05. Berharga

1.6K 416 70
                                    

Komen di salah satu paragraf favorit kalian.

Tembusin 40 komen, masa 40 aja ngk bisa tembus. Komen apa aja asal jangan komen next ❤️💛💚

“Bersamamu adalah saat yang paling berharga.”

-Brandon Geovano Alatas

~~~

Hari masih pagi tapi Brandon sudah siap dengan seragam sekolahnya dan berada di depan gerbang rumah Aylin, lelaki itu duduk di atas motor dan begitu sabar menunggu Aylin keluar dari rumah.

Gerbang rumah Aylin terbuka, gadis itu keluar dengan sepeda warna pink miliknya, Aylin belum bisa menaiki motor dia lebih suka naik sepeda.

"Ngapain?" Aylin menuntun sepedanya dan berhenti di samping Brandon.

"Ketemu lo lah." Brandon tersenyum lebar.

"Nggak jelas banget, pagi-pagi ya ke sekolah. Ngapain ke rumah aku segala?" Aylin memang sangat tidak peka.

"Loh berangkat bareng kita, biar sehati kemana-mana berdua ... Eaaak." Brandon tertawa tidak jelas.

"Orang aku naik sepeda kamu naik motor, mending berangkat sendiri-sendiri." Aylin selalu tidak ada manis-manisnya saat berbicara dengan Brandon.

"Berangkat bareng, lo di depan gue ikutin dari belakang," ucap Brandon.

"Nggak usah, ribet!" balas Aylin.

Brandon berdecak pelan. "Pagi-pagi udah ngegas aja, kurang baik apa gue? Gue udah nungguin lo, mau jagain lo dari belakang. Gue itu calon suami yang baik buat lo."

Brandon menyisir rambutnya ke belakang menggunakan sela-sela jarinya membuat aura ketampanan nya langsung terpancar, di tambah lagi satu kancing atas yang terbuka dan lengan baju yang sedikit di lipat.

Baju yang di keluarkan dan juga tidak memakai dasi, benar-benar bad boy yang sesungguhnya. Brandon tersenyum lebar membuat lelaki itu tampak manis, Aylin justru malah merasa geli.

"Mau jadi suami aku?" Aylin berusaha memastikan ucapan Brandon.

"Mau banget." Brandon mengangguk dengan semangat.

"Mau pakek cara apa nikahnya? Orang kita aja beda." Jujur saja Aylin tidak pernah menganggap serius ucapan Brandon.

Aylin sedikit tidak habis pikir, hari masih pagi tapi Brandon sudah berbicara tidak jelas. Mana bisa Islam dan Katolik bersatu, beda iman tidak akan pernah bisa membuat orang bersama.

'Iya ya, kita kan beda ... Nyesek amat.' Brandon benar-benar terkena mental.

"Gimana caranya biar kita sama?" Brandon tampak serius.

Aylin mengangkat bahunya acuh. "Mana aku tahu."

"Lo nggak ada keinginan buat punya suami kayak gue?" Brandon bingung, di saat para gadis menyukainya mengapa Aylin tidak.

Aylin tampak berpikir. "Nggak, kamu ngeselin. Aku suka orang yang nyenengin bukan nyebelin."

"Berarti kalau gue nyenengin lo ada niatan suka sama gue?" tanya Brandon.

"Nggak juga," balas Aylin.

"Katanya suka sama cowok yang nyenengin, gimana sih Ay?" Brandon mulai kesal.

"Aku nggak bisa suka sama kamu, percuma aja sehati kalau nggak seiman, kita beda Brandon." Aylin hanya mengucapkan kenyataan yang ada.

Brandon menghela nafas panjang, lagi-lagi yang di bahas adalah perbedaan. Susah memang, dinding mereka terlalu besar untuk di robohkan. Jika seperti ini lama-lama Brandon bisa terkena tekanan mental.

Sehati namun tak seimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang