6. please, do not go

2.9K 252 12
                                    

"Gua bakal pindah ke Aussie" Renjun melotot kaget.
"Jangan bercanda lix, bercanda lo ngga lucu sumpah"
"Gua ngga bercanda"

Tanpa Renjun sadari ia meneteskan air dari matanya yang indah.

"Udah a' jangan nangis atuhh.. Gua bakal pindah ke Aussie buat bisa jadi hacker. Itukan impian gua" Felix menepuk-nepuk pundak Renjun, berusaha menenangkan pria manis tersebut.

"Kalo lo pindah, g-gua Sama siapa" Renjun menyeka air matanya yang terus mengalir.

"Tenang aja a', kalo gua udah jadi hacker dan lulus, gua bakal balik kesini lagi dan nemenin lo"
"Janji? " Dibalas anggukkan dari Felix.
"Yoii, gua janji"

Mereka lantas berpelukan berusaha menguatkan satu sama lain.

Tak memperdulikan pelanggan yang menatap mereka sedikit aneh dan heran.

Dan ntahlah Renjun sangat berat untuk melepaskan Felix pergi, ia berpikir tanpa Felix dia akan kesepian.

Jujur, Felix sangat berat untuk melepas Renjun walaupun ia janji akan datang lagi ke Korea.

"Dah a' mending kita jalan-jalan liat sunset" Dan dibalas anggukkan oleh Renjun mereka lantas pergi ke kasir untuk membayar, sesuai perkataan Felix, ia yang membayar.

Mereka keluar dan menuju bibir pantai. Mereka bergandengan tangan seakan akan mereka tak ingin Salah satu dari kita pergi.

"A', ntar kalo gua pergi. Jangan sedihnya. Tenang aja gua bakal balik ke sini secepatnya."
"Gua ngga bisa janji" Renjun menunduk menatap ombak dengan sedu.
"Lo sahabat gua, ngga mungkin gua sedih kalo gua ditinggal sama lo".

Felix terkekeh pelan, jujur jika ia di posisi Renjun dia juga bakal sedih.

"Ohh ya lix, kapan lo ke Aussie?" Felix menatap Renjun, menatap Renjun dengan tatapan sedih.
"Seminggu lagi, kita masih bisa bermain bersama walaupun hanya seminggu lagi" Pertahanan Felix runtuh, ia sudah tak sanggup lagi. Ia meneteskan air matanya.

Waktu terus berjalan, tak terasa hari sudah mulai gelap.

"A' pulang yukk, dah malem soalnya"
"Hmm.. Lo bawa mobil? " Felix hanya menggelengkan kepalanya.
"Tadi gua nebeng temen gua yang mau pergi ke pantai itu juga, heheh"
"Dihh ngga modal amat jadi orang, yaudah gua anterin"

Felix kembali terkekeh pelan, sahabatnya ini memang lucu. Namun kenapa ia masih tetap bertahan saat ia tak baik baik saja?
Tapi Felix juga tak ingin Renjun menyerah. Ia akan merasa kehilangan nantinya.

.
.
.

Di dalam mobil mereka bercanda, tertawa tak jelas sambil menikmati jalanan malam.

15 menit kemudian, Renjun telah sampai di rumah Felix.

"Yaudah a' gua masuk dulunya."
"Iya deh sono"
"Dihh ngusir"
"Biarin"
"Yaudah, ti ati di jalan."

Renjun pun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ia sedikit melamun.
Ia memikirkan bagaimana ia bisa bertahan saat sahabatnya akan pergi.

Jujur, Renjun bertahan hanya karna ia memiliki Felix. Teman satu satunya yang Renjun punya.

Cukup lama Renjun memikirkan itu sambil melajukan mobilnya.

20 menit Renjun mengemudi, akhirnya ia sampai di rumah. Ia sedikit menghela nafas dan masuk kedalam rumah

'BUGHH'

Renjun terhuyung ke belakang akibat tinju seseorang.

"YAKKK... BUKANNYA MENJAGA ADIK-ADIK MU, MALAH KELUYURAN DI PANTAI!!!. APAKAH KAU TAK TAU ADIKMU SENDIRI DI RUMAH"

DIARY | Renjun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang