05. Salah lagi?

260 35 5
                                    

Halo everyone I'm back membawa next chapter

Selamat membaca

And enjoy.

{♠♠♠♠♠}


Pagi sudah tiba tetapi Jevano masih terlelap, sayup-sayup ia mendengar suara Marka di depan pintu kamarnya, dengan keadaan tubuh yang masih lemas ia memaksakan untuk berdiri dan keluar dari kamar mandi.

Jevano memegang dadanya yang tiba tiba terasa sakit, meskipun begitu ia tetap berjalan menuju pintu kamar, ia memegang kenop pintu dan saat hendak membuka nya Jevano teringat bahwa pintu tersebut di kunci oleh ayahnya dari luar.

"Jev buka dong pintunya" seru Marka.

Marka tidak mengetahui kalau pintu kamar Jevano terkunci dari luar, yang ia tahu Jevano mengunci pintunya dari dalam.

Dengan sisa tenaga nya Jevano menggedor pintu tersebut, "Bang pintunya di kunci sama ayah" ujar Jevano.

Mendengar suara Jevano, Marka pun segera turun kebawah untuk menghampiri ruang kerja ayahnya, ia berharap ayahnya tidak ada di sana dan ia pun bisa mengambil kunci tanpa sepengetahuan sang ayah.

Marka memelankan langkahnya ketika berada di depan ruang kerja ayahnya, dengan pelan ia membuka pintu dan melongok kedalam apakah ayahnya ada di dalam atau tidak.

Setelah melihat kedalam ia mendapati sang ayah yang sedang tertidur di kursi, dengan perlahan ia menghampiri ayahnya yang sedang tertidur, Marka memperhatikan sekeliling nya dan....

Tatapan nya mengarah pada sebuah kunci yang berada di saku celana ayahnya.

Perlahan lahan ia mendekati ayahnya dan berusaha untuk mengambil kunci tanpa membangunkan ayahnya.

Sedikit demi sedikit kunci tersebut sudah ada di genggaman Marka, dengan cepat ia mengambil kunci tersebut lalu ia keluar dari ruangan tersebut sebelum sang ayah terbangun karena dirinya.

Setelah mendapatkan kunci, Marka langsung bergegas ke kamar Jevano.

Marka sudah sampai di depan kamar Jevano ia pun segera membuka pintu.

Dengan cepat Marka menghampiri Jevano lalu ia membantu Jevano untuk berdiri.

"Kamu ga apa apa?" Tanya Marka.

Jevano hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu ga usah sekolah dulu ya jev hari ini?" Ucap Marka.

Jevano menggelengkan kepalanya,"Jevano harus sekolah bang, kalau Jevano ga sekolah nanti ayah tambah marah sama Jevano".

"Nanti Abang yang izin ke ayah kamu ga sekolah dulu hari ini".

Jevano tetap menolak dan ia tetap bersikeras untuk berangkat ke sekolah dan Marka pun hanya bisa mengikuti kemauan Jevano.

Lalu Marka pun menyiapkan seragam Jevano seperti biasa.

"Kalau udah selesai Abang tunggu di bawah ya Jev" ucap Marka.

Jevano hanya mengangguk sebagai jawaban dan setelah itu ia berjalan ke dalam kamar mandi.

Marka keluar dari kamar Jevano dan turun kebawah, saat ia menuruni tangga Marka melihat sang ayah yang sedang menerima telpon dari seseorang dengan nada bicara yang tinggi, sepertinya sedang terjadi masalah.

Marka menghampiri Jaendra yang sedang duduk di sofa. Setelah menerima telpon tadi raut wajah nya kini terlihat kesal, sepertinya sedang terjadi permasalahan yang besar.

Dengan sedikit ketakutan Marka bertanya, "Ayah, apa ada masalah?"

"Ya" jawab Jaendra.

Mendengar jawaban sang ayah Marka pun mengerti ayahnya sedang tidak ingin di ganggu saat ini.

[Jevano Dan Impiannya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang