34. Terdesak keadaan

943 287 32
                                    

“Kunci sebuah kebahagiaan adalah mensyukuri apa yang kita miliki.”

- Aylin Alwa Nadhira

~~~

Brandon tidak bertengkar dengan Rizky, seperti saat ini mereka terlihat akur dan berjalan bersama seperti biasanya. Rizky dan Brandon berjalan beriringan bersama dengan Agam, tidak seperti Jojo yang berjalan di belakang sendiri seperti pengawal jadi-jadian.

"Sini Jo, jalan barengan sama kita." Brandon sedikit menoleh ke belakang.

"Iya, ngapain lo di belakang. Nungguin kentutnya Brandon?" Rizky mulai tertular virus julit Jojo.

Jojo melipat kedua tangannya di depan dada sambil memalingkan wajah, Jojo sudah seperti perawan yang sedang merajuk saja.

"Ogah, gue nggak mau jalan barengan sama orang-orang sakit jiwa. Suka kok sama tuh cewek." Yang dimaksud Jojo adalah Aylin, lelaki itu masih saja sewot.

Agam berhenti dan menghadap ke belakang. "Gue juga?"

"Iya, lo juga lah. Ada kemungkinan lo ngikut jejaknya mereka berdua." Jojo menunjuk Brandon dan Rizky yang kini juga ikut berhenti.

"Dan ada kemungkinan lo juga bakal cinta mati sama dia." Agam menatap datar Jojo.

"Cuih, cuih, cuih, apa kata dunia kalau gue suka sama dia? Amit-amit!" Jojo menggeleng cepat.

Ucapan Agam benar-benar membuat Jojo seperti cacing kepanasan, seorang Jojo cinta mati pada Aylin. Yang benar saja? Lebih baik Jojo gantung diri di pohon bayam daripada harus mencintai Aylin, itu sangat tidak mungkin.

Mencintai Aylin tidak akan pernah ada di kamus Jojo, biarkan saja Brandon dan Rizky menyukai Aylin. Dua orang itu memang sakit jiwa sampai-sampai menyukai gadis seperti Aylin, itulah yang dipikirkan Jojo.

"Lo kenapa sih sensi banget sama Aylin?" Brandon tertawa pelan, tidak habis pikir dengan Jojo.

"Perlu gue jawab?!" Jojo masih saja tidak bisa santai.

"Sabar kek, ngegas mulu lo." Rizky bahkan juga ikutan tertawa.

"Makan cabe mulu, jodohnya dia cabe-cabean." Ucapan Agam langsung membuat Jojo melotot.

Rizky memegangi perutnya, ia sudah lelah tertawa. "Hadeh, punya temen gini amat."

Tidak ada yang bisa membayangkan jika Jojo mempunyai istri cabe-cabean, mulut Jojo sudah pedas seperti cabai ditambah lagi punya istri cabe-cabean pula. Bisa-bisa rumah yang mereka tinggali akan tertekan.

"Denger, Aylin itu baik. Dia nggak sejahat yang lo kira." Namanya saja Brandon, dia tidak pernah bosan membela Aylin.

"Baik apa, entar disakitin lo nya nangees,'' sinis Jojo.

"Jo serius, emak lo dulu ngidam apa sampek-sampek lo kaya gini?" Rizky benar-benar penasaran.

"Nelen paku." Bukan Jojo yang menjawab tapi Agam.

"Ngabrut ...." Rizky sampai lemas karena tertawa.

"Enak aja, emak gue nggak nggak ngidam nelen paku."

"Ya terus ngidam apa?" tanya Brandon.

"Luluran cabe," balas Jojo.

Brandon mengurut pelipisnya, ia menggeleng pelan lalu berbalik badan dan memilih pergi. Lebih baik Brandon ke parkiran daripada sakit jiwa karena terus-terusan tertawa. Rizky dan Agam juga ikut pergi meninggalkan Jojo.

Jojo menyusul ketiga sahabat biadabnya itu, lelaki itu masih tidak mau berjalan beriringan dengan ketiga sahabatnya dan memilih berjalan di belakang. Jojo tiba-tiba mengingat nama Audrey, tumben sekali Audrey tidak bersama dengan Brandon.

Sehati namun tak seimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang