09. Konsekuensi Sebuah Kebohongan

19 8 7
                                    

INTERMEZZO!!

INTERMEZZO!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Aggun C. Sasmi mengeluarkan album Tua-Tua Keladi di tahun 1990. Lagu utamanya berjudul Tua-Tua Keladi

.
.

Bulan September benar-benar penuh kejutan, hingga membuat kedamaian di masa SMAku gonjang-ganjing. Dari Boy yang berhasil membuat huru-hara karena meneriakkan namaku di atas panggung saat ulang tahun sekolah, sampai—lagi-lagi—Boy yang memintaku bergabung ke bandnya dengan cara-cara yang menurutku lumayan mengganggu.

Tidak lama, UTS dilaksanakan—yang untungnya—membuat huru-hara itu kian mereda. Kini, hampir tak ada yang memanggilku dengan nada lagu Diana milik Koes Plus itu, kecuali si Retro Boy tentu saja. Semoga saja, kedamaian di hidupku benar-benar telah kembali.

Sekitar tujuh hari ulangan dilaksanakan, hingga di akhir bulan pembagian rapot semester satu diadakan, kedamaian itu masih bertahan. Memang sih, si Retro Boy itu masih memintaku menjadi bagian dari bandnya, tapi tidak sesering sebelum UTS.

Ada hari-hari dimana cowok itu kembali menggangguku. Seperti saat ini, saat aku membersihkan kelas bersama teman-teman yang lain karena beberapa jam lagi para orang tua akan datang untuk pembagian rapot, si Retro Boy tiba-tiba datang dan menawarkan gabung ke bandnya lagi.

"Diana ... gabung band gue, yuk!"

Aku diam tak menyahuti cowok itu, aku fokus dengan kegiatan menyapuku. Hari ini aku benar-benar malas berdebat karena memikirkan hasil rapotku.

Boy berdiri di depanku dan menatapku sendu. Sepertinya ini jadi jurus andalan si Retro Boy untuk meluluhkan hatiku. Mungkin di awal-awal memang berhasil, tapi cowok itu terlalu sering menggunakannya hingga aku kini sudah kebal.

"Diana, ayolah! Please," rengeknya.

"Lo kalau ke sini cuma mau minta gue buat jadi anggota band lo, mending nggak usah, deh. Lo buang-buang waktu," ucapku sinis.

"Gue nggak akan nyerah, Na! Lagian gue kesini bukan sekedar ngebujuk lo, tapi mau mengasah kemampuan."

Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapan si Boy, jadi aku kembali diam sementara cowok itu masih berusaha membujukku.

Mungkin karena merasa capek sendiri, Boy mulai diam dan duduk di meja guru—tolong jangan ditiru, nggak sopan. Dengan gitarnya yang entah sejak kapan ia bawa, Boy mulai memetik gitarnya lembut, tapi masih dapat didengar semua orang di kelas.

"Biar bersih-bersihnya tambah semangat, gue nyanyiin sebuah lagu, boleh nggak, guys?!" Tiba-tiba saja Boy berteriak di depan kelas hingga semua teman sekelasku memusatkan atensinya kepada si Boy.

Oh, jadi ini maksudnya mau ngasah kemampuan, dia gunain kelas gue buat latihan. Untung aja suaranya enak, kalau enggak, minimal sapu melayang ke tuh, anak.

Retro Boy & His PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang