43. Terhalang

988 299 80
                                    

Ayo tembusin 100 komen, biar cepet up. Biar ceritanya cepet selesai.

○○○

“Halangan adalah ujian dari Tuhan untuk kita, karena meraih kebahagiaan memang tidaklah mudah.”

-Aylin Alwa Nadhira

~~~

Hubungan Aylin dan Rafa kembali membaik, mereka mengobrol layaknya seorang teman. Aylin sudah memaafkan kesalahan Rafa, ia sadar jika setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan itu memang hal yang wajar.

"Lo deket banget ya sama Brandon? Dia cocok banget sama lo." Rafa berkata jujur.

"Sejak kecil kita selalu bareng." Mengingat Brandon membuat Aylin tersenyum. "Dia itu nyebelin, tapi kalau perhatian ... dia jagonya."

"Kelihatan." Rafa terkekeh. "Dia sayang banget sama lo."

"Brandon sering jailin aku sampek nangis, tapi ujung-ujungnya dia juga yang bikin aku berhenti nangis."

"Aneh." Rafa merasa lucu dengan cerita Aylin.

"Iya aneh banget, nggak jelas orangnya."

"Tapi lo suka sama dia," sahut Rafa membuat Aylin bungkam.

Dulu Aylin sangat suka marah-marah pada Brandon, tapi lelaki itu samasekali tidak pernah masalah dengan hal itu. Aylin selalu merasa bersalah setelah selesai memarahi Brandon, sebenarnya Aylin tidak mau memarahi Brandon.

Sebelumnya Aylin selalu menyangkal jika dirinya menyukai Brandon, dan cara menghilangkan perasaan itu adalah dengan cara tidak menyukai keberadaan Brandon. Tapi ternyata hal itu salah dan malah menyakiti Brandon.

"Dia ngeselin, ada aja hal yang dia lakuin biar aku kesel."

"Lo tahu kenapa dia selalu bikin lo kesel?" Rafa terlihat serius.

Aylin terdiam sejenak kemudian menggeleng.

"Itu cara dia biar bisa lebih deket sama lo." Sejauh ini itulah yang bisa Rafa tangkap dari sikap Brandon.

Aylin baru tahu. "Masa?"

Rafa mengangguk. "Coba kalau dia orangnya serius terus, lo pasti bakal bosen. Dan berantem, itu bikin hubungan lo sama dia makin kuat."

"Tapi kamu tahu kan Rafa? Aku sama dia beda."

"Apa lo rela pindah ke agama dia?"

Aylin menggeleng cepat, tentu dirinya tidak akan mau. Aylin masih bisa berpikir jernih, ia tidak mau mengorbankan agama hanya karena sebuah cinta. Aylin juga tidak ingin Ajwa dan Altair kecewa karena dirinya.

"Aku takut sama Allah, nggak mungkin aku ngehianatin Tuhan yang udah nyiptain aku. Itu namanya aku nggak tahu diri."

Rafa tersenyum. "Bagus, pertahanin agama lo. Kalau Brandon emang jodoh lo dia bakal jadi milik lo, dan pastinya lo nggak akan ngorbanin agama lo."

Brandon bersembunyi dibalik dinding, ia sudah kehilangan mamanya dan hanya memiliki Aylin. Apa Tuhan juga ingin membuat Aylin jauh darinya?

'Gue harus apa Ay biar kita nggak beda?' batin Brandon.

***

"Brandon, hari ini aku nggak bisa jalan-jalan sama kamu. Aku mau ngerjain pr matematika."

Brandon sedang mengeluarkan sepeda milik Aylin yang terapit oleh beberapa sepeda, bukan Brandon jika tidak selalu perhatian.

"Banyak?" Brandon menyerahkan sepeda Aylin setelah berhasil mengeluarkan sepeda itu.

Aylin memegangi setir sepedanya dan mengangguk. "Banget."

Sehati namun tak seimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang