, gue nggak pernah sesuka ini sama orang yang bukan idol Korea.”
Kudekatkan tubuhku ke arah El dan berbisik, “Lo tau ‘kan, desas-desus kelakuan dia?”
“Kalau dia playboy?” Bukannya ikut berbisik sepertiku, El malah menormalkan suaranya seakan-akan itu adalah hal biasa.
Aku mengangguk pelan, dan sahabatku justru tertawa, membuat alisku mengkerut karena tak mengerti dengan kelakuan El.
“Gue suka sama yang kayak gitu. Adrenalin gue terpacu seketika, rasanya gue pengen banget ngubah dia.” Jawaban El membuat alisku kian mengkerut.
Nih anak emang dari dulu seleranya agak-agak. Dikira sifat manusia itu gampang diubah kaya plastisin.
“Tau ah, awas aja kalau lo nangis-nangis gegara patah hati,” gerutuku yang masih dibalas tawa gadis aneh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retro Boy & His Playlist
Teen FictionDiana adalah gadis introvert yang suka ketenangan dalam hidupnya. Namun sayang, ketenangan itu tak bertahan lama, bahkan bisa dibilang damai di hidup gadis itu telah musnah. Hal itu disebabkan cowok bule di sekolahnya yang menyanyikan lagu Koes Plu...