11. A Little Braver

21 6 0
                                    

● Antara Benci dan Rindu yang dinyanyikan Ratih Purwasih dirilis tahun 1986

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antara Benci dan Rindu yang dinyanyikan Ratih Purwasih dirilis tahun 1986.

.

⚠️⚠️Part kali ini agak panjang. jadi siap-siap ya gengs⚠️⚠️
.
happy reading !!
.
.
.

️⛔️[[[[ POV 3 ]]]]⛔️⛔️

“Diana bisa jadi manager kita!” seru Boy membuat semua orang menatapnya tak percaya, apalagi Diana yang kini matanya hampir keluar karena ide nyeleneh Boy.

Siapa sih, yang butuh manager untuk band sekolah yang bahkan belum genap satu bulan dibentuk?

Walaupun merasa aneh dengan permintaan sang vokalis, ketua Arkais yaitu Damar, tetap ingin mendengar alasan si Retro Boy ini. 

“Gini aja deh, kasih kami alasan kenapa lo pengen banget masukin Diana ke band. Dan kenapa kita harus nerima Diana di sini!”

Kini, semua orang menatap Boy penuh minat. Semuanya ingin tahu apa alasan Boy, terlebih lagi Diana yang penasaran kenapa Boy begitu ngotot memintanya gabung ke Arkais Band. Sedangkan Alif, walaupun memasang wajah masam ditambah dahi mengkerut yang sukses bikin perut Diana melilit, nampaknya juga
menunggu jawaban Boy.

Pemuda dengan mata hazel itu menatap Diana sambil tersenyum. Ingatannya kembali pada masa awal sekolah. Bisa dibilang hari-hari saat ia beradaptasi adalah masa tersulitnya.

Saat semua orang menatapnya dengan tatapan berbeda karena fisiknya, terlebih lagi saat ia menyanyikan lagu-lagu lawas yang tak banyak generasinya tau.

Hari itu, kala Boy tampil di panggung kecil pada penutupan MPLS dengan gitar kesayangannya membawa lagu milik Ebiet G. Ade berjudul Berita kepada Kawan. Hari dimana pertama kalinya julukan si Retro Boy tersemat di cowok bule itu.

Ia masih ingat dengan jelas, wajah-wajah yang kebingungan karena mendengar lagu asing yang dibawakan Boy.

Dari ratusan orang-orang kebingungan itu, ada satu orang yang sejak awal menarik perhatiannya. Orang yang bahkan tersenyum dan bertepuk tangan keras ketika bait pertama dari lagu itu Boy nyanyikan. Jujur saja, gadis yang tak ia ketahui namanya itu memberinya kekuatan untuk tetap percaya diri dan meneruskan lagunya.

“Dulu, saat pertama kali gue bawain lagu lawas di sekolah ini, dia satu-satunya, orang yang tepuk tangan dan ikut nyanyi bareng gue,” ucap Boy masih dengan senyum merekahnya.

Dengan mata yang berbinar Boy terus menceritakan pertemuan pertamanya dengan sosok Diana.

“Jujur aja, awalnya gue takut kalau orang-orang seumuran gue nggak ada yang tau apa yang gue nyanyiin, dan memang banyak nggak tau. Tapi ...,” Boy menolehkan kepalanya dan menatap Diana, “setiap gue nyanyi dan ngeliat Diana, dia selalu ngasih gue feedback yang bikin gue makin berani nyanyiin lagu-lagu lawas.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Retro Boy & His PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang